Deskripsi Mita Tirom Dance: Art |

in CCH8 months ago (edited)

IMG_1576.JPG


Mita tirom or looking for oysters is a job for women in Aceh (Indonesia) who live in coastal areas to help the family economy. They left home after dawn, when the sun had not yet appeared. There are also women who go looking for oysters after completing all their morning routines at home.

They went together from the village to the pond on foot. These strong women carried simple equipment such as small buckets for collecting oysters and sacks. There are no tools that make it easier for them to pick up oysters that are stuck in the mud.

The life struggles of women who seek oysters are highlighted in the mita tirom dance. This dance shows the chronology of the struggle to find oysters performed by three female dancers. The dance opens with the simple preparations of women looking for oysters from home. Carrying oyster collecting equipment in their hands, they walked hand in hand towards the pond.

From the movement towards the pond, the dancers began to descend into the muddy and cold pond. The movements of their feet and hands depict an attempt to search for oysters in the mud. For deep mud, they use their feet to trample the bottom of the pond. The dancer's legs search for oysters with groping ankles in the dark and cold.

When the tip of their toe touched something hard, they immediately pinched it with their toes and lifted it up from the mud, scooped it up with their hands and plunged it into a small bucket. Their feet can already distinguish whether a hard object is just a rock or an oyster.

The mita tirom dance movement also depicts efforts to search for oysters by hand in shallow pond locations. The dancers kneel and make hand movements looking for oysters in the mud. These two types of movement—legs and hands—represent two techniques of manual oyster foraging.

After collecting the oysters in a bucket (or other container according to the property's needs), the dancers carry out the movement of bringing the oysters home by placing them on their heads. They walked hand in hand with happy smiles because they had succeeded in collecting oysters.

Then the dancer displays the movement of prying the oyster from its shell. They open oyster shells with small knives or other tools. The movement to open the oyster shell is continued by separating the meat from the shell and collecting it in one container.

In closing, the dancer shows oysters in a container that is easily visible to the audience. The oysters looked sparkling white under the stage lights, becoming a symbol of the shining struggle of Acehnese women in reviving the family economy.[]

IMG_1587.JPG


IMG_1583.JPG


CCH Hive_01.jpg


Deskripsi Tari Mita Tirom: Art Dance

Mita tirom atau mencari tiram adalah sebuah pekerjaan perempuan di Aceh yang menetap di kawasan pesisir. Mereka berangkat dari rumah setelah subuh, ketika matahari belum menampakkan diri. Ada juga perempuan yang berangkat mencari tiram setelah menyelesaikan semua rutinitas pagi di rumah.

Mereka berangkat bersama dari kampung menuju tambak dengan berjalan kaki. Para perempuan perkasa ini membawa peralatan sederhana seperti ember kecil untuk mengumpulkan tiram dan karung. Tidak ada alat yang memudahkan mereka untuk memungut tiram yang mengendap dalam lumpur.

Perjuangan hidup para perempuan pencari tiram diangkat dalam tari mita tirom. Tarian ini menampilkan kronologis perjuangan mencari tiram yang dibawakan tiga penari perempuan. Tarian dibuka dengan persiapan sederhana perempuan pencari tiram dari rumah. Dengan membawa peralatan mengumpulkan tiram di tangan mereka berjalan beriringan menuju tambak.

Dari gerakan perjalanan menuju tambak, para penari mulai turun ke tambak yang berlumpur dan dingin. Gerakan kaki dan tangan mereka menggambarkan upaya mencari tiram di dalam lumpur. Untuk lumpur yang dalam, mereka menggunakan kaki dengan cara menginjak-injak bagian dasar tambak. Kaki-kaki penari mencari tiram dengan mata kaki yang meraba dalam gelap dan dingin.
Tatkala ujung jari kaki mereka menyentuh sesuatu yang keras, mereka langsung mengepitnya dengan jari kaki dan mengangkat ke atas dari lumpur, mengambil dengan tangan dan mencemplungkan ke dalam ember kecil. Kaki mereka sudah bisa membedakan apakah benda keras itu hanya sebuah batu karang atau tiram.

Gerakan tari mita tirom juga melukisakan upaya pencarian tiram dengan tangan untuk lokasi tambak yang dangkal. Para penari bersimpuh dan melakukan gerakan tangan mencari-cari tiram dalam lumpur. Kedua jenis gerakan—kaki dan tangan—menggambarkan dua teknis pencarian tiram secara manual.

Setelah mengumpulkan tiram dalam wadah ember (atau wadah lainnya sesuai kebutuhan properti), para penari melakukan gerakan membawa pulang tiram dengan meletakkannya di atas kepala. Mereka berjalan beriringan dengan senyum sumringah karena sudah berhasil mengumpulkan tiram.

Kemudian penari menampilkan gerakan mencungkil tiram dari cangkangnya. Mereka membuka cangkang tiram dengan pisau kecil atau dengan alat lain. Gerakan membuka cangkang tiram dilanjutkan dengan memisahkan daging dari cangkang serta mengumpulkan dalam satu wadah.

Sebagai penutup, penari menunjukkan tiram dalam sebuah wadah yang mudah terlihat penonton. Tiram-tiram itu tampak putih berkilauan ditimpa lampu panggung menjadi simbol dari kilau perjuangan perempuan Aceh dalam membangkitkan perekonomian keluarga.[]


IMG_1640.JPG