Dalam menjalankan kegiatan operasional, sebuah perusahaan pasti melakukan transaksi. Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat, transaksi dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yakni transaksi internal dan eksternal. Simak apa itu transaksi internal dan transaksi eksternal, contoh, serta buktinya secara lengkap dalam artikel berikut ini!
Pengertian Transaksi Internal
Transaksi internal adalah transaksi keuangan yang tidak melibatkan pihak ketiga di luar organisasi atau perusahaan. Transaksi internal biasanya terjadi antara pimpinan dan karyawan, atau antar departemen dalam perusahaan.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai transaksi internal, perlu diketahui bahwa meskipun dapat berpengaruh terhadap status dan laporan keuangan, namun transaksi yang terjadi dalam perusahaan tidak hanya tentang transaksi keuangan, melainkan ada pula transaksi dalam bentuk pertukaran barang.
Contoh Transaksi Internal
Beberapa contoh transaksi internal yang terjadi di perusahaan antara lain adalah pencatatan depresiasi aktiva tetap, amortisasi biaya yang dibayar di muka (misalnya sewa), hingga pemindahbukuan dari bahan baku ke barang setengah jadi atau barang setengah jadi ke barang jadi pada perusahaan manufaktur.
Bukti Transaksi Internal
Dokumentasi atau pencatatan merupakan aspek penting dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh sebab itu, meskipun transaksi terjadi antara pihak internal dalam perusahaan, namun perlu ada bukti yang mendokumentasikan peristiwa tersebut.
Transaksi internal biasanya disertai dengan bukti berupa memo internal atau catatan kecil yang berisi perintah dari atasan atau permintaan dari rekan kerja antar divisi. Guna memastikan bahwa catatan tersebut merupakan bukti yang valid, diperlukan adanya tanda tangan sebagai bukti validitas dokumen tersebut.