Alasan Kenapa Kyai dan Ulama NU Tidak Suka Mengkafirkan Part1

in #blog6 years ago

Akhir-akhir ini banyak orang yang menyangsikan ke-Ulama-an, gara-gara persoalan yang mereka sendiri sebenarnya tidak paham. Masa ada anak kecil mengatai Gus Mus ndasmu. Kyai Said Aqil dibilang kafir sama anak kecil. Firanda Andirja menyebut Syayid Muhammad itu Musrik. Coba anda lihat, Arifin Nugraha menganggap Imam Al Ghozali tidak paham Quran dan tidak paham sunah. Terkadang yang seperti ini yang mesti dipikir. Kadang orang-orang yang masih muda itu idak mengerti, tanggung-jawab keulamaan itu tanggung-jawab dunia akherat.
Ahok kafir! iya kalau kalah. Kalau menang, jadi gubernur? Sudah terlanjur anda kafirkan. Terus nanti dia ngangkat Kanwil Depag Jakarta. Secara hukum konstitusi sah, tapi secara syar’i Ahok tidak sah ngangkat kementerian agama. Kementerian agama ngangkat naip-naip di desa, secara konstitusi sah, tapi secara syar’i tidak sah karena diangkat oleh orang kafir. Lah nanti nasibnya bayi yang lahir bagaimana? Haram? makanya kalau ngomong hati-hati, sabar.
Sekarang itu umatnya nabi diajak anti. Mikirnya begini, kaum muslimin harus keras, tunjukkan kekuatan pada orang kafir. Bilangnya kan enak begitu. Kenapa Jakarta harus menunjukkan kekuatan pada orang kafir? Biar orang kafir tidak meremehkan kaum muslimin. Ingat Bosnia, jadi nasrani karena orang islam terlalu lunak.. Eropa kenapa bisa jatuh ke tangan nasrani? karena disana umat islam terlalu lunak, maka dari itu kita harus keras.
Ketika yang berpikir seperti itu bukan orang islam, tapi biksu wirathu di Myanmar. Dulu disini Hindu semua, gara-gara orang hindu terlalu lunak pada orang islam, maka islam kemudian mengalahkan hindu. Sebelum kita kalah, mari kita bunuh orang islam dari Myanmar. Lah kalau mikirnya seperti itu semua, selesainya masalah di dunia kapan?
Kalau dipikir itu gampang, tapi dicerna dalam-dalam. Jangan cuma ngomong doang. Kalau yang mikir seperti itu orang hindu, dulu di jawa semuanya hindu. Gara-gara hindu terlalu lunak, mari kita perang melawan orang islam. Kalau pikirannya juga begitu, mau gimana? Maka dari itu jangan gegabah. Hal-hal seperti itu tidak di tuntun oleh Allah SWT. Hancurkan, hancurkan, hancurkan, tidak ada tuntunannya. Maka, agar anda tidak ribut kalau ada orang yang menghina Al-Qur’an, maka Allah sudah mendahului. Al-Qur’an itu sudah dijaga oleh Allah SWT.
Karena Allah SWT tahu, bahwa Qur’an kalau dibiarkan jadi masalah, jangankan orang luar, orang islam sendiri baca Qur’an bisa jadi masalah. Gusti Allah pernah dianggap libur. Itu orang islam sendiri yang menganggap. Setelah kerusuhan dan kematian Sayyidina Ali juga ribut. Pada berdoa, ya Allah dunia kok ributnya seperti ini ya Allah, tolong damaikan. Ternyata tidak damai-damai, malah tambah ribut. Akhirnya ada orang bernama Dzilan at Dimasti dan mahbat Al Juhaeni melihat Al Quran.
Oh pantas gusti Allah tidak bisa dimintai, karena gusti Allah sudah libur. Sebab bertemu ayat yang berbunyi Khalaqassamaawaati wal ardha fii sittati ayaamin tsummastawaa ‘ala al-arsy. Yang satu bilang, sudah takdir lah orang sudah seperti ini, rombongannya jahannam bin Sofyan. Sampai karena terlalu pusing, mari kita pegang akalnya masing-masing. Kalau akalnya baik ya masuk surga, kalau akalnya salah ya masuk neraka. Nah kalau fifty-fifty, kadang baik kadang buruk? Ya tidak di surga tidak juga di neraka.
Kalau bayi masuk mana? Akalnya kan belum lengkap? Masuk surga apa neraka? Masuk surga karena punya fitrah. Surganya bagus apa jelek? Jelek karena tidak punya amal. Kalau bayinya protes, kok surganya jelek ya Allah? Tinggal di jawab, kan kamu mati kecil, jadi belum punya amal kebaikan. Kalau bayinya protes, kok saya tidak dibesarkan? Ya enggak lah, kamu takdirnya kafir kalau dewasa nanti. Eh terima kasih ya Allah. Daripada besarnya kafir, masuk neraka, mending masuk surga yang jelek.
Yang kafir dengar, loh ya Allah engkau tidak adil. Itu dimatiin sejk kecil supaya ketika dewasa tidak kafir. Lah engkau kan sudah mengerti kalau dewasa nanti jadi kafir, kenapa tidak dimatiin waktu kecil seperti dia, engkau tidak adil. Yang seperti itu sudah pernah. Khilafiyah-khilafiah seperti ini Allah sudah mendahului.
Kalau ada apa-apa tentang urusan Qur’an, anda tidak usah khawatir, sandarkan saja ke gusti Allah SWT. Harusnya seperti itu, membaca tafsirnya itu terkadang itu dibalik. Jangan tafsirnya muafaqoh dibalik menjadi tafsirnya mukholafah. Jangan khawatir, gusti Allah menjaga dan itu pasti. Dikira gusti Allah itu satpam, ya bukan, tapi sudah tau nanti bakal jadi masalah.
Islam itu ya kadang menang kadang kalah. Nabi saja perang badar menagng, perang uhud kalah. Tapi jangan khawatir. Maka tidak ada yang bisa merendahkan islam, siapa yang bisa merendahkan islam? Yah umat islam sendiri ketika tidak berpegang teguh pada prinsip islam. Lah makanya sekarang kalau tidak hati-hati, pasti jadi masalah. Masalah ingin baik, tapi tidak tahu batasan-batasan kebaikan.

Sort:  

Upvoted ☝ Have a great day!