Exploring and documenting rural area in the Bireuen Regency, Aceh, Indonesia.

in OCD4 years ago

© Marechausee Adventura 38.jpg


Explore and documenting rural areas is a fun routine, besides being able to enjoy fresh air in the countryside, the diverse routine of the community is one of the insights that we don't get anywhere else. Yes, I make it a routine agenda that is often done.

Explore dan mendokumentasikan areal pedesaan adalah sebuah rutinitas yang menyenangkan, selain dapat menikmati udara segar di pedesaan, rutinitas masyarakatnya yang beragam menjadi salah satu wawasan yang tidak kita dapatkan di tempat lainnya. Ya, saya menjadikannya sebuah agenda rutinitas yang sering dilakukan.


© Marechausee Adventura 43.jpg


This is an area in one of the Bireuen Regency, Aceh province, Indonesia. Peusangan Selatan, a sub-district that has just been split from the previous sub-district, Peusangan. Peusangan has a capital city named Matangglumpangdua and one of the major cities in the Bireuen district.

Ini adalah kawasan yang ada di salah satu kabupaten Bireuen, provinsi Aceh, Indonesia. Peusangan Selatan, sebuah kecamatan yang baru saja dimekarkan dari kecamatan sebelumnya, Peusangan. Peusangan memiliki ibukota bernama Matangglumpangdua dan salah satu kota besar di kabupaten Bireuen.


© Marechausee Adventura 41.jpg


People in Peusangan Selatan make the city of Matangglumpangdua the center of the economic routine of the people. All the daily necessities were brought from the city, so did the agricultural products of the people, all were taken to the capital of Peusangan which was the central sub-district of south Peusangan before.

Masyarakat di Peusangan Selatan menjadikan kota Matangglumpangdua sebagai sentra rutinitas ekonomi masyarakatnya. Semua kebutuhan sehari-hari di datangkan dari kota tersebut, bagitu pula hasil pertanian masyarakatnya, semua dibawa ke ibukota Peusangan yang merupakan induk kecamatan dari Peusangan selatan sebelumnya.


© Marechausee Adventura 45.jpg


In 1996, Peusangan Selatan had not yet been formed, electricity infrastructure was not there yet, all the residents' activities only lasted until 21.OO WIB by utilizing kerosene lamps. The condition of the conflict between the Government of Indonesia and GAM is also one of the reasons that the sub-district is lagging behind, in addition to being one of the bases and guerrillas of the Free Aceh Movement, this area is also known as a battleground for both parties.

Di tahun 1996, Peusangan Selatan belum terbentuk, infrastruktur lisatrik saja belum ada disana, segala aktivitas warga hanya bertahan hingga pukul 21.OO Wib dengan memanfaatkan lampu teplok. Kondisi konflik antara Pemerintah RI dan GAM juga menjadi salah satu alasan kecamatan ini menjadi tertinggal, selain menjadi salah satu basis dan pusat gerilyawan Gerakan Aceh Merdeka, kawasan ini juga dikenal arena pertempuran kedua belah pihak.


© Marechausee Adventura 42.jpg


But that was in the past decades ago, now all the atmosphere has changed, road infrastructure is asphalt, as well as electricity coming into this area in the year 2000. I had the opportunity to enjoy the rural atmosphere which is known to have a fruit production center such as mango, rambutan, and pomelo, as well as areca-nut and cocoa agriculture. A very pleasant trip, hopefully, one day I can return to this area, Peusangan Selatan, Bireuen district, Aceh province, Indonesia.

Namun itu dulu, puluhan tahun yang lalu, kini semua suasana itu telah berubah, infrastruktur jalan sudah aspal, begitu pula listrik sudah masuk ke daerah ini di tahun 2OOO-an. Saya berkesempatan menikmati suasana pedesaan yang dikenal memiliki sentra produksi buah-buahan seperti mangga, rambutan, dan jeruk pamelo, serta juga agrikultural pinang dan kakao. Perjalanan yang sangat menyenangkan, semoga suatu saat dapat kembali lagi ke kawasan ini, Peusangan Selatan, kabupaten Bireuen, Aceh provinsi, Indonesia.

© Marechausee Adventura 39.jpg

Sort:  

Waduh, ga ngajak-ngajak brader,,,

Tidak direncanakan Pang