PINTAR BUKAN BERARTI PEMIKIR

in #contest6 years ago (edited)

student-2982201__340.jpg

Kali ini saya hanya membutuhkan FEED BACK dari seluruh steemian yang ada di seluruh dunia. jadikan ini sebagai sebuah pernyataan yang akan di simpan dalam blockchain oleh para witness.

10 ORANG PINTAR TIDAK SEBANDING DENGAN 1 ORANG PEMIKIR

Silahkan berikan tanggapan kalian di ruangan komentar dibawah ini dengan minimal 100 word dan saya pastikan setiap statement yang menarik menurut saya akan mendapatkan UPVOTE.

Silahkan tarik pikiran kalian selebar lebar nya untuk menjelaskan questioner ini.

_eEUj5mY_400x400.jpg

mrday.png

Saleum @mrday

Sort:  

Premis Relatif


Saya tertarik dengan premis utama dalam artikel ini, bahwa kualitas pemikir itu 10 kali lipat (dalam artian positif) dari kualitas orang pintar, itu kalau saya tidak salah mengerti, dan pendapat-pendapat saya akan saya dasari atas kesimpulan tersebut. Tentu akan semakin menarik seandainya @mrday menyebutkan dari mana premis tersebut berasal. Tetapi bagi saya pribadi, jika premis itu disodorkan 'mentah-mentah' sebagaimana terlihat dalam artikel, tanpa asumsi-asumsi pendukung, saya merasa harus meragukannya.

Pemikir yang baik, menurut saya, haruslah seorang pintar yang baik, kalau tidak pintar dan tidak baik, sangat besar potensinya dia tersesat di dalam pikirannya, pohon pikirannya hanya akan melahirkan buah-buah intelektualitas yang busuk dan buduk juga amat buruk. Dalam hal pemikir yang baik, saya setuju bahwa pemikir memiliki kualitas lebih tinggi dari sekedar orang pintar yang menyerap esensi-esensi kehidupan tanpa melibatkan upaya melahirkan ide-ide tersebut. Dunia bergerak karena para pemikir. Amerika mencapai era pembebasan perbudakan karena Lincoln kecil sudah berpikir tentang kehidupan para budak kulit hitam yang dilihatnya sejak dia masih bocah, pikiran yabg terus menghantuinya bahksn sampai dia menjadi Presiden, di mana dia bisa berbuat sesuatu untuk itu. Ini jenis pemikir yang baik.

sumber

Tetapi, pemikir yang baik pun tidak akan memiliki makna apa-apa jika dia tidak pintar mengkomunikasikan pemikirannya dan mengeksekusi ide-idenya. Bagaimana jadinya, jika Lincoln, selaku Presiden saat itu, hanya mampu berpikir tentang ide-ide yang positif bagi demokrasi tanpa pintar melobi para pembuat Undang-Undang dan tidak pintar mengkomunikasikan idenya dengan konstituen? Mungkin para wanita dan orang-orang kulit hitam di Amerika Serikat akan butuh waktu lebih lama untuk bisa memiliki hak memilih dan kesempatan yang lebih luas untuk pekerjaan-pekerjaan di sektor publik. Jadi, pemikir yang baik dan pintar memang lebih berkualitas daripada orang pintar yang tidak berpikir. Saya pikir, premis di atas mengacu kepada kondisi ini sebagai prasyarat-prasyaratnya, dengan asumsi bahwa "lebih baik" itu artinya "lebih mampu memberikan manfaat-manfaat positif bagi orang lain".

Dan kita juga mendengar tentang pemikir-pemikir buruk yang terus memikirkan cara-cara efektif untuk mengebom orang-orang di negara-negara yang jauh, demi minyaknya atau wanita-wanitanya atau isme-ismenya atau karena alasan sepele, bahwa "aku mampu". Dalam hal ini, pemikir lebih buruk kualitasnya -minimal secara manusiawi- dari orang pintar yang baik, bahkan orang bodoh yang baik pun masih jauh lebih baik dari mereka yang otaknya buduk itu.

Terimakasih. Ini sangat menarik!

ini adalah feed back yang sangat luarbiasa, semua feedback yang telah disampaikan oleh teman teman yang lain sebelumya sudah terangkum dengan sangat meusaneut dalam komentar yang satu ini. iya, satu kekurangan lagi yang terlewatkan dalam hal penyampaian padan quistioner diatas adalah kalimat ini bersumber dari mana?.
saya mencoba menarik kembali apa yang saya pernah pelajari dari seorang mentor yang bernama Prof.Dr.Cristopher Lee, merujuk pada training nya yang bertemakan " Operacy " saya melihat beberapa kontent dan diantaranya adalah perkataan seorang " mahatma Gandhi" dengan perkataan seperti yang menjadi quistioner kita kali ini, mungkin ramai orang yang mengenal sosok kepemimpinannya, dimasa hidupnya begitu banyak bahasa filosofi yang dikeluarkan dan menjadi pengetahuan bagi pemimpin dunia lainnya, jika kita kembali kehakikat, adalah semua itu berasal dari pemimpin peminpin islam pada masa dahulu, namun karena kebetulan mentor nya adalah yahudi maka pilot projectnya akan merujuk pada pemimpin kafir juga.
terlepas dengan semua ini, pendapat anda ini sudah sepantasnya mendapat feedback yang sebanding dengan kapsitasnya, sungguh luar biasa @aneukpineung78, tidak diragukan lagi kapasitas anda di platform ini.

