
ENGLISH
Hello Hive friends, I hope you are all staying healthy and blessed. I'm so happy to be back in this community to share posts about my travels.

Hi, how are you? In this post, I'd like to share my activities today. Today I visited the town of Atu Lintang, a town located in the interior of the island.
According to local residents, this town was opened by the government during the transmigration program, which relocated many people from Java. The transmigrants then settled here and established agricultural land.




My trip this afternoon was for business purposes, departing from Takengon City. This trip took about an hour by motorbike.
The city is located at a high altitude, or what we call a plateau. I had to navigate roads with uphill, winding, and downhill roads, but fortunately, the road was paved, and although not very wide, it could accommodate one car with traffic flowing in both directions.

Throughout the journey, I thoroughly enjoyed the beautiful natural scenery. Forests and rows of hills line the road, creating a beautiful natural setting.
During the journey, I truly enjoyed the cool air and the breeze that brushed against my skin. Since we were entering a highland area, I wore a thick jacket to keep from getting too cold.

The water here is indeed cooler than the water in the Takengon area. Many cars and motorbikes pass by on the road, thanks to the easy road access, so residents commute between the village and the city.
The fresh air, far from the pollution of the city, deeply moved me to experience the rural atmosphere here. While riding my motorcycle, I took in the views of the hills, forests, and gardens.




Along the road, I saw coffee plantations, and some newly cleared land for plantations. The majority of transmigrant residents in the Gayo Mountains work on coffee plantations; in fact, almost everyone has a coffee plantation.
On the other side, I also saw a dense, pristine forest far from logging. Everything looked green against the backdrop of a blue sky with a hint of blackness, as the weather appeared to be overcast.

It's true that it's the rainy season, and the weather can be unpredictable. It can even rain suddenly during the day. So, on my journey, I brought clothes to protect myself from getting wet if it rained.
When I reached a corner, I seemed to be at a peak. After passing through many bends and climbs, I stopped at this corner. This is probably because it's a high peak, so I can see almost the entire area from this height, including small houses and local plantations.

I also discovered a coffee variety similar to the one we have on our farm. The Ateng Super coffee variety appears to be grown higher up on this hill, situated at a higher elevation than the other plantations.
This coffee, which still appears short, is already bearing fruit abundantly, and some of it has even turned red, indicating it's ready for harvest. Because it's so red and ripe for picking, some of the coffee cherries have even fallen to the ground with their red skins already open.

If we look at the trunk of this coffee tree, it appears sturdy and not too wide. This is the advantage of this type of coffee. Even though it's still young, it can quickly bear fruit and produce abundantly. Every plantation I saw in this village seemed to be growing Gayo Arabica coffee, a popular coffee variety with a low acid content and distinctive flavor.
Every Arabica coffee bean picked from the Gayo highlands has a distinctive aroma and high-quality beans. It's currently the coffee harvest season, so many villagers are visiting their plantations.








Every corner I saw in this village was a breathtaking beauty, where I could still feel the cool, fresh air. It was a pleasant travel experience, and I also learned that every corner of the village holds beautiful natural potential and economic opportunities through plantations and agriculture.

INDONESIA

Halo sahabat Hive, semoga anda selalu dalam keadaan sehat dan diberkati. Senang sekali saya dapat kembali di komunitas ini untuk berbagi postingan tentang perjalanan.

Hai, apa kabar ? Pada postingan ini saya ingin berbagi tentang kegiatan saya pada hari ini. Hari ini saya berkunjung ke kota Atu Lintang, sebuah kota yang terletak di daerah pendalaman.
Menurut tutur dari penduduk lokal, kota ini dibuka oleh pemerintah sejak dalam program transmigrasi, dimana banyak penduduk dari pulau Jawa yang ditempat disini. Penduduk transmigrasi kemudian mendiami tempat ini dan membuka lahan pertanian.




Perjalanan saya siang ini adalah untuk keperluan bisnis, saya berangkat dari kota Takengon. Perjalanan ini mengahabiskan waktu sekitar 1 jam lebih perjalanan menggunakan sepeda motor.
Kota ini berada di atas ketinggian, atau kita menyebutnya dataran tinggi. Saya harus melewati jalanan yang tanjakan, tikungan dan turunan, tetapi beruntungnya, jalan ini sudah di aspal, meskipun tidak terlalu lebar, jalan bisa muat untuk 1 mobil dengan dua arah arus lalu lintas.

