Cerita Fiksi Tentang Juli Teman Imajinasi Novi (Bagian 6) / Fiction About July, Novi's Imaginary Friend (Part 6)

in #indonesia6 years ago (edited)

Cerita sebelumnya bisa dibaca di sini :

The previous story can be read here :

Cerita Juli, Teman Imajinasi Novi Bagian 1

Cerita Juli, Teman Imajinasi Novi Bagian 2

Cerita Juli, Teman Imajinasi Novi Bagian 3

Cerita Juli, Teman Imajinasi Novi Bagian 4

Cerita Juli, Teman Imajinasi Novi Bagian 5

IMG_20180920_164935.png
Source Image
Keesokan harinya setelah Novi selesai sholat Shubuh dan sarapan, Novi bersiap-siap hendak ke rumah Juli. Kebetulan kedua orang tua Novi baru saja berangkat mudik ke kampung halaman di daerah Jombang, propinsi Jawa Timur karena nenek Novi, ibu dari ayahnya Novi sedang sakit keras, Novi sebenarnya ingin ikut tetapi apa boleh buat ongkosnya tidak mencukupi, Novi pun disuruh kedua orang tuanya untuk menjaga rumah. Kedua orang tua Novi mudik dengan menggunakan jasa bus antar kota antar propinsi yang letaknya lumayan jauh dari rumah. Novi hanya mengantarkan orang tuanya sampai ke pangkalan ojek. Setelah berpamitan Novi segera berjalan kaki menyusuri kebun, sungai dan jembatan menuju rumah Juli. Sekitar setengah jam perjalanan sampailah Novi menuju rumah Juli.

The next day after Novi finished her midnight prayer and breakfast, Novi prepared to go home in July. Coincidentally, Novi's parents had just left for their hometown in Jombang, East Java province because Novi's grandmother, mother of his father Novi was seriously ill, Novi actually wanted to come but what can we do about to make the costs insufficient, Novi told her parents to take care of the house. Both Novi parents go home using inter-city bus services between provinces which are located quite far from home. Novi only drove her parents to the motorcycle taxi base. After Novi said goodbye, immediately walked along the gardens, rivers and bridges to the house of July. About half an hour, Novi arrived at the house in July.

IMG_20180920_170820.png
Source Image
Tidak sabar Novi segera mengucapkan salam sambil mengetuk pintu rumah Juli. Banyak pertanyaan di kepala Novi yang ingin ditanyakan pada Juli. Berkali-kali pintu diketuk, tetap tidak ada jawaban. Sampai seorang tetangga Juli menegur Novi sedang mencari siapa dan mengatakan rumah itu sudah kosong dan tidak berpenghuni selama bertahun-tahun.

Can't wait for Novi to say hello while knocking on the door of July's house. Many questions in Novi's head were asked in July. Many times the door is knocked, there is still no answer. Until a neighbor in July reprimands Novi looking for who and says the house is empty and uninhabited for years.

Novi sangat kaget! Rasanya baru kemarin Novi berkunjung ke rumah Juli dan bermain di dalam rumahnya seharian, mengobrol, makan mie instan bareng, cuci piring bareng dan membersihkan rumah Juli bersama-sama. Hanya tiga hal yang membuat Novi merasa aneh di dalam rumah Juli, lampu semprong yang menggunakan minyak tanah, sumur tua dengan ember kayu dan kalender lama yang sudah berdebu dan tidak terlihat tulisan tahun pada kalender tersebut karena sudah luntur termakan usia.

Novi is very shocked! It seems that just yesterday Novi visited the house in July and played in her house all day, chatting, eating instant noodles together, washing dishes together and cleaning the house July together. Only three things made Novi feel strange inside the July house, the semprong lamp used kerosene, an old well with a wooden bucket and an old calendar that was dusty and there was no yearly writing on the calendar because it was worn down by age.

