Misteri Musnahnya Suku Aztec Akhirnya Terpecahkan! Ternyata ini Penyebab Kepunahannya (Billingual)

in #history6 years ago

image

After more than 500 years passed, researchers managed to uncover the reasons behind the extinction of the Aztecs. Cocoliztli or plague was designated as the ringleader that destroyed almost the entire tribal population in Mexico.

Setelah lebih dari 500 tahun berlalu, peneliti berhasil mengungkap alasan di balik kepunahan suku Aztec. Cocoliztli atau wabah penyakit ditunjuk sebagai biang keladi yang menghancurkan hampir seluruh populasi suku di Meksiko ini.

In 1545 where the disaster struck the Aztecs, people began to catch a high fever, headache and bleeding from the eyes, mouth and nose. Death will follow them in just 3-4 days.

Pada tahun 1545 dimana bencana melanda Aztec, orang-orang mulai terserang demam tinggi, sakit kepala dan pendarahan dari mata, mulut dan hidung.Kematian akan mengikuti mereka hanya dalam rentang waktu 3-4 hari saja.

Quickly, the tribal population declined. Approximately 15 million people or 80 percent of the population were killed in the five-year disaster.

Dengan cepat, populasi suku tersebut merosot.Kira-kira sebanyak 15 juta orang atau 80 persen dari populasi terbunuh dalam bencana yang berlangsung selama lima tahun tersebut.

The Franciscan Priest Fray Juan de Torquemada described how the plague destroyed civilization at that time. "The fever is contagious, burning and continuous, dry and black, the thirst is incredible, the urine is dark green, black, sometimes greenish, the pulse sometimes quick, sometimes weak," he said.

Biarawan Fransiskan, Fray Juan de Torquemada menggambarkan bagaimana wabah itu menghancurkan peradaban kala itu."Demam itu menular, terasa membakar dan terus menerus. Lidah kering dan hitam. Rasa hausnya luar biasa. Urin berwarna hijau laut, hitam, kadang kehijauan menjadi pucat. Denyut nadi kadang cepat, kadang melemah," tuturnya.

Torquemada continued, large ditches dug from morning until sunset. Nothing was done except to bring the corpse and throw it into the gutter.

Torquemada melanjutkan, selokan-selokan besar digali dari pagi sampai matahari terbenam.Tidak ada yang dilakukan kecuali membawa mayat dan melemparkan ke selokan itu.

Residents say the disaster was caused by an outbreak of disease. However, no one ever knew for sure what the outbreak was.

Penduduk menyebut bencana itu disebabkan oleh wabah penyakit.Namun, tidak ada yang pernah tahu pasti wabah apakah itu.

Only after 500 years passed, the researcher managed to uncover the cause after studying the dental DNA of the deceased victim. "The cause of this epidemic has long been debated and now we can provide direct evidence through DNA," says Åshild Vågene researcher from the University of Tuebingen, Germany.

Baru setelah 500 tahun berlalu, peneliti berhasil mengungkap penyebabnya setelah melakukan studi pada DNA gigi korban yang meninggal."Penyebab epidemi ini telah lama diperdebatkan dan sekarang kita dapat memberikan bukti langsung melalui DNA," kata Åshild Vågene peneliti dari University of Tuebingen, Jerman.

Researchers managed to uncover by analyzing the DNA taken from 29 skeletons buried in the cemetery. Using a new DNA-filtering technique called the Meta Genome Analyzer Alignment Tool (MALT), the researchers found traces of Salmonella enterica bacteria.

Peneliti berhasil mengungkap dengan menganalisis DNA yang diambil dari 29 kerangka yang dikubur di pemakaman.Dengan menggunakan teknik penyaringan DNA baru yang disebut Meta Genome Analyzer Alignment Tool (MALT), para peneliti menemukan jejak bakteri Salmonella enterica.

European colonizers spread the disease, brought germs and exposed them to local populations who had never met and had immunity to them, while Salmonella enterica itself had existed in Europe in the Middle Ages.

Penjajah dari Eropa menyebarkan penyakit ini, membawa kuman dan memaparkannya kepada populasi lokal yang tidak pernah bertemu dan memiliki kekebalan terhadapnya, sementara Salmonella enterica sendiri telah ada di Eropa pada abad pertengahan.

Many Salmonella strains are spread through infected food or water, or are also carried away from European pets. "We tested all the pathogenic bacteria and DNA viruses that genome data exist, and S. enterica is the only germ that is detected," said Alexander Herbig, another researcher involved in the study.

Banyak galur Salmonella yang menyebar melalui makanan atau air yang terinfeksi, atau juga terbawa dari hewan peliharaan orang-orang Eropa."Kami menguji semua bakteri patogen dan virus DNA yang data genomnya ada. Dan S. enterica adalah satu-satunya kuman yang terdeteksi,"kata Alexander Herbig, peneliti lain yang terlibat dalam studi ini.

Then, despite another undetectable or completely unknown patrol, researchers believe S.enterica is a potent candidate for the outbreak. "This is an important advance available to ancient disease researchers, and now we can look for molecular traces of many infectious agents in previously unknown archaeological records," said Kirsten Bos, archaeologist and researcher in the study.

Lalu, meski ada patagon lain yang tidak terdeteksi atau sama sekali tidak diketahui, peneliti percaya S.enterica adalah kandidat kuat penyebab wabah."Ini adalah kemajuan penting yang tersedia bagi periset penyakit kuno. Sekarang kita bisa mencari jejak molekuler dari banyak agen infeksi dalam catatanarkeologiyang sebelumnya penyebabnya tidak diketahui," kata Kirsten Bos, arkeolog sekaligus peneliti dalam studi ini.