Kopi, Hati dan Hal Yang Tidak Terduga #Part 5

in #fiction6 years ago (edited)

Tepat pukul 10. 00 Wib, Setelah mandi pagi dan gosok gigi, aku berangkat ke kantin seputar kampus. Ku pacu sepeda motor ku pelan. Kami ingin minum kopi bareng di salah satu buka kafe milik pamannya. Tiba di depan kantin Rinai keluar dengan dandanan santai, biasa seperti hari-hari besar ke kampus. Namun tetap saja pesonanya Selalu bertambah jika aku berjumpa dengannya.


Kami pun berangkat menuju kafe yang terletak sakitar dua kilometer dari kampus. Sesaat kemudian kami tiba di sana. Pemandangan yang sangat ramai, seolah membuatku malu berjalan bergandeng dengan nya. Apa lagi yang kami sempat menjumpai paman nya yang merupakan pemilik kafe. Meski raut muka ku tampak sedikit tampan, Setelan kemeja ku yang lumayan oke. Masih ada rasa malu lain yang melanda jiwa. Seperti biasa aku kurang suka di tempat yang ramai, apalagi sedang berjalan dengan rinai. Rasa grogi itu perlahan ku coba hilangkan. Aku tidak ingin melihat rinai malu di depan banyak orang karena berjalan dengan seorang pemuda yang penakut.

Mencintai seseorang bukan hanya saling menyukai diantara keduanya, tetapi bagaimana kemudian kita masuk ke dunia nya dan dia mampu menerima dunia kita. Karena pada beberapa kesempatan orang-orang tidak dapat menerima keadaaan, meski pada sisi lain ia mencintai sepenuh hati. Seperti misalnya kamu adalah seorang pengelana yang suka bepergian ke berbagai tempat, namun pasangan mu adalah seorang yang suka nya berdiam diri di rumah, membaca di kamar saat rintik hujan turun membasahi jendela adalah kesenangan nya. Ataupun Menonton drama korea yang ujung-ujung nya berlinang air mata. Dari sisi fiancial kalian adalah dua orang yang berbeda. Apalagi dari sisi kebiasaan lainnya.

Setelah minum kopi dan mengunyah beberapa roti di kafe, kami pun keluar. Setelah pamit ke pamannya dan salam sapa, kami berjalan di lorong tengah antara ratusan orang-orang. Rinai ingin aku menemaninya membelikan sepatu. Kami pun setuju dan berangkat. Setiba di toko, Pemilik toko menyapa rinai dengan candaan yang akrap, lihat percakapan yang berlangsung di antara kedua nya seperti menjelaskan bahwa ini adalah toko langganan rinai, Ia pun memilih sepatu, dan pemilik mengambi yang lain lagi dan lagi. Aku berdiri sekitar dua puluh meter dari mereka, di depan muka toko sambil menghisap sebatang rokok. Meski sebelumnya aku tidak tahu apakah rinai menyukai laki-laki perokok atau tidak. Ah terserah, dalam hatiku. Jika ia suka kepada ku, ia akan selalu menerima baik buruk ku. Aku tidak perlu berbohong akan hal sekecil itu. Aku jujur ​​dan aku akan jujur, Menjadi diri sendiri yang tidak mampu di rusak oleh mapapun, termasuk oleh cinta. Jika pada beberapa orang mereka rela mengubah sikap, kelakuan, dan kebiasaannya hanya karena cinta, itu hal yang bodoh bagiku. Kenapa susah nya merubah diri sementara setelah pasangan mu mengetahui kebenarannya mereka akan membenci, dan ujung-ujung nya tentu berujung membenci.


Orang-orang sering terlena perihal cinta, Ketika cinta merasuk ke tubuh mereka dan menjalar di dalam nya. Dunia saat itu tidak ada yang lain, yang hanya ada cinta. Inilah yang orang - orang sebut cinta itu buta. Buta akan arah langkah, Buta akan mata hati dan buta akan pola pikir. Orang yang di rasuki cinta akan sulit berpikir jernih, sebelum mereka menemukan cinta yang di inginkan nya. Meskipun demikian saya bukan tipe seperti itu. Karna bagiku menyukai adalah kebutuhan yang tidak akan mengubah kebiasaan. Menyayangi tanpa harus merusak hobi, memiliki tanpa harus menyilang arti.

Setelang berkeliling kota kecil sabil ketawa ketiwi, aku mengantarkannya pulang. Ia tak henti bercerita di belakang ku. Sesaat kemudian kami tiba di depan sebuah pagar rumah yang panjangnya sekitar 50 meter. Dari balik pagar berdiri satu bangunan bercat jingga dan campur warna hijau. Ya,,, Ini adalah Rumah nya. Tanpa ku tebak sebelumnya, Gadis yang setiap hari nya tampil sederhana ternyata putri salah satu pengusaha kelas atas di kota kami. Gadis yang tiap hari ke kampus menggunakan sepeda motor matic ternyata punya segudang mobil mewah di rumah nya. Selalu saja hidup memang tidak bisa di tebak.
Aku pun pamit untuk pulang.


Jalanan kota hari ini terlihat padat, wajar saja karena saat begini adalah waktu orang-orang pulang bekerja. Aku saja yang masih pengangguran yang masih berkutat dengan keperluan kampus. Tetapi Aku optimis tahun ini harus segera wisuda. Dan Kemudian bekerja layak orang-orang. Meski tidak bekerja kantoran sih, karena aku tidak suka hal yang mengikat. Bekerja di tempat yang tidak kamu sukai hanya akan membuat ekonomimu membaik tetapi tidak menyenangkan mu.

Sesaat kemudian aku tiba di rumah. Rumah sederhana ini masih saja membahagiakan ku. Rumah yang sampai kapan pun akan selalu menenangkan ku. Bagiku rumah adalah kepulangan atas setiap perjalanan yang ku lalui. Atas penjalanan panjang dan singkat ku. aku akan kembali.


Posted from my blog with SteemPress : https://samsolrizal.000webhostapp.com/2018/08/kopi-hati-dan-hal-yang-tidak-terduga

Sort:  

Congratulations @samsolrizal! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

You can upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!