Novi masih tidak percaya dengan omongan tetangga Juli, Novi pun mampir ke warung yang letaknya tidak jauh dari rumah Juli dan bertanya apakah kemarin Juli membeli gas isi ulang, membeli biskuit, susu, mie dan telur di warung ? Pemilik warung menjawab dengan nada heran dan mengatakan tidak kenal dengan Juli karena pemilik warung tersebut baru saja pindah dari Jakarta sekitar sebulan yang lalu sehingga dia tidak mengenal Juli. Pemilik warung tersebut juga tidak menjual gas isi ulang dan baru saja berbelanja untuk mengisi warungnya yang menjual kebutuhan sehari-hari.

Novi still did not believe the neighbors' comments in July, Novi stopped by a stall not far from the house in July and asked if she had bought refill gas yesterday, bought biscuits, milk, noodles and eggs in a stall? The stall owner answered in a surprised tone and said he did not know July because the shopkeeper had just moved from Jakarta about a month ago so he did not know July. The shop owner also does not sell refill gas and has just been shopping to fill the stalls that sell daily necessities.

IMG_20180920_172218.png
Source Image
Novi masih tidak percaya, dia segera menuju musholla yang letaknya di belakang rumah Juli. Dia temui merbot (penjaga) musholla untuk memastikan apakah kemarin Juli sholat berjamaah di musholla tersebut. Merbot musholla hanya terheran-heran karena dia tidak mengenal Juli. Merbot musholla tersebut juga baru saja pulang dari pesantren di Bogor dan disuruh pak RT (Rukun Tetangga) untuk menjadi merbot musholla bertanggung jawab atas keamanan dan kebersihan musholla. Rumah yang ditanyakan oleh Novi pun, merbot musholla itu hanya mengatakan tidak tahu dan sudah tidak berpenghuni selama bertahun-tahun.

Novi still did not believe her, she immediately went to the musholla which was located behind the house July. She met merbot (guard) of the little mosque to ascertain whether July prayers in congregation in the little mosque yesterday. Merbot (guard) little mosque was only surprised because he didn't know about July. Merbot (guard) of the little mosque had just returned from a pesantren (religion school) in Bogor and was told by Mr. Village Head to become a merbot (guard) little mosque was responsible for the safety and cleanliness of the little mosque. The house asked by Novi, merbot (guard) of the little mosque only said it did not know and had been uninhabited for years.

Novi masih belum percaya begitu saja dengan jawaban merbot musholla tersebut. Novi segera menuju rumah pak RT di dekat rumah Juli. Setelah bertanya kepada merbot musholla tersebut, Novi pun segera menuju rumah pak RT. Sesampainya di rumah pak RT, Novi dipersilahkan masuk dan pak RT menanyakan maksud kedatangan Novi. Tanpa basa-basi lagi Novi langsung menanyakan keberadaan Juli. Jawaban yang sama diterima Novi, pak RT juga tidak mengenal sosok Juli yang dia tahu rumah itu sudah kosong dan tidak terawat selama bertahun-tahun. Pemilik rumah tersebut sudah meninggal puluhan tahun yang lalu karena sakit, anaknya yang sudah menikah bercerai dan tinggal di luar kota entah di mana tepatnya karena hanya sedikit informasi yang diketahui pak RT dari orang tuanya yang sudah meninggal seminggu yang lalu. Cucu pertama dari pemilik rumah tersebut kabarnya ada yang mondok di pesantren di daerah Jawa Timur (pasti Juli, duga Novi dalam hati), ada yang sudah menikah dan ada yang masih sekolah dan ikut salah satu orang tuanya yang sudah bercerai. Hanya itu informasi yang didapat Novi dari pak RT. Ketika pak RT menanyakan ada hubungan apa dengan keluarga Juli, Novi berbohong bahwa dia adalah teman sekolah Juli waktu SD (Sekolah Dasar) kebetulan waktu itu Juli pernah bercerita bahwa Juli sekolah di daerah Cijeruk, Bogor propinsi Jawa Barat. Setelah mengucapkan terima kasih, Novi segera pamit pulang.

