Sejarah rumoh aceh ( rumoh adat aceh )

in #aceh6 years ago

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam kompak aja sahabat stemian pada kesempatan ini saya akan menguak sejarah rumah adat aceh ( rumoh aceh )

Perbedaan rumah adat aceh (rumoh aceh )24 tiang

image

Rumah adat aceh ( rumoh aceh ) 16 tiang

image

Rumah adat Aceh atau yang biasa disebut Rumoh Aceh oleh masyarakat Aceh adalah rumah adat dari suku Aceh. Rumah ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan seuramoë likôt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur). Atap rumah berfungsi sebagai tempat penyimpanan pusaka keluarga.

image

Rumah Adat Aceh

  1. Sejarah Rumah Adat Aceh
    Kepercayaan Individu maupun masyarakat aceh dan kondisi alam di mana individu atau masyarakat hidup mempunyai pengaruh signifikan terhadap bentuk arsitektur bangunan, rumah, yangdibuat. Hal ini dapat dilihat pada arsitektur Rumoh Aceh, Provinsi Daerah Istimewa Aceh,Indonesia. Rumoh Aceh merupakan rumah panggung dengan tinggi tiang antara 2,50-3meter, terdiri dari tiga atau lima ruang, dengan satu ruang utama yang dinamakan rambat.Rumoh dengan tiga ruang memiliki 16 tiang, sedangkan Rumoh dengan lima ruang memiliki24 tiang. Modifikasi dari tiga ke lima ruang atau sebaliknya bisa dilakukan dengan mudah,tinggal menambah atau menghilangkan bagian yang ada di sisi kiri atau kanan rumah. Bagianini biasa disebut sramoe likot atau serambi belakang dan sramoe reunyeun atau serambi bertangga, yaitu tempat masuk ke Rumoh yang selalu berada di sebelah timur.

Teras rumah adat aceh (rumoh aceh )

image

Pintu utama Rumoh Aceh tingginya selalu lebih rendah dari ketinggian orang dewasa.Biasanya ketinggian pintu ini hanya berukuran 120-150 cm sehingga setiap orang yangmasuk ke Rumoh Aceh harus menunduk. Namun, begitu masuk, kita akan merasakan ruangyang sangat lapang karena di dalam rumah tak ada perabot berupa kursi atau meja. Semuaorang duduk bersila di atas tikar ngom (dari bahan sejenis ilalang yang tumbuh di rawa) yangdilapisi tikar pandan. Pengaruh keyakinan masyarakat Aceh terhadap arsitektur bangunan rumahnya dapat dilihat pada orientasi rumah yang selalu berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitu bagiandepan menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang sakral berada di barat.
Rumoh Aceh bukan sekadar tempat hunian, tetapi merupakan ekspresi keyakinan terhadapTuhan dan adaptasi terhadap alam. Oleh karena itu, melalui Rumoh Aceh kita dapat melihat budaya, pola hidup, dan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat Aceh. Adaptasi masyarakatAceh terhadap lingkungannya dapat dilihat dari bentuk Rumoh Aceh yang berbentuk panggung, tiang penyangganya ang terbuat dari kayu pilihan, dindingnya dari papan, danatapnya dari rumbia. Pemanfaatan alam juga dapat dilihat ketika mereka hendak menggabungkan bagian-bagian rumah, mereka tidak menggunakan paku tetapi menggunakan pasak atau tali pengikat dari rotan. Walaupun hanya terbuat dari kayu, beratap daun rumbia,dan tidak menggunakan paku, Rumoh Aceh bisa bertahan hingga 200 tahun.

  1. Ciri Rumah Adat Aceh
    Ada beberapa ciri khas yang membedakan rumah Krong Bade dengan rumah adat Indonesia lainnya. Ciri khas rumah adat Aceh tersebut antara lain:
    Berbentuk persegi panjang dan membujur dari arah barat ke timur; menandakan masyarakat Aceh adalah masyarakat yang religius.
    Memiliki gentong air di bagian depan untuk tempat membersihkan kaki mereka yang akan masuk rumah. Ciri ini memiliki filosofi bahwa setiap tamu yang datang harus memiliki niat baik.
    Terbuat dari bahan-bahan alam; merupakan simbol bahwa masyarakat suku Aceh memiliki kedekatan dengan alam.
    Memiliki tangga yang anak tangganya berjumlah ganjil, merupakan simbol tentang sifat religius dari masyarakat suku Aceh.
    Strukturnya rumah panggung memiliki fungsi sebagai perlindungan anggota keluarga dari serangan binatang buas.
    Memiliki banyak ukiran dan lukisan di dinding rumah, menandakan masyarakat Aceh adalah masyarakat yang sangat mencintai keindahan.

  2. Fungsi Rumah Adat Aceh
    Selain memiliki fungsi sebagai identitas budaya, rumah Krong Bade juga memiliki fungsi praktis yaitu sebagai rumah tinggal masyarakat Aceh. Untuk menunjang fungsi praktisnya tersebut, rumah adat Aceh ini dibagi menjadi beberapa ruangan dengan kegunaannya masing-masing, yaitu:
    Ruang Depan atau biasa disebut seuramoë keuë. Ruangan ini berfungsi sebagai ruang santai dan tempat berisirahat bagi seluruh anggota keluarga. Ruangan ini juga digunakan sebagai tempat menerima tamu.
    Ruang Tengah atau biasa disebut seuramoë teungoh. Ruangan ini adalah ruang inti dari sebuah rumah adat Aceh (ruang inong) dan di tandai dengan lantai yang lebih tinggi dari ruang depan. Karena termasuk ruang inti, maka ruangan ini termasuk sangat privat. Para tamu yang datang tidak akan pernah diijinkan untuk memasukinya. Fungsi dari kamar-kamar yang terdapat di ruang tengah ini antara lain sebagai tempat tidur kepala keluarga, kamar anak, ruangan kamar pengantin, serta sebagai ruang pemandian mayat ketika ada anggota keluarga yang meninggal dunia.
    Ruang Belakang atau biasa disebut sebagai seurameo likot. Ruangan ini adalah ruangan yang berfungsi sebagai tempat makan, dapur, dan tempat bercengkrama bagi sesama anggota keluarga. Lantai ruangan ini biasanya lebih rendah dibanding lantai rangan tengah. Sama seperti ruang depan, ruang belakang juga tidak memiliki kamar-kamar.
    Ruang bawah Rumah Krong Bade digunakan untuk menyimpan barang-barang pemilik rumah seperti padi atau hasil panen lainnya. Dapat dikatakan bahwa ruang bawah berfungsi sebagai gudang. Ruang bawah juga dipakai untuk menaruh alat penumbuk padi. Selain itu, ruang bawah juga pusat aktivitas bagi kaum perempuan yaitu membuat kain khas Aceh dan sebagai tempat menjual kain tersebut.

Demikian pembahasan mengenai rumah adat aceh atau yang sering disebut juga rumoh aceh. semoga dapat membantu pembaca untuk mencari pengetahuan tentang rumah adat aceh