Cryptocurrency Assets on Exchangers and Regulatory Threats (Bilingual)

in INDONESIA4 years ago

Thumbnail_SitusUtamaBinanceTidakDapatDiaksesdiIndonesia.png
Recently, Binance.com, an exchanger widely used by cryptocurrency traders in Indonesia, couldn't be opened. Reportedly there is a regulatory problem so that the exchanger cannot be opened in Indonesia.

Traders respond to various kinds of responses to these cases. There are those who immediately secure their assets by sending them to other safer wallets and have already obtained trading licenses in Indonesia, such as Indodax. There are also those who take it easy because Binance guarantees that assets will not be lost. Trading on Binance can still be used by opening the exchanger via a Virtual Private Network (VPN).
VPN1.jpg
This method is commonly used by netizens in various countries to break through blockades by the government. About this, there have been many articles and tutorials that explain it. There are pros and cons, of course.

Regulatory issues are indeed an obstacle to storing cryptocurrency assets. Not only in Indonesia, in various countries this risk is still a major obstacle. The problem is, there are still many countries that are allergic to the term cryptocurrency, so many use the term digital asset.

The threat of this regulation makes us have to be prepared for the worst possibility, namely losing all cryptocurrency assets. But this risk must be secured from the start by not placing all assets in just one exchanger. Assets must be divided into several shells, this is the same as the general investment principle. Its purpose is to reduce risk.
main_investasi_emas_dini_.jpg
The name risk cannot be avoided. All businesses have risks, even doing nothing is risky. We cannot avoid risks. What we can do is manage risk in various ways, one of which is to share the risk with other parties. Now, even in cryptocurrency, there is a risk sharing system like that of insurance.

When dividing a cryptocurrency asset across multiple exchangers, there are pros and cons as well. The price of a cryptocurrency and the discounted transaction fees are different, this condition of course gives traders advantages and disadvantages. But security aspects and regulatory threats that make us lose access to our own wallets must be the main considerations.
Jurnal_Blog_KetahuiPengelolaanProfitBisnisAgarBisnisTerusMeningkatdanBerkembang.jpg3.jpg
Everyone expects a profit from an investment. However, investors must also consider the risks that are always threatening, especially from regulators, as happened to some exchangers.***


Imgs: 1,2,3,4

*INDONESIA

Aset Cryptocurrency di Exchanger dan Ancaman Regulasi

Thumbnail_SitusUtamaBinanceTidakDapatDiaksesdiIndonesia.png

Baru-baru ini, Binance.com, sebuah exchanger yang banyak digunakan trader cryptocurrency di Indonesia, tidak bisa dibuka. Kabarnya ada masalah regulasi sehingga exchanger tersebut tidak bisa dibuka di Indonesia.

Bermacam-macam respon trader dalam merespon kasus tersebut. Ada yang segera mengamankan aset dengan mengirim ke wallet lain yang lebih aman dan sudah mendapatkan izin trading di Indonesia, seperti Indodax. Ada juga yang tenang-tenang saja sebab Binance menjamin aset tidak akan hilang. Trading di Binance masih bisa digunakan dengan membuka exchanger tersebut via Virtual Private Network (VPN).
VPN1.jpg

Cara seperti ini sudah lazim digunakan digunakan netizen di berbagai negara untuk menembus blokade yang dilakukan pemerintah. Tentang ini, sudah banyak artikel dan tutorial yang menjelaskannya. Ada untung dan risikonya, tentu saja.

Masalah regulasi memang menjadi kendala menyimpan Aset cryptocurrency. Tidak hanya di Indonesia, di berbagai negara risiko ini masih menjadi kendala utama. Masalahnya, masih banyak negara yang alergi dengan sebutan cryptocurrency, sehingga banyak yang kemudian menggunakan istilah aset digital.

Ancaman regulasi tersebut membuat kita harus siap menghadapi kemungkinan terburuk, yakni kehilangan semua aset cryptocurrency. Tapi risiko ini harus diamankan dari awal dengan tidak menempatkan semua aset di satu exchanger saja. Aset harus dibagi dalam beberapa wadah, ini sama seperti prinsip investasi secara umum. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko.
main_investasi_emas_dini_.jpg

Yang namanya risiko memang tidak bisa dihindari. Semua bisnis memiliki risiko, bahkan tidak melakukan apa pun juga mengandung risiko. Kita tidak bisa menghindari risiko. Yang bisa kita lakukan adalah mengelola risiko dengan berbagai cara, salah satunya adalah membagi risiko tersebut dengan pihak lain. Sekarang, dalam cryptocurrency pun sudah ada sistem membagi risiko seperti yang berlaku dalam asuransi.

Ketika membagi aset cryptocurrency dalam beberapa exchanger, ada untung dan ruginya juga. Harga sebuah cryptocurrency dan potongan biaya transaksi berbeda, kondisi ini tentu saja memberikan keuntungan dan kerugian bagi trader. Tapi aspek keamanan dan ancaman regulasi yang membuat kita kehilangan akses terhadap wallet sendiri, harus menjadi pertimbangan utama.
Jurnal_Blog_KetahuiPengelolaanProfitBisnisAgarBisnisTerusMeningkatdanBerkembang.jpg3.jpg

Semua orang mengharapkan adanya profit dari sebuah investasi. Namun, investor juga harus mempertimbangkan risiko yang selalu mengancam, terutama dari regulator seperti yang terjadi terhadap beberapa exchanger.***
LOGO IHC0322.png

JOIN us:

INDONESIA HIVE COMMUNITY
Twitter : Official Hive Indonesia
Facebook : Indonesia Hive Community
Discord : Indonesia Hive Community
Instagram : Indonesia Hive Community
Email: [email protected]