New Normal; Cara Menyikapi Belajar dari Rumah

Bismillahirrahmanirrahim

New Normal dalam menyikapi Pandemi Covid-19, melahirkan protokol Kesehatan dalam pola hidup berdampingan dengan Corona; menjaga jarak, cuci tangan dan menggunakan masker.

Pendidikan pun terkena imbas, khusus di level pendidikan dasar dan menengah, sudah hampir 4 bulan, pembelajaran dilakukan dirumah dan online.

Kebijakan ini melahirkan beberapa problema di daerah karena belum terpenuhi sarana dan prasarana pendukung bagi siswa didik untuk mengakses internet.

Institusi pendidikan gagap, orang tua dibuat gamang, merisaukan proses tumbuh kembang anak dalam masa pandemi.

Khabar baiknya, daerah berstatus hijau sudah diperbolehkan untuk melakukan pengajaran dengan tatap muka, namun harus memperoleh izin dari orang tua murid dan berlaku aturan ketat.

Info Grafis Panduan New Normal di sekolah menurut The Center for Disease Control (CDC) dapat dilihat pada Gambar di bawah.

New Normal di sekolah
Gambar : www.republika.co.id

Bagi orang tua, jangan terlalu risau, memilih belajar dirumah juga baik meskipun saat ini anak anda berada di tingkat akhir dan bersiap menghadapi Ujian Nasional, namun satu hal penting yang perlu dicatat.

Kemdikbud mengeluarkan kebijakan baru yaitu menghapus Ujian Nasional (UN) dan menggantinya dengan Penilaian Kompetensi Minimum dan Survey Karakter, mulai tahun 2021.

Jika kita melihat dari sudut pandang yang berbeda, pandemi sebenarnya mempunyai dampak positif terhadap pendidikan.

Keadaan ini telah mendorong lembaga pendidikan untuk berbenah lebih baik dalam mempersiapkan pendidikan dari sisi administrasi dan fasilitas kantor, ruang kelas, serta penataan lingkungan sekolah.

Tenaga pendidik dituntut untuk menguasai teknologi dengan membuat materi bahan ajar berupa video visual.

Di sisi lain, keluarga kembali menjadi ujung tombak pendidikan dimana kontrol orang tua terhadap anak menjadi lebih besar.

Selama ini orang tua hanya menginginkan anaknya berprestasi dan membanggakan berdasarkan dengan bukti nilai akademis dari lembaga pendidikan.

Tak jarang kepercayaan pada angka angka tersebut menjadi standar kecerdasan anak dan kemudian menimbulkan tuntutan profesi yang tidak sesuai dengan keinginan anak sendiri, anak terkesan dipaksa menuruti tanpa punya pilihan.

Dengan adanya belajar dari rumah, orang tua banyak yang mengalami kesulitan karena waktu yang banyak tersita oleh tugas rutin rumah tangga.

Dalam menyikapinya, ada beberapa hal yang orang tua ketahui, diantaranya :

  • Memahami muptiple intellegencia (kecerdasan majemuk) pada anak, sehingga dapat memberikan perlakuan berbeda.
  • Prioritaslah dalam menyalurkan bakat dan minat anak dengan metode metode kreatif.
  • Dapat menerapkan protokol pendidikan dirumah: pembagian tugas ibu dan ayah dalam mendampingi belajar, pengaturan jam ketat aktivitas anak antara belajar dan bermain secara tertulis, pembatasan penggunaan gawai dengan kesepakatan anak.
  • Menanamkan pendidikan karakter dalam wujud pembinaan akhlak, belajar etika dan menjaga adab.
Sebagai orang tua yang percaya bahwasanya anak cerdas harus didukung karakter yang baik, maka sudahkah kita mengambil hikmah belajar dari rumah.

Wasalam.