Air terjun 7 tingkat.
Cerita ini telah lama dimakan waktu sebenarnya, kira-kira sewaktu saya masi melajang😂.
Bersama 2 teman akrab yaitu kak yenny dan bang yon kami bertiga memutuskan menjelajah alam Aceh yang tersembunyi.
Yup.. Dibilang tersembunyi karena pada saat itu belum ada akses jalan yang pasti kesana dan juga bukan wisata umum masyarakat.
Hari itu minggu yang mendung, saya dan kak yen (panggilan akrab kak yenny) berangkat dari banda aceh menuju aneuk galong (Aceh Besar), lokasi bang yon. Dari sana kita bersepeda motor sekitar 15 menit dan belok kearah gunung. Jalanan masih tanah bebatuan dan banyak kubangan2 lumpur karena hujan yang turun dimalam sebelumnya. Alamak kayaknya kami salah memilih waktu yang tepat!
Tapi karena telanjur sampai, kami memaksakan menerjang jalan agar sampai ke lokasi tujuan.
Beberapa kali ban motor kami harus terjebak dalam kubangan motor atau motor harus sering kami istirahatkan karena jalanan yang menanjak terjal. Sempat saya berfikir tidak mungkin dapat menjangkau lokasi air terjun itu. Akhirnya setelah berkutat hampir 2 jam, kami sampai juga di lokasi aur terjun 7 tingkatnya, waktu itu jam sudah menunjukan jam 16.30 Wib.
Hati saya berasa ingin meledak karena kesenangan sudah sampai di area lokasi tapi tiba-tiba langsung bermuram karena ternyata baru sampai di area lokasi belum di lokasinya karena ternyata air terjunnya berada di bawah area kami saat itu.
Dan ini artinya kami harus melanjutkan perjalanan menuruni jalanan dengan berjalan kaki karena hanya tersedia jalan setapak yang sangat kecil.
Kamu berjalan perlahan karena jalanan bertanah licin dan untungnya banyak dahan pohon menjulur kearah jalan sehingga membantu sekali.
Setelah 45 menit kami menelusuri jalan licin yang membuat saya jatuh beberapa kali, akhirnya kami sampai ke air terjun 7 tingkat tersebut. Dan sekali lagi saya harus kecewa karena airnya terlihat keruh akibat hujan semalam dan debit air meninggi juga sehingga tidak kelihatan tingkatannya ðŸ˜.
Untuk menghibur diri saya segera menuju air terjun untuk bermain air dan melepas penat selama perjalanan.
Ah suasananya, sejuk angin, suara alam dan suara air jatuh benar-benar membuai saya. Ingin rasanya tidak ingin pulanh tapi apa daya ketika Halilintar mulai berbunyi dan menampakkan kilatannya, bang yon langsung mengajak keluar dari lokasi karena di takutkan hujan dan tanah menjadi longsor juga banjir tiba-tiba akibat hujan.
Walau hanya sebentar tapi saya total sangat menikmati.
Maaf foto diambil seadanya dengan camera Blackberry Gemini dan sangat minim cahaya. Semoga stemian yang membacanya dapat ikut merasakan dan membayangkan perjalanan ini.
-Dindhud-