Review Buku : Aleph - Paulo Coelho

in #aleph4 years ago

Bismillahirrahmanirrahim

"Buku ini menghadirkan kisah perjalanan spritual penulis yang terkoneksi dengan dunia paralel, disaat semua ketenaran dan karyanya diburu banyak orang, penulis kehilangan eksistensi, ada sesuatu yang hilang untuk ditemukan sekaligus ada yang menuntut lepas dari rutinitas dan menumbuhkan pemahaman jiwa yang baru"

Nama besar Paulo Coelho telah menggerakkan hati untuk menuntaskan membaca Aleph, setelah sebelumnya sempat bersentuhan dengan karya novelnya "Sang Alkemis".

Penulis memutuskan mereviewsnya karena Aleph mampu menghadirkan sesuatu yang baru bagi saya pribadi tentang arti sebuah perjalanan, dunia paralel, ad extirpanda bahkan adanya Aleph.

Aleph merupakan titik dimana segala sesuatu berada di tempat serta waktu yang sama. Aleph juga huruf pertama alphabet dalam bahasa Ibrani, Arab dan Aramaic.

Secara keseluruhan novel ini menyajikan kejutan demi kejutan per-babnya, dan Aleph sendiri menjadi salah satu judul bab dan dituliskan mendetail.

Banyaknya filosofi hidup membuat dialog antar tokoh terasa "berat', banyak ungkapan bernilai spiritual yang sebaiknya ditandai sebagai pengingat dan menginspirasi.

Pada bab bab awal : Raja Kerajaanku, Bambu Cina dan Lentera Orang Asing. Ada beberapa fakta yang disodorkan yang membuat tanda tanya dan sebaiknya dibaca perlahan dan dipahami, karena jawabannya berhubungan erat dengan kisah yang di tuliskan dalam alur maju.

Perjalanan sesungguhnya dimulai, saat melintasi jalur kereta api Trans-Siberia yang menghubungkan kota Moskow sampai Vladivostok dengan jarak tempuh 9.288 Km dan melewati 7 zona waktu berbeda.

Disinilah kita akan bertemu dengan tokoh Hilal, seorang spalla (biola pertama dalam orkestra yang bertanggung jawab memastikan semua instrumen selaras). Hilal kemudian berhenti bermain musik dan mengikuti perjalanan bersama Paulo karena keyakinannya, mereka berdua terikat dari masa lalu.

Tokoh lain yang luar biasa adalah Yao, Penerjemah asal Cina yang menguasai seni bela diri Aikido sebagai jalan kedamaian dan mengajarkan Paulo tentang takuhatsu, ziarah mengemis.

Gaya bercerita dengan untaian kalimat penuh ilmu kehidupan adalah kekuatan Paulo Coelho, sulit untuk melewatkan beberapa pemahaman baru yang mengernyitkan kening dan memaksa anda menarik nafas panjang.

Bagi Penulis sendiri, Kisah yang sangat menggugah kesadaran perihal artikel yang disodorkan Hilal saat berjumpa pertama kali dengan Paulo yang isinya tentang menyalakan api unggun persahabatan, dan ini dimuat dalam bab "jika Angin Dingin Bertiup".

Sementara dari banyaknya "qoute" yang tersebar, ada satu kalimat yang benar benar menyentak sadar ketika Paulo di wawancara oleh reporter TV dalam bab "Para Pemimpi Tidak Pernah Bisa Dijinakkan" dan ditanyakan makna Tuhan. Dia mengatakan : "Siapapun yang mengenal Tuhan tidak dapat menggambarkanNya. Siapapun yang dapat menggambarkan Tuhan tidak mengenal-Nya."

Perjalanan panjang dengan kereta api, diceritakan apik tak membosankan, konflik yang terbangun antar tokoh sampai keinginan seksual yang dikemas tak vulgar.

Menuliskan detail kota yang disinggahi beserta kisah kisah dibaliknya menjadi informasi yang dijejalkan sampai kita akan tertegun dan merasa bukan siapa siapa.

Aleph bukan Novel untuk semua kalangan, hanya pencari makna hidup dan orang orang yang merasa kehilangan sisi spiritual yang bakal melahap tuntas.

Denga Harga yang terjangkau, Buku ini terlalu istimewa dan berhak mengisi rak favorit pustaka pribadi anda.

Wallahu aqlam bishawab.

Catatan :

Dalam review buku Aleph, Pembaca bisa mengecek harga dan ketersedian di www.bukukita.com dan www.grobmart.com