Aku Hanya Ingin Hidup Normal

in #poblast year (edited)

Aku terkadang merasa iri dengan orang lain yang bisa hidup normal. Normal bisa menyekolahkan anak walaupun di sekolah negeri. Bisa memberikan uang jajan dengan wajar.

Namun kenyataan yang aku hadapi membuat aku merasa putus asa. Kerja bersemangat, aku merasa seolah atasan aku merasa terancam dengan semangatku sehingga seolah harus bekerja biasa.

Ketakutan tak beralasan sehingga seolah atasan menahan aku untuk maju dan usaha itu sendiri jadi stagnan. Mungkin dia takut kalau apa yang ada pada tanggung jawabku maju.

Akhirnya aku putuskan biasa sajalah. Gak perlu bersemangat dan menjadi bodoh saja. Biar yang diatas tetap diatas dan aku tetap dibawah. Sungguh aku merasa berat sekali saat ini. Ketika tempat kerja membiarkan apa yang aku lakukan harus aku keluarkan dari uang pribadiku.

Kalau aku bilang, pasti akan di katakan belum kerja minta bayaran. Aku pikir ini gila..... Sebuah lembaga yang harusnya di hormati tetapi membiarkan karyawan berjalan sendiri tanpa bantuan operasional.

Aku hanya ingin normal dan orang lain tak perlu takut. Apa sih yang ditakutkan aku tak akan merebut posisi mereka. Yah mungkin mereka akan takut kalau dinilai oleh atasan mereka kalau mereka cuma biasa saja.

Sungguh , hari begitu berat tapi aku harus jalani. Apalah daya dengan keadaan seperti ini. Yang terjadi biarlah terjadi.

Tulisan ini aku tulis dalam bahasa Indonesia agar pembaca luar tak tahu lah. Ini hanya ungkapan hati yang gundah gulana.

Ketika melihat ada orang dengan sikap yang buruk, anggota gangster atau atau or...m...as memalak para pedagang, tetapi aku melihat mereka mengendarai motor seri terbaru, handphone bagus. Apakah hidup harus keras merugikan orang lain untuk mendapatkan keuntungan?

Kadang aku bertanya untuk hidup apakah harus menginjak orang lain? Namun aku merasa tak sesuai dengan cara itu. Aku saja yang ketika bekerja , memberikan visi, membuat rencana dan mempersiapkan segalanya, kok malah seperti di biarkan dan merasa mereka melihat aku orang yang ambisi inginkan kedudukan. Kalau memang hidup harus seperti itu ya tak apalah.. apa yang mereka anggap malah akan jadi kenyataan mungkin orang lain yang akan menggeser posisi orang itu.

Sort:  

Mungkin Abang lebih cocok jadi wirausaha, merintis bisnis sendiri

Mungkin kamu benar, aku harus mandiri untuk membangun usaha sendiri, namun sampai sekarang blum menemukan usaha yang tepat, pernah mencoba usaha tapi gagal