Sedekah Dengan Kesombongan

in #indonesia4 years ago (edited)

Nasib setiap insan berbeda-beda, begitupun rejeki setiap insan. Kedudukan, jabatan, dan profesi juga berbeda-beda termasuk juga cobaan hidup, musibah dan masalah didalam kehidupan. Demikian kehidupan berjalan, teman sepermainan sewaktu kecil, saudara sekandung, ataupun sahabatan akan menemukan nasibnya sendiri.

Walaupun setiap manusia akan selalu berusaha mendapatkan kehidupan yang terbaik. Namun kesempatan, peluang, ruang dan waktu akan menjadi faktor penentu. Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan sampai universitas walaupun mmiliki kecerdasan diatas rata-rata. Kematangan ekonomi dalam mensuport jalan meniti ke jenjang pendidikan tinggi tidak dimiliki setiap orang, atau bahkan urusan perut jauh lebih penting dan mendesak.

0ff64eba34d4f4d15e4b29b780d81302.jpg
Source

Perbedaan taraf kehidupn ekonomi juga berbeda, walau telah giat berusaha dan bekerja keras, inilah yang dinamakan nasib.

Demikian jalan kehidupan berjalan, paling tidak manusia dapat saling tolong menolong membantu sesama. Kenyataannya kadang-kadang sedikit berbeda antara si miskin dan si kaya, masyarakat jelata dan konglomerat.

Harta, jabatan, dan kekuasaan sering kali membutakan mata hati, memunculkan kesombongan tiada tara bagi si kaya. Menjalani hidup dengan pesimis dan kefrustasian sering juga dijumpai dari si miskin. Tapi begitulah hidup, mau tidak mau, suka tidak suka harus tetap dijalani dengan tabah dan rendah hati.

waktu tidak bisa diputar balik, walau hanya sedetik

Di dalam diri setiap manusia akan selalu ada sifat manusiawi. Manusiawi itu juga termasuk sifat-sifat negatif, sombong, tamak, serakah, salah, lupa, dan tergesa-gesa, senantiasa manusiawi.

Maka dengan ini batalah ungkapan "memanusiakan manusia" karena jelas sifat-sifat negatif seperti disebutkan diatas adalah sangat manusiawi.

Walau demikian manusia tetap dominan akan sifat-sifat positif, kadang-kadang juga jadi bercampur antara positif dan negatif. Sebagai contoh, kita dapat menjumpai ditengah pendemi seperti sekarang bercampurnya sifat positif dan negatif. Dimana si kaya ingin membantu si miskin tapi dengan cara melukai hati dan harga diri si miskin. Memberikan bantuan nasi dengan nama "nasi anjing" atau dengan memberikan bantuan beras yang tidak layak bau apek serta berkutu, melemparkan amplop berisi uang bntuan dengan kasar, atau dengan hinaan verbal sembari memberi bantuan, dan sebagainya.

Sudah seharusnya kita bersedekah dengan cara yang baik tanpa melukai perasaan si penerima sedekah. Si miskin tentu tidak pernah memiliki cita-cita sedari dulu menjadi miskin, inilah nasib kehidupan. Kita tidak serta merta harus menyombongkan diri saat harta melimpah dan menyepelekan si miskin.

pa-1-eb5df535d7b50990482ffb4f43f0bc39.jpg
Source

saat si kaya melemparkan amplop berisi uang dengan kasar ke muka si miskin maka amplop itu biasanya tetap akan diambil walaupun harga diri terkoyak, hati remuk, kesedihan menyelimuti. Apa jadinya dengan si kaya, bukan kemulian yang di dapat apalagi pahala, namun kehinaan dari siapapun orang yang menyaksikannya.

Niat baik harus dilakukan dengan cara yang baik pula

Buruj ck

Tunggu makan sahur 21/05/2020

Sort:  

Mantap bg, sebuah gambaran motivasi yang sangat menarik untuk di baca dan diterapkan dalam berkehidupan👌