Disepanjang perjalanan saya sangat menikmati pemandangan alam yang indah. Hutan dan deretan perbukitan tampak di sepanjang jalan, ini memberikan kesan alam yang indah.
Diperjalanan saya sangat menikmati udara yang sejuk dan hembusa angin yang terasa dikulit. Karena memasuki area dataran tinggi, saya menggunakan jaket tebal, agar tidak terasa terlalu dingin.

Udara disini memang terasa lebih sejuk dibandingkan udara di wilayah kota Takengon. Diperjalanan banyak mobil dan sepeda motor lalu lalang, karena akses jalan yang mudah, jadi penduduk pulang pergi melintas dari desa ke kota maupun sebaliknya.
Udara yang segar, jauh dari polusi seperti di kota, saya sangat terharu bisa merasakan suasana pendesaan disini. Sembari mengendarai motor, saya melihat pemandangan bukit, hutan dan kebun.




Disepanjang jalan saya melihat kebun kopi, ada juga beberapa lahan yang baru dibuka untuk dijadikan kebun. Mayoritas penduduk transmigrasi di pegunungan Gayo menjalani aktivitas di kebun kopi, bahkan hampir semua orang memiliki kebun kopi.
Di sisi lain saya juga melihat hutan yang masih lebat, hutan asri yang jauh dari penebangan hutan. Semua tampak hijau dengan latar langit biru dan sedikit kehitaman, karena pada cuaca tampak sedang mendung.

Memang saat ini sedang musim hujan, terkadang cuaca tidak menentu, bahkan di siang hari saja bisa turun hujan secara tiba-tiba. Jadi, dalam perjalanan saya juga membawa baju, untuk antisipasi agar tidak basah jika hujan turun.
Tiba disebuah sudut jalan, saya tampaknya sedang berada di puncak ketinggian, setelah melewati banyak jalan tikungan dan tanjakan, saya berhenti di sudut jalan ini. Di sini karena mungkin ini adalah puncak yang tinggi, jadi hampir semua wilayah dapat saya lihat di ketinggian ini, tampak rumah yang ukuran kecil-kecil dan perkebunan warga.

Saya juga menemukan jenis Kopi yang variatesnya sama dengan yang kami miliki di kebun kami. Jenis kopi Ateng Super tampaknya ditanami di atas ketinggian di bukit ini, berada pas di daerah lebih tinggi dibandingkan dengan kebun yang lain.
Kopi yang masih tampak pendek ini namun telah berbuah dengan banyak dan bahkan beberapa diantaranya telah memerah, artinya kopi ini sudah bisa panen. Sangking sudah merahnya dan mencapai masa untuk dipetik, beberapa buah kopi bahkan tampak berjatuhan kebawah dengan kuliat merah yang telah terbuka.

Jika kita melihat batang pohon kopi ini, batangnya tampak kokoh dengan ukuran yang tidak terlalu lebar, itulah kelebihan kopi jenis ini, meskipun usianya masih muda, tapi bisa cepat berbuah dan lebat. Setiap kebun yang saya lihat didesa ini, mereka tampaknya menanam jenis kopi arabika gayo, sebuah jenis kopi yang populer dengan kandungan asam yang rendah dan cita rasa yang khas.
Setiap biji kopi arabika yang dipetik dari dataran tinggi gayo memiliki aroma khas dengan bentuk biji yang berkualitas tinggi. Saat ini memang sedang musim panen kopi, sehingga banyak warga desa pergi kekebun mereka.








Setiap sudut yang saya lihat didesa ini adalah sebuah keindahan yang menakjubkan, dimana saya masih dapat merasakan udara yang sejuk dan asri. Pengalaman perjalanan yang menyenangkan, dan juga ada ilmu yang saya dapatkan bahwa setiap sudut di desa memiliki potensi alam yang indah dan peluang perekonomian melalui bidang perkebunan dan pertanian.

That concludes my post, I hope you enjoy it...

Location Via https://worldmappin.com/ : [//]:# (!worldmappin 4.51271 lat 96.78755 long d3scr)
Regards,
@ponpase


You can check out this post and your own profile on the map. Be part of the Worldmappin Community and join our Discord Channel to get in touch with other travelers, ask questions or just be updated on our latest features.
The mountains landscapes are amazing I love the way you captured the green scenarios 💚💚
Sending ecency curation vote.
Sending ecency curation vote.
Wow, your trip sounds so fun! 🌸 It must have been so cool riding your motorbike on the winding roads! The pictures look really pretty. The trees and hills make it look like a storybook place.
How I wish I can see the mountains in my very eyes! They're so nice and pleasant to the eyes. 😍