Siksa atau pahala/Torment or reward

in Freewriters3 years ago

People always remember dying.
Short story.

"Hari yang tidak bersahabat.
Awan mendung menghalangi mentari pagi yang indah menyinari.

Sosok dua orang terlihat sedang berjalan menghampiri pemakaman.

IMG_20210511_113128.jpg source.

Mereka adalah seorang ibu dan anak. Mereka hendak mengunjungi salah satu makam.

"Bu, ayah tidur di sebelah mana.? Terdengar anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya. Dia masih kecil dan begitu polosnya. Mungkin umurnya sekitar empat sampai lima tahun.

"Sebentar lagi sampai. Kenapa nak?. Apa mau mamah gendong?". Ibunya menjawab sambil menawarkan diri untuk menggendong. Dia tidak ingin anaknya yang masih kecil merasa cape. Ibunya takut kalau anaknya sakit.

"Aku tidak cape. Aku tidak mau digendong " Mah", aku mau bilang ke ayah kalau aku sudah besar, sudah bisa bermain mobil-mobilan dan sudah bisa naik sepeda.

"Si anak berkata dengan yakinnya. Anak meyakinkan ibunya. Dia ingin menunjukan kepada ibunya kalau dia pantas dibanggakan.

"Nak ini Makam ayah. Sampai juga ke tempat makam". Sang ibu memberitahu kepada anaknya . Mereka telah sampai ke tempat tujuan yang cukup melelahkan.

"Begitu sampai dan melihat batu nisan ayahnya, anaknya menaburkan bunga di sana. "Yah, aku datang sama mamah. Ayah bangun ! Jangan bobo terus"!. Mendengar anaknya berucap, malah Ibunya tidak mampu berkata-kata.

Dia mengingat seorang laki-laki yang selalu peduli dan perhatian pada anaknya. Lelaki yang dia cintai. Lelaki yang mencintai dan menyayanginya. Lelaki yang menikahinya lima tahun yang lalu.

"Nak,doakan ayah ya sayang. Agar ayah masuk surga. Agar ayah terbebas dari siksa kubur". Ibunya menyuruh anaknya berdoa untuk suaminya tercinta.

"Ma, ayah waktu meninggal umur dua puluh enam tahun ya mah". Ibunya cuma mengangguk sambil tersenyum dan memandang nama yang tertulis di batu nisan.

"Berarti ayah sudah bobo di sini lima tahun ya mah" kembali anak kecil berkata-kata kepada ibunya yang kelihatan mulai meneteskan air mata tanda sedih.

"Si anak mengalihkan wajahnya, memandang ke arah yang berbeda, ke arah kuburan lain. Di samping kuburan ayahnya terdapat sebuah kuburan yang terlihat sudah tua.

Itu yang sebelah ayah sudah lama meninggal ya mah?, dia menunjuk nisan di samping kubur ayahnya. Ibunya mengangguk tanda mengiyakan. Ibunya terus mengangkat tangan kanannya. Dia lantas mengelus kepala anaknya.

"Memangnya ada apa nak?" Ibunya menatap wajah anaknya. "Mamah semalam bilang, kalau kita mati, lalu dikubur dan banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka", kata si anak kepada ibunya "Betul kan mah"?.

"Ibunya mencoba untuk senyum, tetapi sepintas terlihat keningnya berkerut, seakan cemas". Betul nak, sekarang kamu pintar" jawab ibunya.

Sepulangnya dari kuburan suaminya, dia tampak gundah. Dia terbangun saat tengah malam. Dia coba untuk shalat malam sebagai ibadah tambahan yang sebelumnya jarang dilakukan. Dia memikirkan apa yang dikatakan anaknya tadi siang waktu di pemakaman.

Lima tahun hingga sekarang. Kalau kiamat masih lama berarti suamiku disiksa selama itu Astagfirullah!. Namun kalau amalnya baik. Dia pasti mendapat kesenangan di kubur bukan siksa". Dia meneteskan air matanya.

"Dia terus mengulang-ngulang doa "Allahumma as aluka khusnul khootimah", sampai akhirnya dia tak sadarkan diri dan tertidur".
Thank you.