Rapai Sebagai Salah Satu Alat Musik Tradisional Khas Aceh

Hallo steem, kali ini saya akan menuliskan sedikit pengetahuan saya tentang salah satu alat musik tradisional khas Aceh.
raai.jpg image from google
Nanggoe Aceh Darussalam merupakan suatu provinsi yang terletak pada bagian paling barat dari Negara kita Indonesia. Kota ini dijuluki "Seuramoe Meukah" yang artinya Serambi Mekah karena merupakan jalur masuk utama Agama Islam di Indonesia. Nah, mulai dari sini kita ketahui bahwa Nanggroe Aceh Darussalam menyimpan kekayaan produk kebudayaan yang salah satunya adalah alat musik tradisional. Maka salah satu alat musik tradisional yang ingin saya ceritakan adalah Rapai.
Mengapa Rapai?
Karena Rapai merupakan alat musik yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Aceh, baik dari segi filosofis maupun kultural.
Berikut akan saya ceritakan sedikit kilas sejarah alat musik Rapai:
Menurut Z. H. Idris et al, (1993: 79) peralatan Rapai berasal dari Baghdad (Irak) dibawa oleh seorang penyair agama Islam bernama Syeh Rapi. Dalam pertunjukannya, alat musik rapai ini dimainkan oleh 8 sampai 12 orang pemain yang disebut awak rapai. Alat musik Rapai ini berfungsi untuk mengatur tempo dan tingkahan-tingkahan irama bersama Serune kalee maupun buloh perindu.
Rapai adalah alat musik perkusi tradisional Aceh yang termasuk dalam keluarga frame drum, yang dimainkan dengan cara dipukul dengan tangan tanpa menggunakan stick.
Permainan dari Rapai tersebut dapat menjangkau pendengaran dari jarak jauh akibat dari gema yang dipantulkannya tanpa harus menggunakan microphone untuk setiap penampilannya karena Rapai berbentuk seperti panci dengan berbagai ukuran, bagian atas Rapai ditutup dengan kulit binatang dan bagian bawahnya kosong. Nah, pada bagian bawah yang kosong tersebutlah akan bembuat kulit tersebut berbunyi dan memantulkan suara jika dipukul.
Mengapa Rapai? (lagi) :D
Karena alat musik ini bukan sekedar alat yang dapat dimainkan saja pada waktu tertentu, tetapi Rapai juga mengandung nilai-nilai tertentu sebagaimana berikut:
Pertama, dari segi nilai tradisi. Pertunjukan Rapai merupakan warisan yang perlu kita semua lestarikan. Seperti yang kita ketahui bersama, hingga pada zaman yang sudah moderenitas ini Rapai belum kalah saing untuk dipertunjukkan pada acara yang bersifat seremonial maupun perayaan. Maka hal tersebut sudah menjadi salah satu bukti bahwa khususnya masyarakat Aceh masih melestarikan alat musik tradisional ini.
Kedua, dari segi nilai budaya. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa, Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki kekayaan kebudayaan yang beragam yaitu salah satunya seni musik. Hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat Aceh masih melestarikan alat musik Rapai hingga saat ini. Rapai juga menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat luar Aceh.
Ketiga, dari segi nilai keindahan. Sebagai musik pertunjukan maupun musik pengiring Rapai hingga saat ini massih menyimpan keindahannya sebagai sebuah karya seni. Keindahan ini menjadikan pertunjukan Rapai sebagai ketertarikan maupun hiburan bagi masyarakat kita. Ini juga bisa menjadi bentuk penyadaran bagi masyarakat bahwa Rapai juga bisa menjadi hal untuk bersenang-senang dalam arti yang luas.
Keempat, dari segi nilai kekompakan. Dimainkan saja dalam bentuk grup, ya pastinya itu menuntut kekompakan. Hal ini secara tidak langsung sangat berpengaruh pada karakter para pemainnya dimana mereka akan memiliki ketertarikan yang kuat antara satu dengan yang lain. Nah, hal itu tentunya memicu atau akan mempengaruhi masyarakat. Sehingga dengan Rapai, akan membentuk solidaritas didalam masyarakat.
Sekian sedikit pandangan saya terhadap Rapai yang hingga saat ini menjadi ketertarikan saya terhadap acara-acara yang digelar oleh masyarakat dan diiringi dengan permainan alat musik Rapai ini.