Ayo Kerja, Kerja dan Kerja!

in #indonesia5 years ago

Kuhitung, sudah sejak dua pekan lalu hujan selalu turun di Banda Aceh jelang sore atau malam hari. Akibatnya, hunianku selalu digenangi air mulai dari jalan masuk hingga ke lantai dasar dimana kami saban hari bercengkerama dan berkreasi. Ini sudah lama terjadi, dan kami sebenarnya sudah mampu beradaptasi. Walau demikian, kenyamanan adalah segalanya, maka...,

Sesuai dengan hasil rapat abal-abal yang tidak direncanakan, maka jalan masuk ke Bivak pun segera harus ditimbun, agar kendaraan dapat lebih leluasa saat hendak berkunjung kesana. Lagi pula, seingatku itu jalan memang belum tertimbun sejak awal kehadiranku di Bivak. Kalau pun ada tidak lebih dari sekali saja.

Berbekal niat itu, satu truk tanah timbun bercampur batu yang juga disebut cadas pun diorder pada Sabtu lalu. Jadwalnya, Minggu akan segera dikerjakan, mengingat banyak kawan-kawan yang siap jadi relawan pada hati itu. Maka pengumuman tak resmi pun dikeluarkan dan segera disebarkan agar cepat diketahui oleh relawan.

Singkatnya, jelang sore Minggu sejumlah relawan pun sudah berkumpul. Kami menunggu order tanah timbun datang sembari minum kopi dan menikmati gorengan yang dibeli di seberang jalan raya. Hingga gorengan terakhir, belum juga ada tanda-tanda kalau truk yang membawa tanah timbun akan datang. Tapi kami masih saja menunggu.

Semua buyar setelah Dek Fad mengatakan bahwa truk tidak bisa datang hari ini karena antrian masih panjang. Kemungkinan, tanah timbun akan di bawa besok sore. Hari itu, harapan menimbun jalan masuk ke Bivak pun pupus disiram hujan.

Esoknya, saat hanya beberapa relawan yang tinggal, kabar baik pun datang. Truk pengangkut tanah timbun akan datang setelah jam 15.00 WIB. Benar saja, di sela-sela kesibukan minum kopi siang, Dek Fad memberi kabar kalau truk sedang dalam perjalanan. Sekira 10 menit lagi akan tiba. Segera, semua relawan pun bersiap-siap.

Truk sudah di jalan depan Bivak, tanah timbun diserak di setiap badan jalan yg becek. Ada sekitar tujuh titik yang agak parah beceknya. Tidak butuh waktu lama, hitungan menit bak truk sudah kosong, dan tanah sudah ditumpuk di lokasi yang diinginkan. Nah, ini saatnya bergulat dengan tanah timbun dan peralatan pun sudah siap di tempat.

Tidak terasa, walau dengan alat seadanya, tanah timbun sudah mulai rata menutupi badan jalan. Belum setengah kerja, penanggungjawab kerja meminta seorang calon relawan untuk membeli teh dingin dan gorengan. Otomatis, sejenak kemudian pekerjaan pun terhenti karena gorengan harus dihabiskan dan gerimis pun datang. Sebentar saja, dan pekerjaan pun kembali dilanjutkan.

Alhamdulillah, jelang magrib seluruh badan jalan sudah tertimbun rata. Peluh pun mulai mengering karena diserap baju di badan. Sekarang, hanya menunggu hujan datang untuk memastikan hasilnya. Semoga semua sesuai rencana.

@pieasant

Sort:  

Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/8eHupPq