Ocehan Mengenang Harimu Wahai Pahlawan!

in #indonesia5 years ago

Selamat Hari Pahlawan!. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya”, begitu kalimat yang pernah aku dengar tanpa aku peduli siapa yang mengatakan kalimat bermakna besar itu. Namun, sebagai orang awam yang hidup setelah zaman kemerdekaan, sungguh nilai-nilai itu belum seutuhnya dimaknai oleh penerus bangsa kita Indonesia.

Steemian, hari ini 10 November 2018, adalah hari Pahlawan Nasional. Tentu saja cuil pelajaran sejarah ini sudah dikenalkan sejak masih di sekolah dasar. Dan mungkin, sebagian kita pernah terlibat dalam banyak ceremonial dan peringatan untuk memperingati hari besar nasional ini. Tapi, seberapa banyak dari kita yang faham bahwa perjuangan pahlawan itu seharusnya tidak hanya diperingati.

Kenapa?. Karena pahlawan adalah orang berjuang untuk menghilangkan ceremonial kolonialisme agar kehidupan berada pada garis yang selayaknya. Bukan justru hari pahlawan hanya diperingati tanpa dimaknai nilai perjuangan mereka. Yakinlah, bahwa setiap pahlawan yang sudah berpulang sangat ingin tujuan perjuangan mereka dapat dimaknai sesuai zaman.
Lalu apakah tujuan dari sebuah perjuangan?.

Jawaban dari soal di paragraf di atas sangat bervariasi, tapi pada kulit luarnya, semua perjuangan konon dikabarkan untuk melepas belenggu dan dominasi penjajah. Tapi dalam sanubari masing-masing, saya yakin ada berbagai kepentingan individu yang tidak pernah disebutkan pada khalayak.

Belakangan saya baru faham bahwa pahlawan yang sebenarnya adalah mereka-mereka yang tidak pernah ingin disebutkan namanya dalam sejarah. Walau nama mereka tetap untuk dikenang.

Lantas apakah semua pahlawan demikian?, kurasa tidak, apalagi di zaman sekarang. Belakangan ada yang disebut-sebut pahlawan kesiangan. Mereka adalah orang yang merasa berjuang untuk kepentingan bangsa, padahal jika ditelisik lebih jauh, perjuangan mereka hanya sebatas di bibir saja yang ujungnya bermuara pada kepentingan pribadi.

Nah, apalagi di zaman politik sekarang ini, ada banyak wajah yang bertengger di simpang jalan, dan mereka semua berdalih untuk membela hak rakyat yang selama ini tidak terakomodir dengan benar. Biasanya, dalam mengelabui tujuan sebenarnya, maka kata-kata 'rakyat' atau ‘agama’ akan selalu dibawa-bawa. Menurutku, ini juga pahlawan kesiangan yang sedang kelaparan.

Maka, waspadalah!, waspadalah!. Begitu pesan Bang Napi. Soalnya ada banyak pengkhianat yang juga mengaku pahlawan di tengah keresahan orang-orang yang hampir putus asa dalam mencari formula terbaik untuk membangun bangsa yang besar ini. Biasanya, ciri pahlawan gadungan ini selalu bersembunyi di balik dinding penguasa.

Dan jika aku bertemu dengan seorang pahlawan yang sebenarnya, aku sangat ingin menyampaikan bahwa “bangsa yang ia tinggalkan tidak lagi bermartabat sebagaimana ia harapkan”. Bangsa ini sudah banyak disusupi oleh pahlawan kesiangan.

@pieasant