Saya pikir, mempersoalkan tetek bengek etnik, agama, nasionalitas, ras, suku, dan sebagainya itu adalah bukan tindakan yang bagus. Kebenaran dan kebaikan yang datang dari mulut babi tetaplah kebenaran dan kebaikan, dan kotoran yang datang dari tangan "orang suci" tetaplah kotoran. Pada anjing pun kita bisa belajar, apalagi manusia.

Kalimat yang sederhana namun tidak sesederhana yang dibayangkan, 10 orang pintar tidak sebanding dengan 1 orang pemikir, dalam kehidupan sehari-hari orang pintar mungkin hanya di anggap dikelas krn dapat menjawab soal matematika dibandingkan seorang pemikir bagaimana itu dapat terjadi, namun jika dibawa dalam masalah realita jelas seorang pemikir dapat dapat memecahkan masalah tersebut, dia bisa berpikir dan menggabungkan dengan pengalaman yang dia dapatkan untuk menyelesaikan masalah tersebut, sehingga dia bisa berfikir jika dia mengambil tindakan dia tau efek apa yang di terima dan bagaimana cara mengatasinya, biasanya orang orang pintar hanya berfikir bagaimana cara menyelesaikan masalah, tidak tau bagaimana efek kedepannya.
Sekian @mrday pat na salah ne peugah bah jeut ke pelajaran ke loen cit bg

Bebas Terkawal

Pemikir yang baik sudah pasti pintar, atau memiliki basis ilmiah yang cukup untuk mengawal pikirannya tetap di dalam koridor ilmiah, meskipun orang-orang lain belum siap untuk pikiran-pikirannya yang mungkin melampui eranya pada saat itu. Einstein pernah dianggap pikun dan bahkan hilang akal, karena pendapat-pendapatnya. Namun seiring waktu, satu persatu pendapat gilanya itu menemukan momen. Einstein adalah orang pintar, itu basisnya. Dan dia menggunakan kepintarannya untuk berpikir dan mengawal pikirannya, dan pada saat yang sama dia juga membebaskan pikirannya itu untuk menelusuri setiap sudut ruang ilmiah yang belum terjangkau.

Tetapi perjalanan sains memang terpatri dalam riwayat bangunan-bangunan filsafat: semua bermula dari tesis (pikiran/pendapat), yang diuji oleh antitesis-antitesis (bantahan), yang antitesis-antitesis itu pun akan dibantah lagi oleh pendapat-pendapat yang pro kepada tesis awal, begitu terus sampai proses bantah membantah ini berakhir pada kesimpulan bahwa thesis awal adalah benar atau salah, bisa juga berakhir dengan lahirnya thesis baru di mana proses bantah membantah menemukan episode barunya, sampai suatu saat sebuah kesimpulan tak terbantahkan lagi dan diterima sebagai sebuah kebenaran ilmiah. Proses ini bisa mengambil waktu yang tidak tertentu, bisa dalam waktu singkat, bisa juga lintas generasi.

Apakah penerimaan sesuatu sebagai sebuah kebenaran ilmiah adalah ujung dari perjalanan bangunan ilmiah terhadap suatu isyu atau thesis tertentu? Tidak! Itu akan diterima sebagai kebenaran sampai muncul sanggahan berikutnya yang membuktikan bahwa itu tidak benar, dan bangunan kebenaran ilmiah tadi pun dipugar kembali, dicabik-cabik lagi dalam proses bantah membantah, karena kebenaran ilmiah memanglah harus sesuatu yang tidak menyisakan ruang keraguan sedikitpun, setiap keraguan harus dipuaskan. Jadi ingat satu bait lagu dari grup band DeWA dalam lagu Hidup Adalah Perjuangan, yakni "Kebenaran hari ini bukanlah berarti kebenaran esok hari. Kebenaran bukanlah kenyataan." Hehe. Jadi, jangan takut untuk membantah dan mengajukan pertanyaan, karena itu suatu tanda bahwa otakmu sedang bekerja. Karenanya, berikan bantahan dan/atau pertanyaan terbaikmu untuk komentarku ini. Ayo. Kutantang kamu @muhammadddzacky. Jika bantahan dan/atau pertanyaanmu mampu membuatku senang, 0.5SBD akan kukirim ke dompetmu, plus upvote. Aku gitu orangnya. 😊😊

Maaf, ini memang sudah banyak melenceng dari topik juga pendapat. Dan mohon ijin kepada @mrday untuk saya menyelenggarakan tantangan di dalam kontesmu, bukan maksudku membuka kedai di dalam kios, hanya ingin membuat ini menjadi lebih menarik. Salam hormat.

