Pernikahan

in #esteem6 years ago (edited)

image
Source

Dulu saya hanya tahu kalau namanya pernikahan itu pencapaian akhir tapi justru awal perjalanan. Titik start menuju medan yang lebih baru lagi. Segala hal baru yang harus dijalani.

Begitu banyak artikel yang membahas tentang sebuah pernikahan yang baik bahkan langgeng sampai tua. Tapi, apa itu sebuah jaminan? Bagi saya pernikahan itu seperti sebuah game bergrup yang jika dituntut untuk sebuah tujuan ya saling membantu.

Pernikahan seperti lomba bulu tangkis ganda. Satu ke kiri satu ke kanan, satu dekat net satu smash dari belakang.

Pernikahan itu seperti tertawa saat pasangan kentut lebih bau dari pembuangan sampah dan mendengkur sampai kamu terjaga akibat suaranya.

Pernikahan itu saat sedang bertengkar, segala unek-unek dikeluarkan. Setelahnya direnungkan lalu diperbaiki.

Pernikahan selalu berusaha membaik kembali tanpa ada keraguan apalagi berpikir tentang perpisahan.

Pernikahan itu seni berdiskusi tentang apa mau aku dan maumu. Tanpa keraguan dan keegoisan mampu untuk saling melengkapi.

Pernikahan itu saat satu mengganti popok lainnya mencuci dan menjemur pakaian kotor. Saat satu memasak yang lainnya mencuci piring. Ketika satu berperan sebagai suami, lainnya berperan sebagai istri. Pun ketika saat segala sesuatunya tidak seimbang. Lebih banyak beban pada istri tau sebaliknya, pernikahan akan membuat pasangan untuk menumbuhkan keikhlasan.

Hai! Tidak ada yang sempurna dari semua itu. Bahkan banyak orang mengalami pernikahan indah nan sempurna tapi tanpa sebab berkabar tentang perceraian. Saya tahu itu ada.

Ketika orang tahu kalau tetangganya setiap hari bertengkar bahkan mungkin ada yang beradu jotos. Di sisi lain, ada pasangan yang selalu riang. Bahkan mungkin sering bertamasya bersama. Kurun waktu yang singkat tahu-tahu suasana itu hilang ditelan bumi.

Itulah pernikahan. Sebuah perjalanan baru yang tidak pernah bisa kita tebak akan kemana ujungnya. Tapi, bisa kita jaga agar perjalanan itu tidak tersesat sebelum sampai pada tujuan. Seorang penempuh perjalanan, seorang yang sangat ahli sekalipun pasti ada kalanya tersesat. Tersesat itulah ujian. Bagaimana cara mengatasi saat tersesat lalu kembali ke jalan yang seharusnya itulah penempuh perjalanan sejati. Bisakah kita menjadi seorang penempuh perjalanan sejati? Bisa. Siapapun bisa. Mereka yang selalu survive dimanapun berada. Seperti halnya pernikahan, mereka yang tetap bersama adalah pasangan yang selalu survive dalam segala keadaan dan ujian.

image
Source

Ini mungkin terasa membosankan. Siapa yang akan percaya dengan membaca sebuah artikel mampu menyelamatkan pernikahan? Sementara pernikahan yang gagal di tengah jalan jumlahnya jauh lebih banyak.

Ada pepatah tua dari sunda, "Jodoh mah Jorok."
Dulu saya tidak mengerti maksudnya. Simple saja, jodoh itu tidak mengenal apapun apalagi kasta. Ada orang yang biasa jadi tetangga rumah, kamarnya pun hanya terpaut lima meter dan terhalang pagar bambu satu meter. Pagi hari satu buka jendela di seberangnya buka jendela lalu bercuit-cuit saling ejek atau memaki sebagai kawan. Tak ada yang menyangka dewasa kemudian mereka dipersatukan dalam jodoh. Pernikahan yang sampai saat ini masih langgeng.

"Jodoh mah jorok," itu sering terjadi. Perjodohan dalam chat online yang jaraknya ratusan ribu kilometer pun sering terjadi. Banyak justru, karena era digital ini segala sesuatunya bisa terjadi.

Pernikahan itu akan ada masa tergelapnya selain masa indah nan gemilang. Goyah dan gerah dengan segala sesuatunya. Bosan bahkan jemu dengan orang yang kita sayangi.

Ada seorang teman berkata, "bini gue kagak mau dandan yang semok dikit gitu kalau di rumah. Alasannya malu ama anak." kata-kata meluncur tanpa disadari setelah melihat rekan kerjanya yang sudah berumah tangga tapi mampu mematut diri. Bahkan karena hal ini membuatnya cukup banyak beralasan untuk menyukai wanita lain.

Pasangan akan menjadi makhluk ajaib ketika pernikahan mulai menjalani fase tingkat berat. Fase dimana, apapun yang pasangan lakukan semuanya salah. Pada saat itulah yang harus diingat adalah janji pernikahan itu sendiri. Flashback tentang Masa-masa berat menjalani awal perjalanan atau mengingat masa indah penuh perjuangan itu. Dan ternyata semua itu masih belum cukup. Pikirkanlah tentang anak yang akan merasakan segala akibatnya. Anak yang mungkin tidak akan memahami fantasi liar orang tuanya.

Jika semuanya sudah tidak mampu. Kalau kenangan, perjuangan dan janji pernikahan tidak lagi bisa mengikat sayap-sayap pikiran liar kita. Maka hanya satu, ingatlah Allah. Allah yang harus kita raih. Sebagai tempat untuk berkeluh kesah. Curhat tanpa batas. Dia yang tidak akan pernah menghianatimu. Dia yang selalu menjadi jalan akhiri ketika buntu dan tersesat. Dia yang akan menuntunmu kembali untuk menuju perjalanan. Sampai akhirnya kita tidak akan sadar kalau menua bersama. Berucap "aku menyayangimu" diusia senja dan bergandengan tangan di sebuah mini market tanpa perduli kalau kulit keriput dan bergaris-garis.

Itulah perjalanan manusia selama di dunia. Berjalan sampai akhir dan menemukan tujuan yang sama dengan pasangan.

image
Source

Sort:  

Membingungkan

Posted using Partiko Android

Pegangan. Takut jatuh.

Posted using Partiko Android

Terlalu lemah sehingga ku terjatuhlah sudah 😢

Posted using Partiko Android

Aih jangan gitu. Jatuh mah berdiri lagi yuk?

Posted using Partiko Android

Iya berdiri sendiri 😊

Posted using Partiko Android