Novi still didn't believe it with the answer to merbot musholla. Novi immediately went to the Village Head's house near Juli's house. After asking Merbot (guard) little mosque, Novi immediately went to the house of the Village Head. Arriving at the Village Head's house, Novi was invited to enter and the Village Head asked about the intention of Novi's arrival. Without further ado Novi immediately asked for the existence of July. The same answer was received by Novi, Mr. Village Head also did not know the figure of July he knew that the house had been empty and not maintained for years. The homeowner had died decades ago because of illness, his married son divorced and lived outside the city somewhere exactly because only a little information was known by the Village Head from his parents who had died a week ago. The first grandchild of the owner of the house reportedly had lodged at a religion school in East Java (it must have been July, Novi thought to himself), some were married and some were still in school and joined one of their parents who had been divorced. Only that information obtained by Novi from the Village Head. When the Village Head asked about the relationship with the family in July, Novi lied that she was a schoolmate in July when she was in elementary school, but at that time in July she told him that July school was in Cijeruk, Bogor, West Java. After saying thank you, Novi immediately left home.

Sambil berjalan lunglai menuju pulang ke rumahnya, perasaan Novi campur aduk. Kepalanya dipenuhi banyak pertanyaan-pertanyaan tentang Juli. Novi benar-benar bingung, siapakah sosok Juli sebenarnya? Kenapa Juli tidak dikenal oleh para tetangganya? Kenapa rumah Juli kosong tak berpenghuni selama bertahun-tahun? Apakah Juli datang jauh-jauh dari pesantren hanya untuk bertemu dan berteman dengan Novi? Apakah Juli sudah kembali pulang ke pesantren? Benarkah omongan Juli dalam mimpinya yang mengatakan bahwa Novi tidak bisa memiliki Juli seutuhnya karena Juli adalah jiwa suci yang tidak memiliki raga? Novi bingung dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat terjawab oleh dirinya sendiri. Hampir saja Novi jatuh tersandung batu di kakinya karena sibuk memikirkan keanehan-keanehan pada Juli.

While walking slowly toward his home, Novi's feelings were mixed. His head was filled with questions about July. Novi is really confused, who is the real figure of Juli? Why is Juli not known by its neighbors? Why was the July house empty uninhabited for years? Did July come all the way from the pesantren just to meet and be friends with Novi? Has July returned to the pesantren? Is it true that July's speech in his dream that said that Novi could not have a whole July because July is a holy soul that does not have a body? Novi is confused by questions that cannot be answered by herself. Novi almost tripped over a stone in her leg because she was busy thinking about the oddities in July.

IMG_20180920_171355.png
Source Image
Sampailah Novi di rumahnya, segera Novi mencuci kaki dan masuk ke kamarnya. Novi berbaring di atas tempat tidurnya. Tak lama kemudian Novi duduk di sudut kamarnya. Pikiran Novi masih saja memikirkan Juli. Suara adzan Zhuhur membuyarkan lamunan Novi. Segera Novi bangkit untuk berwudhu dan sholat Zhuhur. Lagi-lagi sholat Novi tidak fokus, pikiran tentang Juli terus menghantuinya. Selesai sholat, Novi menikmati makan siangnya tanpa semangat. Sambil makan, Novi teringat dengan pesan Juli pada surat yang ditulisnya waktu itu.

Novi arrived at her house, Novi immediately washed her feet and entered her room. Novi lay on her bed. Soon after, Novi sat in the corner of her room. Novi's mind was still thinking about July. The voice of the call to prayer exclaimed Novi's reverie. Novi immediately rose to perform ablution and noon prayers. Again Novi's prayer was out of focus, thoughts about July continued to haunt her. After the prayer, Novi enjoyed her lunch without enthusiasm. While eating, Novi remembered the July message on the letter she wrote at that time.

Novi akan mencoba mengikuti pesan Juli untuk merendam satu kuntum bunga melati dalam segelas air bersih. Novi berharap bisa bertemu dengan Juli di dalam mimpinya nanti malam.

Novi will try to follow the July message to soak one jasmine flower in a glass of clean water. Novi hopes to meet Juli in her dreams tonight.

(Bersambung..)

(Continued..)