Terimakasih sebelumnya telah memberi tantangan kepada saya @aneukpineung78 ,ini merupakan hal yang bagus untuk saya supaya saya bisa mengambil pelajarannya , dan hormat saya dan izin kepada @mrday untuk menjawab pernyataan ini didalam kontes @mrday
Jika berbicara mengenai sains ,memang yang ditemukan dihari lampau bisa jadi terbantahkan dengan teori baru yang ditemukan setelah pengujian dengan pengakuan dari berbagai pihak serta masuk akal tentunya. Itulah penjelasan dalam al-qur'an dimana manusia diperintahkan untuk belajar dari ayunan hingga liang lahar, tidak ada batasan mengenai usia dalam belajar, yang artinya ilmuan sebelumnya memang berjasa dalam menemukan hal-hal yang sangat bermanfaat seperti yang kita gunakan sekarang, namun dengan berkembangnya hal tersebut maka pemikiran manusia pun terpacu untuk meningkatkan teori-teori tersebut dan bisa jadi terbantahkan jika teori baru lebih masuk akal dan diterima oleh khalayak ramai, kesimpulannya jika terkait dengan ilmu sains bisa jadi hari ini tidak akan sama teori nya dengan hari esok, namun jika al-quran itu ilmu pasti , sejak diturunkan dari masa rasulullah hingga akhir zaman tidak akan berubah, didalam al-quran semua jenis ilmu tercantum , namun untuk menafsirkan nya akan sangat sulit, seperti ayat yang berbunyi "Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)."
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 33)
Artinya dengan izin allah swt semua hal dapat terjadi.
Mungkin hanya itu jawaban dari saya, jika ada terdapat kesalahan atau kekhifalan mohon bimbingannya dan mohon maaf atas hal tersebut
Terimakasih telah memberi saya kesempatan @anuekpineung78 @mrday
Semoga kedepan saya dapat belajar dari gure-gure sekalian

Ini bukan bantahan ataupun pertanyaan. Ini pembenaran terhadap pendapat saya dengan memakai analogi-analogi berbeda. Maaf, @muhammadddzacky, kamu gagal untuk 0.5SBDnya.

Tidak apa-apa ,semua butuh perjuangan , saya akan lebih berusaha lagi dalam memahami sebuah pernyataan ,mohon bimbingannya @aneukpineung78

Oke! Hidup tidak berakhir pada tantangan ini.
Selama masih ada nafas, masih ada peluang. Hehe.

ha ha ha, disini saya hanya ingin mensupport @muhammadddzacky dalam mendapatkan sbd, namun dia gatot ( gagal total ) apa boleh bulat....
tidak, saya tidak mengganggap ini suatu bantahan, justru ini lebih kepada mengarahkan pemahaman khusus kepada yang umum, saya senang dengan ini.:D

Mungkin saya sedang gagal fokus dan mengantuk, semua butuh proses ,saya percaya akan hal itu ,belajar dari kesalahan yang ada ,thanks for support @mrday

Hahaha.
Besok2 kita coba lagi.
Nanti kita ajak juga @mrday menjadi sponsor pendukung.
Yang penting jangan kecewa, anggap ini semua sebagai permainan untuk dinikmati.

pendapat @muhammadddzacky merupakan yang sudah sangat mendasar alias kembali kepada hakikat, artinya semua hukum dan segala yang berlaku di dunia ini semua merujuk kepada Quran dan hadist. terlepas dengan semua itu, kita sebagai manusia sangat dituntut untuk berfikir secara global dengan tidak menyalahi aturan agama, tarik pikiran sejauh mungkin karena Allah tidak akan menjadikan hambanya Gila karena berfikir, berfikir dalam frame agama. disini saya melihat ada sinkronisasi antara pendapat anda dengan pendapat @aneukpineung78, sedikit banyak namun dalam bahasa yang berbeda, saya bisa memahami keduanya, namun apakah setiap menyebutkan kata " pemikir " harus identik dengan ilmuwan?, ini yang saya perdapatkan dalam kedua pendapat diatas. jika memang jawaban nya IYA , saya sudah menemukan deskripsi pemikir ada pada seorang ilmuwan dan orang pintar tidak termasuk didalamnya. semakin menarik @muhammadddzacky.terima kasih atas pendapat nya.

