Hari ini 13 tahun yang lalu, disebut gempa bumi dan tsunami, kejadian yang mengungah sudut pandang masyarakat dunia tentang upaya penanggulangan bencana terfokus pada tanggap darurat menjadi pengurangan risiko bencana.
kini masyarakat Aceh telah bangkit, menata kehidupan sediakala, ada banyak cerita menarik dan inspiratif dari kejadian itu.
film medium efektif menyampaikan pesan. Film "Selimut Panas" satu dari tiga film yang tayang malam ini (24/12) di serambi Museum Tsunami Aceh.
Film karya Nindi Mutiara dan Cut Ulvah, siswa MAN Model Banda Aceh ini, mengisahkan para pengungsi korban Tsunami di Barak Bakoy, Aceh Besar yang tak kunjung dapat bantuan rumah yang menjadi hak mereka.
Film yang memiliki segudang Prestasi:
- Masuk nominasi Film Dokumenter Terbaik di Anti Corruption Film Festival 2015 di Jakarta.
- Masuk nominasi Film Dokumenter Pelajar di Festival Film Dokumenter 2015 di Yogyakarta
Sisi lain, 13 Tahun sudah harus menjadi pesan kuat bagi generasi kita, bahwa bumi sudah tua, bumi sudah muak dengan keserakahan manusia, akibat nya tsunami-tsunami (banjir) kecil datang tiap tahunnya.
Mari kita jaga, kita kampanye kan upaya-upaya pengurangan risiko bencana melalui hal-hal sederhana.