LADA SICUPAK I

in #history6 years ago

Kisah lada sicupak. kisa ini saya ambil dari buku Aceh di mata Kolonial oleh Snouck Hurgronye.
Dalam abad ke 16 aceh, salah seorang Sultan di masa itu menganggap bahwa sudah tiba watunya untuk memperkenalkan Kerajaan aceh kepada segenap kerajaan du dunia internasional. terutama kepada kerajaan yang seiman dan seagama, diutuslah delegasi ke Kerajaan Turki di Istambul, dan salah satu kapal besarnya dimuatlah penuh lada/merica yang merupakan produk daerah aceh yang paling digemari di Eropa dan dipersembahhan kepada Raja Turki.

Orang-orang di Istambul kala itu belum pernah tentang Aceh, jadim ketika misi tiba karena dengan uang yang banyak tidaklah sulit bagi mareka untuk mendapatkan penginapan di ibukota, tetapi segala upaya yang mareka lakukan untuk meyakinkan para pejabat pemerintah untuk menghadap sultan ternyata sia-sia belaka. Demikianlah maka mareka menunggu beberapa tahun dan karena keuangan mareka semakin menipis, maka secara berangsur-angsur mareka harus menjual lada hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Akhirnya pada suatu jum`at ketika Sulthan akan meninggalkan Masjid untuk pulang ke Istana, diantara orang-orang banyak dilihatlah wakil-wakil dari Aceh, dari ciri khas pakaian telah menarik perhatian Sulthan dan menanyakan dari mana asalnya dan sebab-sebab mareka sampai ke Konstantinopel. Setelah diberikan penjelasan maka Sulthanpun murka kepada pegawai/pejabatnya, karena keangkuhan telah begitu lama mareka menunggu kesempatan untuk menghadap sulthan, kemudian oleh sulthan diperintahkan untuk menghadap para utusan dari aceh untuk menghadap hari itu juga.

Para utusan aceh sangat gembira karena tujuan mareka tercapai, namun juga merasa malu karena pakaian yang pantas sudah tidak mareka miliki lagi dan lada yang mareka bawa tinggal sicupak.

Ketika menghadap sulthan mareka menceritakan tentang kerajaan Aceh dan mengatakan pula sebagai tanda bungong jarou akan mempersembahkan sejumlah lada, tetapi mareka terpaksa menjualnya, sehingga pada kesempata itu mareka hanya dapat mempersembahkan hanya secupak lada saja sebagai contoh. Sulthan menerima hadiah itu dengan segala kehormatan dan keramahan dan bertanya tentang keadaan aceh yang begitu jauh dari Istambul, kesukaran dalam perjalanan dan lain sebagainya,

Akrirnya untuk membalas bungong jarou Sulthan membalas dengan sebuah Meriam besar, dan disinilah muasal naamanya "Meriam Lada Secupak" dan sulthan memerintahkan sejumkah tenaga ahli untuk ikut mareka ke aceh untuk dapat memberikan pelajaran tentang berbagai kesenian dan kerajinan yang belum dikenal di aceh.