Terimakasih atas masukannya @mrday saya belum bisa berfikir secara luas, masih terlalu sempit , harus lebih banyak memperbaiki diri

Nah itulah dia mrday, Anda tidak membatasi status dengan kondisi-kondisi misalnya "pemikir" tidak harus ilmuan. Saya juga tidak menyebutkan harus ilmuwan. Saya hanya memberi contoh terkait pemikir ilmiah. Kalau saya memberi contoh non ilmiah, nanti peryanyaannya bisa lain lagi, "Bagaimana dengan pemikir ilmiah?" Ini celah yang tidak diantisipasi di dalam status mrday dan berpotensi melahirkan interpretasi yang beragam.

ternyata anda sudah lebih memahami kemana arah quistioner ini :D, ini lah strategi untuk ini, salut buat anda.
kali saya mendapatkan "sipattak dua pat lut" ilmu yang bermanfaat dan banyaknya feed back yang masuk terutama dari anda, tolong jangan ceritakan dulu strategi ini kepada yang lain he heh ehehehe

Lisék. Hahaha.

demi kebaikan dunia dan akhirat saya mengizinkan @aneukpineung78 untuk menarik fikiran siapapun yang terlibat dalam contest ini, saya senang sekali.
memang sedikit rumit bin sulit untuk memahami paparan anda yang di atas, membutuhkan pemikiran yang ekstra untuk bisa mengambil inti dari itu semua, namun saya hanya melihat point point penting dalam hal pengertian pintar dan pemikir, memang tidak bisa dilakukan hanya dengan bantuan segelas kopi dan sebatang rokok, butuh alibi dan argument untuk menjelaskan keduanya. yang saya pahami disini adalah pintar menjadi wasaf atau sifat atau subject yang diletakkan kepada sesuatu/seseorang, sedangkan yang menjadi object adalah orang yang berfikir, hasilnya adalah ketika seseorang sudah mulai berfikir untuk belajar dan mulai mengetahui banyak hal tentang ilmu pengetahuan maka dia akan menjadi pintar. itu point yang saya simpulkan pada pendapat diatas.

Menggunakan alibi dan argumen untuk menjelaskan definisi kata-kata menurut saya kurang tepat. Lebih pasnya pakai kamus, jika mau ini lebih ilmiah, lalu pendapat-pendapat bisa didasarkan atas itu. Tetapi tentu saja saya paham bahwa kita di sini tidak membatasi diskusi menjadi begitu kaku.

Dan saya sedikit merasa lebih memahami kerangka berpikir mrday setelah memisahkan antara "pintar" dan "pemikir" ke dalam jenis kata, seumpama di dalam kamus, yakni "pemikir" [nomina, kata benda] dan "pintar" [adjektiva, kata sifat]. Tadinya saya memahami status mrday sebagai perbandingan yang setara, yakni "pemikir" [kata benda] dan "(orang) pintar" [kata benda]. Jadi, sebagaimana komentar saya yang lain, saya katakan lagi, status mrday ini tidak lengkap, intepretasi-imtepretasi bisa macam-macam muncul dari orang yang berbeda. Dan saya pikir, di situlah asyiknya.

kini saya mulai mengakui hampir semua kekurangan ini kepada anda @aneukpineung78, semua feed back yang masuk anda yang lebih vocal dan lebih capable untuk membuat quistioner diatas menjadi lebur, ada yang lebih meng syik kan disini, anda mau tahu? itulah anda yang mempunyai wawasam yang sangat luas, saya masih harus membaca banyak buku lagi untuk bisa berbicara dengan anda. indah sekali persahabatan ini, terima kasih untuk semuanya dan saya menyerah @aneukpineung78

@muhammadddzacky, dengan bahasa yang tidak terlalu formal anda bisa menjelaskan ini dengan baik, saya pribadi sangat mengerti inti dari uraian anda di atas, coba saya garis bawahi " seorang pemikir layak disandang oleh seorang pemimpin besar sedangkan orang pintar hanyalah definisi relatif bagi seorang yang sudah menyandang pangkat ( sarjana, Dr.Prof ) atau yang lainnya dengan usahanya yang dikatakan kepintaran sehingga menghasilkan kedudukan tersebut". kira kira begitu pemahaman saya untuk surah anda yang diatas.
tidak ada yang perlu dibenahi disini, karena ini murni dari pikiran masing masing dan satu hal yang saya tahu kalau setiap pendapat itu harus dihargai dengan sebaik mungkin.
mungkin sedikit saya protes pada nama akun anda, kenapa ada triple " d " dipertengahan akun? hehehehe, cuma bercanda. terima kasih sudah berbagi disini dan saya senang membacanya.

" PINTAR BUKAN BERARTI PEMIKIR'' ini bisa kita artikan dalam dua bentuk arti :

  1. Pintar bisa kita maknai bahwa dia bisa melakukan sesuatu dengan
    teratur dan mudah diterima oleh pikiran sehatnya dengan sempurna
  2. Pemikir dapat diartikan bahwa dia sudah pintar terlebih dulu, sehingga
    dia cendrung untuk mencari sesuatu yang belum dapat diterima oleh
    akal sehatnya sehingga dia akan mencari fakta dan bukti untuk dapat
    di pecahkan dengan akal pikirannya. Sampai Hasil yang dicarinya
    sesuai dengan yang diharapkannya.. maaf kalau salah... Good Jobs@mrday

Dua point untuk dua pengertian yang berbeda namun menemukan satu titik fokus tentang definisi kedua nya, kerja bagus syedara loen

Terima Kasih om@mrday

Pintar adalah ingatan masa lalu yang masih lekat di otak kanannya yang selalu ada disaat iya butuh, sedangkan pemikir adalah seorang yang selalu mempunyai ide dan selangkah lebih maju dari orang pintar. Karena penemu dan pakar adalah pemikir, bukan orang pintar,. "Menurut loen tuan".

sangat menarik @abieikram penjelasan anda disini saya meilhat sudah memisahkan keduanya dengan memberikan definisi masing masing dari keduanya. menurut saya dua hal ini mempunyai definisi masing masing dengan arti yang sangat relatif.mabrook, ilalliqa..

