ACEHNOLOGI, VOL.2 BAB14 SEJARAH ACEH

in #byrahmirizky7 years ago (edited)

images (1).jpgPengetahuan local dari aspek historis masih bertebaran diseluruh penjuru Aceh, tidak terkecuali jejak-jejak sejarah pengaruh Aceh diluar Aceh mulai dari sumatera utara hingga ke semenanjung Tanah Melayu. Hanya saja tidak ada upaya serius untuk menjahit fakta-fakta sejarah tersebut dalam satu ratusan Aceh yang komprehensif.
wpid-picsart_14378333444728-1160x530.jpg
Sumber-sumber local, pada prinsipnya, tidak hanya memberikan informasi tetapi juga bagunan atau konstruksi pengetahuan yang kaya dengan pesan-pesan, yang dapat dipantulkan untuk hari ini. Karena itu, mengkaji sejarah aceh pada prinsipnya adalah kajian tentang masa lalu, masa sekarang dan ,masa yang akan datang di Aceh. Karena masa lalu Aceh banyak direkam dengan karya-karya hikayat, maka dengan sendirinya, menjadi tugas kita untuk menggali aspek-aspek bangunan pengetahuan yang ditawarkan didalam karya-karya tersebut. Adapun relasi Sejarah Aceh dengan sejarah Indonesia ibarat dua mata koin yaitu pada satu sisi kontribusi terhadap sejarah nasional. Pada sisi lain merupakan bagian dari sejarah Perlawanan Rakyat Aceh terhadap dominasi Indonesia terhadap negeri Aceh. Terhadap sejarah kebudayaan islam, Aceh diletakkan sebagai negara yang berdaulat dalam system kerajaan. Terhadap sejarah melayu,Aceh disebut sebagai penjajah bagi Dunia Melayu. Sementara terhadap Indonesia, Aceh dipandang sebagai daerah rawan yang hendak memisahkan diri dari wilayah negara kesatuan republic Indonesia .
salat id1.jpg
Ketika sejarah aceh ditulis bagian dari sejarah kebudayaan islam, maka aceh dapat dikatakan sebagai sejarah kerajaan aceh yang sama posisinya dengan sejarah nasional. Salah satu persoalan yang krusial disini adalah kita akan mempelajari sejarah aceh sebelum konsep negara-bangsa ditetapkan pada negara negara muslim. Demikian pula, ketika sejarah aceh Darussalam menjadi sejarah nasional di aceh sebelum abad ke-19 M, maka sejarah-sejarah di negeri kecil di aceh sering tidak tertulis secara komprehensif. Padahal, dihampir seluruh aceh negeri-negeri aceh juga memiliki sejarah tersendiri, baik sebelum bergabung dengan Indonesia.
Menurut pandangan Kuntowijowo, dia menyebutkan 5 hal yang direkonstruksi oleh sejarah yaitu pemikiran, perkataan, pekerjaan, perasaan, dan pengalaman.
Pendalaman sejarah peradaban aceh harus mampu diteoritisasikan memalui meta-teori ilmu pengetahuan. Dunia pendidikan mulai dari TK hingga perguruan tinggi di Aceh, perlu memasukkan pendidikan mengenai sejarah peradaban aceh. Sejauh ini, dunia pendidikan di aceh sama sekali tidak memperhatikan bagaimana pola pembenaman nilai-nilai karakter ke-Aceh-an dalam system pembelajaran.
Untuk membangkitkan konstruksi bangunan Acehnologi, salah satu kunci utamanya adalah mempelajari sejarah aceh. Dalam bab ini tampak bahwa dominasi studi aceh melalui pintu sejarah telah banyak dilakukan dalam telaah Historiografi Aceh. Untuk menghadapi himpitan dan abaian sejarah aceh dalam sejarah Indonesia dan sejarah Malaysia, maka perlu dilakukan upaya untuk menulis sejarah aceh sebagai pusat perabadan, bukan sebagai pelengkap sejarah untuk menulis Historiografi Indonesia dan Histogriografis Malaysia.
Untuk memahami sejarah aceh yang memiliki berbagai dinamika, maka perlu ditelaah cakrawala berfikir orang aceh dalam perspektif kosmologi aceh. Hal ini disebabkan bahwa kemunculan kejayaan suatu bangsa, banyak diilhami dari system kosmologi yang berada pada negeri tersebut.