"Wali (sudah) meninggalkan kita."
Kabar duka itu disampaikan oleh mantan Perdana Menteri GAM, Malik Mahmud dihadapan penjenguk yang menunggu di depan ruang lobi ICCU RS Zainoel Abidin Banda Aceh, Kamis (3/6).
Lima menit sebelum Hasan Tiro berpulang, suasana di RS Zainoel Abidin sempat menegang, dan kaku. Di rumah sakit utama Aceh itu ada Malik Mahmud dan Zaini Abdullah. Juga ada Farid Husain dan Juha Cristansen.
Semuanya hanya bisa pasrah, meski dihati barangkali ada sepotong doa untuk kesembuhan penyakit inpeksi paru-paru dan jantung yang sedang menyerang Hasan Tiro. Tapi, karena semua harus dalam kontrol dokter, jadi semua yang hadir hanya bisa menunggu dengan ketegangan masing-masing.
Tepat pukul 12.12 wib ruh Hasan Tiro terlepas dari raga fisiknya setelah 12 hari dirawat dokter khusus, dan kala kabar duka disampaikan seluruh ketegangan berubah menjadi kesedihan. Bulir air mata terlihat dibeberapa wajah yang hadir, namun tidak ada yang sampai meraung-raung.
Delapan tahun lalu, kabar itu menyebar cepat, bukan hanya di kalangan kombatan GAM tapi juga di rakyat biasa, bahkan juga hingga ke Istana Merdeka. Hari itu juga, ucapan duka cita datang dari Menteri Hukum dan HAM, Menkopolhukam, mantan wapres Jusuf Kalla, dan juga dari Presiden RI.
"Saya mengucap belasungkawa yang sedalam-dalamnya, berdoa semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tutur SBY di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (3/6/2010).
Hasan Tiro diketahui oleh publik meninggal setelah mendapat kembali status WNI yang berkasnya diserahkan oleh pihak pemerintah pusat, sehari sebelum Hasan Tiro meninggal dunia, juga di rumah sakit.
Peringatan yang makin sunyi
Kini, jarak waktu makin menjauh dari waktu kematian. Sudah delapan tahun, dan karena itu mungkin berbeda pada saat setahun kepergian Hasan Tiro. Jika di tahun pertama makamnya masih dihadiri ratusan orang pada peringatan setahun meninggalnya Hasan Tiro, maka tahun-tahun berikutnya hingga kini makin sunyi.
Disebut makin sunyi karena dari peringatan ke peringatan meninggalnya Hasan Tiro makin miskin pesan, sekaligus pula makin miskin tindakan yang terinspirasi dari pikiran-pikiran besar Hasan Tiro tentang visi keacehan.
Visi keacehan besar Hasan Tiro tentang merdeka belum juga bisa diwujudkan oleh pengikutnya dalam bentuk menghadirkan berkah pembangunan yang memungkinkan rakyat Aceh memiliki dua pucuk kemerdekaan saja, yaitu kemerdekaan berpendapat dan kemerdekaan berpendapatan.
,
Di lapisan masyarakat, masih cukup ramai terjadi pengadilan atas pendapat orang/pihak lain, terkadang malah disertai ancaman hanya karena perbedaan pendapat atau pandangan. Gambaran yang sama juga terlihat di tataran elit pemerintahan dan legislatif yang dengan enteng sekali melakukan pembunuhan karakter ketika terjadi adu argumen terkait pembangunan.
Tidak - atau kita minimalkan menjadi belum bagusnya praktek kemerdekaan atau kebebasan berpendapat ini adalah gambaran gagalnya semua pihak mewujudkaan kemerdekaan pendapatan atau yang umum disebut financial freedom. Sebab kebebasan berpendapat bukan hanya sebagai indikator hasil melainkan juga sebagai indikator proses.
Dimana-mana, pemerintahan yang tidak memiliki arah gerak yang baik untuk mencapai visi yang telah ditetapkan akan selalu berusaha untuk menyembunyikan ketidakmampuannya dengan cara mengekang atau mengganggu kebebasan berpendapat.
Jika ada yang menyampaikan kritik, langsung direspon dengan berlebihan, bila perlu disertai pula dengan permainan argumen propagandis. Pandangan umum, melalui dukungan media dibentuk untuk mengatakan bahwa pemerintahan sudah berjalan di atas jalan yang tepat. Dan begitu ada yang mencoba berbeda diposisikan sebagai musuh, diputuskan kerjasama dan dijauhkan dari lingkaran pertemanan.