10 ORANG PINTAR TIDAK SEBANDING DENGAN 1 ORANG PEMIKIR


Sebuah statment ringan tapi berat untuk ditelaah dan dijawab

Baiklah @mrday, saya mencoba menaselarisakan jawaban saya dengan kalimat diatas

Sudut pandang saya adalah sebagai seorang OCM (Organizationl Change Management), 10 orang pintar ini adalah asset yang sudah tidak diragukan lagi kemampuan di bidangnya masing, namun bagaimana korelasinya dengan 1 orang pemikir, di dunia OCM kami menyebutnya sebagai sebuah trigger (Pemicu, leader atau agen of change) dimana 1 orang ini bertindak sebagai connection in integration, yaitu menghubungkan kesepuluh perfection service menjadi sebuah produk/output yang diharapkan bernilai (valuable)


Analogi atas jawaban saya


Kesepuluh orang pintar ini akan saya anggap sebagai sepuluh buah parts yang perfection yang melekat pada sebuah Mobil Mewah, contoh 1 diantara mereka akan menjadi blok mesin yang handal( hanya sebuah ruang bakar, akan tidak ada artinya jika tidak terhubung dengan roda penggerak), 1 diantara lainnya akan menjadi sebuah bahan bakar dengan nilai oktan yang tinggi ( hanya sebuah bahan bakar akan tidak artinya apabila tidak melakukan pembakaran yang sempurna di ruang bakar) dan begitu seterusnya sampai yang 10 terakhir menjadi sebuah ban (ban yang sempurna peruntukan untuk cuaca dan jenis aspal), lengkap lah sudah sebuah mekanisme Mobil mewah yang benar-benar ready to run, deskripsi analogi ini yang manjadikan 1 orang pemikir sebagai seorang supir yang dapat mengintegrasikan itu semua menjadi sebuah mekanisme sempurna sehingga mampu mendapatkan keberhasilan akan visi dan misi yang di maksud. yang mampu menetapkan rules yang seyognya dihasilkan oleh 10 orang pintar tersebut.

kesimpulan


Seorang pemikir sangat dibutuhkan untuk mengintegrasikan kesepuluh orang pintar tersebut, sehingga memberikan valuable product.


Note :
Banyak tersedia di dunia super car, tetapi jarang ditemukan seorang rider yang hebat

Menurutku, orang yang mampu memimpin sekumpulan orang tidak tepat disebut pemikir, tetapi lebih pas disebut pintar. Ya itu, pintar memimpin, atau memiliki kualitas seorang pemimpin. Orang yang pintar memimpin akan mampu memimpin siapapun, termasuk para pemikir. Bukankah para penguasa dan raja-raja memiliki para pemikir di dalam lingkarannya untuk menasehatinya dan memberikan pandangan terkait isyu-isyu tertentu, dan juga mengeksekusi keputusan-keputusan yang dibuatnya? Kita mengenal mereka sebagai menteri-menteri dan Dewan Pertimbangan Presiden, atau Dewan Pakar, atau apapun istilahnya. CEO di perusahaan-perusahaan adalah seseorang berkualitas pemimpin yang memimpin, di antaranya, sekumpulan pemikir untuk membuat inovasi-inovasi baru. Di setiap organisasi yang serius, mereka memiliki suatu kelompok think tank, sebagai bagian yang integral dengan kelompok-kelompok lain, dan mereka semua dipimpin oleh orang yang memiliki kepintaran di bidang kepemimpinan misalnya skill manajerial.. Saya pikir begitu.

Jadi saya tetap masih harus menolak premis bahwa pemikir lebih berkualitas daripada orang-orang pintar. Ada hal-hal lain yang harus ditelaah daripada hanya dua kualitas utama itu, dan hasilnya bisa saja berbeda untuk kasus-kasus yang berbeda.

setuju juga dengan pendapat anda @aneukpineung78, sedikit gambaran tentang penyebutan tentang pintar dan pemikir, saya belum pernah mendengar "pintar dia jadi pemimpin" atau " memang dia seorang pemimpin yang pintar,". mari kita lihat kata lainnya "Nelson mandela terlahir sebagai pemikir untuk bangsa afrika selatan dan akhirnya menjadi pemimpin rakyatnya" ketika duduk di bangku sekolah seorang guru pasti menyebutkan sebuah kata sukses kepada muridnya " Pintar Kamu Nak", inilah sedikit gambaran dari saya. dan ketika sepuluh orang terpintar di dunia dengan IQ diatas 160 mereka tetap di juluki 10 orang pintar dunia, bukan sepuluh orang pemikir dunia.

