Ketika Kehilangan Orientasi |

in INDONESIA4 years ago



Hidup tidak selalu berjalan linear. Itu diketahui dan (mungkin) diyakini banyak orang. Perjalanan hidup tidak akan pernah sama meski kita mencoba melintasi jalan yang sama, pada waktu sama, dengan pakaian sama, tetapi banyak yang kemudian berbeda, minimal perasaan dan orang-orang yang akan kita jumpai.

Menjaga konsistensi tidaklah mudah, apalagi di tengah berbagai badai yang terjadi sejak Covid-19 melanda. Virus dari Wuhan, China, itu seperti ingin mernggut apa pun yang kita punya, dan membuat kita makin sering kehilangan orientasi.

Banyak rencana yang disusun gagal dan tidak berjalan sesuai rencana, sepetri kata Chairil; Hidup hanya menunda kekalahan, sekali berarti, setelah itu mati.

Apakah sebegitunya?

Aku yakin tidak. Setiap orang mengalami kehilangan orientasi. Mungkin kita perlu berhenti sejenak, menarik napas panjang, memeriksa kembali jejak di belakang, barangkali ada yang tertinggal dan kita harus melangkah balik. Bukan untuk mundur dan tenggelam dalam kenangan, tetapi untuk mengumpulkan tenaga, agar bisa kembali berlari, kembali on the track.

Aku jadi teringat pesan Confucius; It's doesn't matter how slowly you go, so long as do not stop!

Jadi, tidak masalah ketika langkah melambat ketika kehilangan orientasi, teruslah bergerak, meski denganlangkah kecil atau bahkan sambil merayap. Kita akan menemukan cahaya di ujung perjalanan, meski hanya setitik tetapi bisa mengusir kegelapan.

Lorong Asa, 20 September 2020




Sort:  

Good story, yeah....!