Pesan Guru Kepada Calon Guru, Bukan di Hari Guru

in #education6 years ago

Anda tahu kenapa pendidikan di negeri kita semakin tidak karuan? Itu karena Anda dan orang-orang semacam Anda dan kebanyakan itu.
FB_IMG_1519601713079.jpg
Anda sebagai guru, sebagai pendidik, tidak mempersiapkan diri dari awal sebagai pendidik. Anda bahkan menghindar dan meremehkan profesi guru yang Anda geluti sekarang, di masa lalu. Betapa tidak, Anda hanyalah ampas yang terbuang. Anda adalah orang buangan. Anda adalah mahasiswa yang tidak diterima lulus di Fakultas tehnik, tidak masuk dalam daftar kelulusan Fakultas kedokteran dan jauh dari nilai standar mahasiswa Jurusan Perbankan.

Anda hanyalah ampas. Buangan. Bagaimana Anda bisa menjadi pendidik yang berkualitas, sedangkan Anda baru mempersiapkan diri menjadi pendidik, tatkala Anda telah wisuda, dan merasa takut menjadi pengangguran? Anda yang hanya punya daya intelijensi semata kaki. Yang ditolak dari Fakultas Ekonomi. Anda.

Anda yang tidak mencintai pendidikan, namun bersuara lantang mengecam bobroknya kualitas pendidikan. Anda orangnya. Bukan mereka yang ekonom atau mereka politisi.

Disaat yang sama, nilai-nilai agama semakin merosot, pendidikan agama kian tak karuan. Anda tau kenapa? Sama. Karena yang datang dan belajar ke pondok pesantren, bukan anak-anak pintar nan cerdas yang cepat tangkap terhadap materi. Yang kritis dalam berpikir, bukan pula yang rajin berdiskusi. Mereka, yang disebut barusan, memilih fakultas-fakultas yang disebutkan diatas. Lalu datang mengkritik kondisi sekarang ini? Kurang ajar itu namanya.

Jadi, jangan berharap pendidikan bisa maju. Jangan bermimpi nilai-nilai kebaikan yang ada pada agama, bisa melesat dan dipuja oleh orang lain termasuk Anda, atau mereka. Anda dan mereka hanya bisa mengutuk rusaknya agama dan pendidikan.

Kita memangkukan warisan agama kepada preman-preman dan anak yang semasa kecilnya jarang belajar dan ugal-ugalan. Kita membebani pendidikan di pundak mereka yang dulunya tak berangking bahkan dicemooh teman sekelasnya karena polosnya, jika tak mau disebut kata dungu.

#Pesan ini saya dapatkan ketika sudah kuliah di semester tiga.

Sort:  

Oh begituu..terima kasihh pak..

Lebih kurang demikian.