Saya pikir, ada tidaknya ungkapan "pemimpin yang pintar" bukanlah hal substansial, dan tidak pula membatalkan pendapat saya di atas. Pemimpin yang sukses sudah pasti pintar dalam memimpin. Yang saya maksudkan dalam pendapat saya di atas adalah, butuh ilmu (kepintaran, skill) untuk menjadi pemimpin. Ilmu itu bisa didapat di ruang-ruang kelas, atau melalui pengalaman formal atau non formal. Dalam organisasi-organisasi massa seumpama ormas-ormas kepemudaan, sebagai contoh, mereka mencetak bibit-bibit dan menyeleksi calon-calon pemimpin masa depan melalui proses yang disebut kaderisasi, di mana bakat-bakat dipantau dan dibina.

Tentang Nelson Mandela, redaksi kalimat ringkas "pemikir yang menjadi pemimpin", itu tidak menjelaskan secara spesifik bahwa kepandaiaannya berpikirlah yang membawanya kepada tampuk kepemimpinan, itu pemahaman saya, banyak hal lain yang mempengaruhi itu. Adalah kurang tepat jika kita mengambil kesimpulan besar hanya dari sebuah kalimat pendek begitu, itu sejenis logical fallacy atau kengauran logika. Contoh yang sejajar dengan kalimat itu adalah, "Seorang tukang bubur naik haji." Apakah karena profesi tukang buburnya maka dia naik haji? Ada juga teknokrat-teknokrat yang menjadi Presiden, tentu bukan hanya kualitas tunggal dari keteknokrasiannya itu yang menjadikan dia presiden.

ampon @aneukpineung78, han lee lon singoh-ngoh.... taubat lon.... hehehehe, just said, cucok that apa yang anda katakan, @mrday where is my silop.

Malas kita. (Melayu)
Beu-ö teuh. (Aceh)
Lazy we. (English Meuawo)

hehe, we'll meet again in another post my friend, I see alot of think we can solve and get a troubleshooting with you and @mrday, I like you have the best one think how to make teambuilding and smart leader, waiting for the best time to make it possible, see u guys, love you all

saya sangat menghargai feed back anda, namun disini saya harus bisa memisahkan terlebih dahulu siapa orang pintar dan siapa pemikir, atau kedua adalah orang yang sama?, pemimpin yang pintar menurut saya adalah pemimpin yang mau berfikir, berfikir dalam konteks memperbaiki daerah kekuasaan pemimpin tersebut, ini masih sangat khusus, bahkan ada pemimpin yang hanya mau berfikir untuk kepentingan kelompoknya saja, ini bukan pemimpin menurut saya. banyak orang pemikir didalam satu sistem pemerintahan seperti yang anda sampaikan itu adalah bukan pemikir yang sesungguhnya menurut saya, karena mereka hanya berfikir secara parsial saja bukan secara global.
pemikir yang saya maksudkan adalah orang yang bersedia meninggalkan kehidupan golongannya demi mencapai sebuah maksud tertentu untuk kemaslahatan orang banyak, ini seperti contoh anda sampaikan di atas "einstein".
ini semakin menarik

luar biasa @dedyrendra, secara sistem ini sudah merupakan sebuah feed back yang sangat sempurna, anda bisa menggabungkan bagian bagian yang terkecil sehingga membentuk sebuah sistem yang yang dikatakan unit. ini sebanding dengan apa yang sudah anda tuangkan disini. anda benar benar seorang pemikir.
namun apakah anda orang yang pintar ? terima kasih untuk feed back yang sangat bagus, mudah mudahan dibaca oleh mereka diluar sana.

apakah anda orang pintar?

Jawabnya saya tidak ada diantara keduanya, ini terbukti saya masih seperti ini, masih plankton, yang seharusnya plankton adalah makanan paus namun saya tidak dimakan.

ha ha ha, anda tahu ikan cu ale @dedyrendra, dia tidak akan memakan mangsanya kalau tidak berkilau dan berkilat didalam air, jadi kilat kan diri anda dulu baru bisa menjadi santapan paus, sungguh anda biasa diluar hahahahahaha

Ya sangat tau sekali dengan cuale dan alue-alue, saya bingung harus kilat seperti apa lagi, mungkin mereka mengincar planton yang agresif yang mendekati dekat bibir paus seraya berkata... Kakap lon hai... Kakap laju

ini seperti mimpi buruk bagi saya @dedyrendra ketika berada dimulut paus yang bau mulutnya Na 'u zubillah hi mindzaalik, hahahahahaha.
saya yakin plankton yang satu ini sedang di incar oleh paus yang mulutnya wangi, saya yakin sekali hana trep lee ka jikap droeneuh. djeut tak tanda. hahahahaaha

pantai adalah tempat orang menenangkan diri@mrday

ha ha ha ha ha , hana bara'ah istihlal lagoe @vikron, bit cit meunan, sungguh saya senang membacanya.syukran syedara loen

loen lake mueah bg,,maklum baroe merunoe, salam buat keluarga, dan salam baroe meuturi, walaupun sering merumpok hanya lewat sagai,

Hana masalah njan syedara loen, biasa dalam perjuangan he he he...

