Self Reflection #1: Blame The Past Is Immaturity

image.png
photo source


Being an adult is a natural fact that is very hard to live with. At least that's what I've been thinking for the past few days. Not everyone can be a good adult. Often, many adults have a childish side in their souls. Some people think that a child's soul trapped in an adult's body is caused by childhood trauma or bad events that they experienced in the past or it could be caused by other things that they did not want.

Becoming an adult has certainly gone through a lot. Whether it's bad or good, the past can shape what kind of adult a person will be.

For me, the past, however, is part of a human's life. A wise person will make the past a learning material, which will lead him to humans who can see things and problems from a different perspective. That is the meaning of 'adult' itself.

Cause blaming the past is immaturity.

Whatever the past, we deserve to be happy. We as the main holder of self-control, have the right to choose whether we should keep it or leave it behind.


20220516_173724.jpg


Indonesia


Menjadi dewasa adalah fakta alami yang sangat berat untuk dijalani. Setidaknya itu yang terpikir olehku beberapa hari ini. Tidak semua orang dapat menjadi orang dewasa yang baik. Seringnya, ada banyak orang orang dewasa yang di dalam jiwanya menyimpan sisi kekanakan. Sebagian orang berpendapat bahwa jiwa anak kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa itu disebabkan oleh trauma masa kecil atau kejadian buruk yang dia alami di masa lalu atau bisa disebabkan hal hal lain yang dia tidak inginkan.

Menjadi dewasa tentunya telah melalui banyak hal. Apakah itu buruk atau baik, masa lalu itu dapat membentuk seseorang akan menjadi orang dewasa yang seperti apa.

Bagiku, masa lalu, bagaimanapun merupakan bagian dari hidup seorang manusia. Seorang yang bijak akan menjadikan masa lalu menjadi bahan pembelajaran, dimana akan membawanya menuju manusia yang dapat melihat satu hal dan masalah dalam perspektif berbeda. Itu adalah arti dari 'dewasa' itu sendiri.

Cause, blaming the past is immaturity.

Bagaimanapun bentuk masa lalu, kita berhak bahagia. Kita sebagai pemegang utama kontrol diri, berhak untuk memilih, apakah kita harus keep it atau leave it behind.

Dengan menyalahkan masa lalu, kita mungkin akan kehilangan orang-orang yang ada di sekitar kita. Sementara kita? Mungkin tidak akan bergerak ke depan dan menjangkau sesuatu yang patut kita capai, kebahagiaan.

By blaming the past, we may lose the people around us. While us? Maybe it won't move forward and reach for what we deserve, happiness.


image.png

Vivie Hardika


I have so much imagination in my head. Something that I can't achieve as a human and as a girl. So writing is very challenging. Since Junior High School, I have written whatever I want to write. Without skill, I just write what I want to read. Now I have 12th published novels and all of them are romance.

Yeah, I proudly say that I am a passionate author.

Sort:  


The rewards earned on this comment will go directly to the people( @viviehardika ) sharing the post on Twitter as long as they are registered with @poshtoken. Sign up at https://hiveposh.com.