Saya kedatangan tamu, Arjuan @arjuan seorang guru karate dari Batam. Ia Seorang Gabdika Shitoryu Kai dan lebih dua puluh sembilan tahun mengabdi untuk pengembangan karate Gabdika Shitoryu Kai di tanah Air umumnya, dan khususnya Batam dan Kepulauan Riau. Arjuan, adalah Ketua Dewan Guru Gabdika Shitoryu Kai Provinsi Keulauan Riau. Arjuan adalah kakaknya @nielafarza

Ayah dari dua putri kelahiran Sinabang, 10 Januari 1968 ini adalah penyandang Dan IV Japan Karatedo, Dan V Nasional Karatedo serta pemegang sertifikasi pelatih karate Nasional (PB Forki) ini mencatat begitu banyak prestasi yang diperoleh anak-anak didiknya dalam bidang karate, baik untuk tingkat lokal, nasional dan internasional.

Gabdika Logo

Sudah ribuan orang Gabdika Shitoryu Kai lahir dari keseriusannya melatih mereka menjadi atlet nasional, mulai dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Mahasiswa dan Umum.

Gabdika Shitoryu Kai

Adalah satu seni bela diri yang berasal dari Jepang. Gabdika masuk ke Indonesia pada tanggal 25 Maret 1969 di kota Semarang, aliran perguruan Gabdika : Shitoryu, dengan teknik perguruannya adalah Teknik HAYASHI-HA. Pendiri Perguruan Gabdika di Indonesia adalah Soke DR.MARKUS BASUKI W ( Dr. Mark) dan pendiri teknik Hayashi-Ha adalah SHOKE TERUO HAYASHI-HA.

Sejarah Karate Gabdika Shitoryu Kai masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang, antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh yang mendirikan Dojo di Jakarta, yang kemudian membentuk Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.

Dalam perkembangannya beberapa tahun kemudian, beberapa eks mahasiswa kembali ke tanah air dan ikut memperkuat Gabdika Shitoryu, seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Selain ex mahasiswa, orang-orang Jepang yang berbisnis di Indonesia seperti Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1964) dan Oyama (Kyokushinkai-1967) turut pula memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia.

Di Indonesia, setiap anggota Gabdika Shitoryu harus berikrar, untuk: 1. Berbakti untuk Negara dan Bangsa berdasarkan Pancasila, 2. Menghargai dan menghormati sesama manusia, 3. Membela kebenaran dan keadilan, 4. Berbakti untuk kemajuan Karate-do dan 5. Memegang teguh disiplin dan taat pada pimpinan.

Gabdika yang Steemian

Sebagai pelatih dan guru karate, begitu banyak waktu tersita untuk membuat seseorang menjadi berprestasi. Sehingga banyak pula yang harus dibagikan kepada publik, cerita dan sisi-sisi perjuangan seorang Gabdika Shitoryu. Dan steemit adalah media yang tepat untuk dia berbagi, karena #steemit memiliki banyak keunikan. Selain mendapatkan reward, steemit juga dibantu oleh komunitas steemit, yang bisa dikembangkan di Batam, terutama di kalangan masyarakat karate.

Prestasi yang pernah diperoleh Arjuan sebagai Gabdika dan sebagai pelatih antara lain: Sebagai Ketua Komisi Tekhnik Berprestasi, Sebagai Pembina Berprestasi, sebagai Pelatih PON Team Karate Kepri di Kalimantan Timur, Sebagai Pelatih PON Team Karate Kepri di Pekanbaru- Riau serta sebagai Wasit Nasional. Bukan saja pribadinya yang berprestasi, sekian banyak kejuaraan pun diperoleh murid-muridnya, antara lain: Juara Nasional Mendagri di Bandung - Jabar 2004; Juara Nasinal 02SN SLTP; Juara Nasional 02SN SD di Medan -Sumut 2017, dan terbaru Juara Dunia 02SI di Belgia.

Sekarang Arjuan join di steemit, dan membuka akun @arjuan dan berkomitmen ingin melakukan #promosteem di Batam. Ia sedang menunggu kiriman pasword dari Steemit. Kita bisa mendukung tumbuhnya Komunitas Steemit Indonesia di Batam dengan cara memfolow dan memberikan upvote kepada @arjuan.