Si pemikir akan terus berpikir ..!!
Si pintar selalu mendapatkan hasil !!

jelas seperti yang dikatakan @aneukpineung78, komentar 100, rupanya saya kekurangan kalimat hehehehe, saya sudah perbaiki @ziapase, sekarang coba anda berikan feed back kembali tentang concern ini, dan ini semakin menarik, saya tunggu...

Menurut pendapat profesional saya,, hhaa

Pemikir itu adalah orang yang memikirkan sesuatu/terobosan baru (misal di steemit) tujuannya untuk menarik minat seorang steemian untuk ikot dalam ide yang ia ciptakan contoh sederhana kontes dari Gure @mrday .

Si pintar ialah seseoarang yang akan melakukan sesuatu yang memang luar biasa, namaa aja pintar ..!

Si Goblok ala bob sadino adalah orang yang sulit mendapatkan kepercayaan dari orang lain, dia akan bertahan pada prinsipnya dan akhirnya dia akan berada di puncak karena ketekunannya ..!

Menurut gure @mrday dan senior @aneukpineung78 .

Dimanakah saya ??

Anda tepat berdiri diantara keduanya @ziapase, antar orang orang pintar dan orang orang pemikir. Saleum bereh keu gata

Saya sudah bilang, @ziapase ini memiliki kedua kualitas itu. Hanya orang-orang pintar yang berpikir yang akan tahu bahwa dirinya bodoh. 😆😆

@ziapase, sang empunya artikel mensyaratkan minimal 100, saya pikir maksud beliau adalah "minimal 100 kata", tapi bisa juga "minimal 100 karakter". Kalau seratus kalimat, sepertinya tidak mungkin, itu sudah seperti menulis opini di koran. Apalagi 100 paragraf, memangnya ini Tugas Akhir Kuliah? 😆😆

Dan saya pikir komenmu tidak memenuhi syarat, bahkan tidak sampai 100 karakter pun. Saya tertarik terhadap pendapatmu tetapi saya terpaksa harus memprotes jika mrday juga mengupvote komentarmu, sebab ini tidak memenuhi syarat yang disebutkan di dalam artikel beliau itu. It is nothing personal, man. It's just business.
😆😆😆

Hhhaaa ..
Saya tidak memikirkan hal itu, karna yang empunya artikel tetap melakukan hal itu .

Sebenarnya saya tidak begitu memahami perbedaan si pemikir dan si pintar, karna saya sendiri lebih tertarik jadi orang" goblok ala bob sadino .. Hhii

Iya sih, hampir semua divote sama beliau, padahal di dalam artikel disebutkan bahwa statement terbaik yang akan mendapatkan upvote. Kalau kita runut le dalam kaidah bahasa Indonesia, "terbaik" itu artinya "yang paling baik", artinya "tidak ada yang lebih baik darinya", dan karena itu, hanya satu yang layak mendapat predikat itu, dan karenanya, hanya satu yang berhak diupvote. Tetapi beliau tetap memiliki celah berkilah dengan alasan, "saya tidak menyebutkan tidak akan mengupvote yang kurang baik". Haha.

Alinea kedua, itu menunjukkan kualitasmu yang ganda: pemikir yang pintar. Dan saya pribadi, meskipun masih dalam masa penyembuhan Vote Power, merasa wajib hukumnya mengupvote pendapatmu itu. 👍Maaf, cuman naik segitu saja. Kalau bisa, ingin kuupvote berkali-kali lagi.

Kalau di lihat dari pemberian upvote, semua komentator yang telah memberikan argumennya mendapatkan hal itu, dapat di katakan pendapat mereka bagus !

Bagi saya dan anda mungkin bukan upvote yang dicari, tetapi dapat memberikan pendapat/sudut pandang ttg si pemikir & sipintar di blog gure @mrday sudah menjadi sesuatu yang luar biasa !!

Nah. Kalau kita mau serius, harus ada suatu kaedah pengukuran tertentu agar suatu pendapat bisa disebut "pendapat yang bagus", dan ini mungkin sedikit banyak melibatkan aspek-aspek saintifik. Saya cenderung lebih suka menyebut "pendapat yang menarik", ini membebaskan saya dari potensi kewajiban menjelaskan pandangan saya secara ilmiah terhadap suatu pendapat, sebab ukuran menarik adalah masalah pribadi, tetapi bagus berhubungan dengan nilai-nilai ilmiah, karena kekuatan intelektual saya amatlah sedikit untuk menanggung beban ilmiah seumpama itu. Haha.