Apa yang terjadi? Rakyat akhirnya hanya bisa berharap dari pemilu ke pemilu, dengan kebiasaan bertemu kembali dengan calon pemimpin yang memiliki kemampuan orasi, atau kemampuan propaganda, atau karena dukungan branding media. Inilah lingkaran setan, yang melahirkan setan-setan baru dilingkar pucuk kekuasaan hanya untuk sekedar mendemontrasikan kemampuan mendramatisasi logika, padahal sesunguhnya sedang menggenggap belati kekuasaan.
Hasan Tiro sudah kembali ke sisinya, ianya hanya dikenang, tapi tidak dikenal pikiran besarnya apalagi sampai diimplementasi cita-citanya tentang kemerdekaan, meski sekedar kemerdekaan berpendapat dan berpendapatan. Kini, meski belum menjadi pendapat mainstream, tapi sudah mulai muncul indikator kegagalan besar yaitu kembali munculnya tafsir pengkhianatan terhadap jalan damai yang pernah ditempuh. Hasan Tiro semakin berada dalam cerita hitam putih yang tidak selesai. []
Allahummaqfirlahu, beuluah kubu Wali.
Wali telah tiada, tapi semanggat, ideologi dan apa-apa saja yang telah ia warisan akan terus hidup di hati kita.
Semoga saja sejarah berpihak, kiranya di masa hadapan generasi Aceh tetap mengenalnya. Di atas segala baik dan buruk pada sosok Hasan Tiro, satu hal yang pasti; ia telah menggugah ke-Aceh-an kita!
Trims ya
sekelas HT pun begitu cepat mendapatkan sunyi, konon lagi orang-orang seperti kita (me) ini ya?
Tiro is me
Nampaknya ada reproduksi setan yang terus menerus
Apa beda Setanic dengan Santanic
Yg jelas dua2nya pakai "nic"😂
Allahummaghfirlahu, semoga beu asoe syurga. Btw, meunyo Wali jino manteng na, apakah akan bg Risman ajak buka akun Steemit?
Pertanyaan jebakan
Gak tau mau komen apa ni bang @rismanrachman, sejarahnya sangat dalam bagi masyarakat Aceh yang sangat mengenal beliau (alm).
Semoga seluruh amal ibadah beliau diterima di sisi Allah 'Azza Wjalla, dan Aceh mampu merdeka sesuai dengan keinginan beliau (alm) dan juga keinginan kita semua rakyat Aceh.
Sebuah amatan tajam dari seorang @rismanrachman atas sosok hasan tiro barangkali mengenal lebih dekat seorang tokoh dan menentukan sudut pandang adalah langkah tepat untuk mengukur barometer diri seberapa berarti minimal untuk kalangan sendiri
Allah Maha Mengetahui, mungkin kalau Aceh merdeka kita akan perang sesama orang Aceh, belum merdeka saja sudah terjadi fitnah yang luar biasa, teman sudah menjadi lawan, lawan sudah menjadi teman. Sekarang kita beda pendapat langsung disingkirkan. Tidak ada lagi yang peduli kepada rakyat, cuma dimulut saja ini untuk rakyat, padahal untuk prut droe mandum. Bacut salah ta narit, bak Ulee jihambo.
Takdir jalan Aceh
belum selesai. perjalanan ketujuan belum selesai, dari kemarin sampai sekarang aku cuma membaca penggalan cerita Wali meninggal di rumah sakit dan kabar duka cita. baik di media steemit maupun media lainnya, tapi....
seandainya cerita di lanjutkan sedikit lagi sampai saat wali di sholatkan di mesjid raya,
ada Abuya doto Muhibbudin Waly juga sempat membacakan tausiyah dan peringatan terakhir...
ada yang ingat ketika beliau berkata “ hadirin tolong ikuti kata-kata saya,
bismillahirahmanirrahim
Ashadu....”
semua jamaah didalam mesjid raya mengikuti dan hanya mulut farid husein yang tiba tiba terdiam setelah setengahnya mengikuti perintah abuya.
dan saya yakin masyarakat di seputaran mesjid raya juga mendengar bahkan mengikuti kata kata abuya waktu itu
wallahu alam
Kalau saya lanjutkan lagi bisa bertusss
sejarah jangan dipenggal bang
😢😢😢