Kalau @ziapase tidak mencari upvote dan hanya kepuasan bertukar pikiran, saya justru bermaksud mendapatkan keduanya sekaligus. Istilahnya, "sambil nyelam nangkap ikan", jadi, "sekali merangkuh dayung, dua tiga perawan bisa dikunjungi dan dipromo-steem". Haha.

he he he he, ini disebabkan karena saya merasa senang dan bangga akan kehadiran para sahabat disini, menyampaikan ilmu yang sangat berguna, saya tidak perlu terlalu memilih buku untuk dibaca, cukup di komentar post ini saya sudah mendapatkan setengah buku tentang leadership. terima kasih @aneukpineung78

Masalahnya adalah, saya menemukan kenikmatan di dalam hal bantah-membantah. Bsntah-membantah ini, jika dilakukan dengan positif, maka hasilnya juga positif. Melalui proses bantah-membantah ini, banyak hal bisa dipelajari, dan setiap orang berkesempatan mempelajari hal-hal baru. Jadi, sebenarnya saya yang harus berterimakasih kepada @mrday karena telah membuka kesempatan itu.

ha ha ha ha, saya mengaku kekurangan dalam penyampaian, tentang siapa yang akan di upvote, sudah saya perbaiki @aneukpineung78, saya senang masih ada yang perduli dengan kekurangan ini.
namun saya tetap akan meng up vote yang tidak memenuhi syarat karena kesalahan saya dalam menyampaikan. namun dalam skala yang lebih kecil, harap dimaklumi.
he he he...

Saya paham hal ini, "setiap orang yang terlibat patut merasa senang". Saya juga hanya bercanda, sebenarnya.

#orang pintar tidak sebanding dengan 1 orang pemikir,
menurut saya, semua orang kalau ingin pintar ya harus berpikir dlu,gakada orang pintar yang tidak memikirkan apapun, contohnya, jika kita mau menjawab sebuah soal, pasti kita harus berpikir dlu,
hehe itu saja pendapat saya ,salam kenal :)

sebuah logika yang cukup sederhana dari @bigboss99, namun saya masih bingung dengan definisi "pintar " itu seperti apa?, terima kasih sudah memberikan feed back di quistioner ini.

menurut saya arti pintar adalah mengetahui, pandai, memiliki ilmu. karena orang pintar selalu bergelut pada ilmu itu menurut saya :)

Secara ilmiah, "pintar" dan "pemikir" bisa dirunut ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), itu kalau kita mau diskusi lebih memiliki aspek saintifik -minimal secara bahasa-, dan tidak berpotensi mengarah kepada basa-basi yang menambah nikmat kopi. Saya tidak bermaksud anti basa-basi, saya sendiri juga suka mengucapkan "menurut saya" atau "saya pikir", saya hanya memberikan pendapat.
😀😀

iyaa,terimakasih atas pemahaman nya 😁

Jelas tidak sebanding karena 1 orang pemikir memiliki kekuatan pikirannya untuk bisa mengendalikan 10 orang pintar. Kekuatan pikiran lebih dasyat dari kepintaran.
Kepintaran seseorang karena ia belajar dari hasil buah pikiran orang lain yang dituangkan bisa dalam berbagai media.
Pemikir selalu mencari atau menemukan hal-hal baru, menganalisis, mengolah dan memberi arti terhadap temuanya. Hasilnya bisa untuk dinikmati 10 orang pintar bahkan lebih melalui proses belajar.

Jadi.......

10 orang menjadi pintar karena belajar dari hasil buah pikiran 1 orang pemikir.

Begitu kura-kura sobat steemit. Hehe

he he he he, deskripsi yang luar biasa dari @regi, salam kenal buat anda. saya senang sekali membaca penjelasan dari anda, cukup mudah untuk dipahami dalam memisahkan kedua nya. namun bukankah kedua nya" pintar dan berfikir" adalah sesuatu yang timbul dengan awal yang tidak diketahui seperti " mana lebih dulu telur atau ayam ". walaupun demikian saya sangat menghargai pendapat anda, saya kira anda type seorang pemikir. terima kasih

You received a 59.52% upvote from @arabpromo courtesy of @mrday!

You can earn daily profit by delegating SP to our bot and support the community. To do so, click below:
50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP, 10000SP,
Custom Amount
Make sure you have at least 15 SP left on your account.

If you believe this post is spam or abuse, please report it to our Discord #bot-bug channel.

Orang pintar gak selalu sanggup mikir, seorang pemikir pasti tergolong cerdas. orang pintar belom tentu cerdas, tapi orang cerdas akan pintar. orang pintar akan kerja sama orang cerdas. Orang pintar mesti lewat belajar dan menghafal, kalo orang cerdas udah duluan cerdasnya baru belajar hingga peluang suksesnya lebih besar. orang pintar (dukun) banyak tipu, orang cerdas banyak akal....kwakkkkk...(bek neuanggap serius beh, nyoe lon pinjam carger gop siat)

saleum, meuahh beu raya that...barooo lon kalon postingan droe neuh