Beberapa hari yang lalu saya menonton youtube di warung kopi, benar untuk menghemat kuota, nonton youtube lebih baik pada wifi gratisan. Entah bagaimana awalnya sampailah saya pada chanel yang membicarakan tentang agama, disitu tampil pentolan grup band Dewa 19, Ahmad Dhani dan seorang ustadz yang saya lupa namanya.
Konten youtube tersebut berisikan obrolan yang membahas segala macam sendi kehidupan. Maka sampailah kepada satu statment dari Ahmad Dhani yang membuat saya tertarik untuk terus menontonnya, padahal tadinya saya ingin menonton video pertarungan Mike Tyson pada jayanya dulu, tapi saya menundanya. Ahmad Dahni sebagai seorang muslim meyakini adanya reinkarnasi, yang artinya manusia akan mati kemudian akan hidup kembali di waktu akan datang dengan kondisi yang baru.
Kemudian Ahmad dhani membahas lebih jauh tentang syurga dan neraka, dia berpendapat syurga itu adalah kehidupan di dunia ini, begitu juga neraka. Kita tau bersama Ahmad Dhani berpaham Sufi, Dhani belajar sufi oleh salah seorang Habieb, ada disebutkan namanya Habieb tersebut tapi saya juga lupa. Kita juga bisa melihat lirik lagu yang diciptakan Ahmad Dhani berbau paham sufiyah.
Ahmad Dhani memberikan contoh tentang reinkarnasi, misal masa lampau Al Ghazali hidup dalam kemelaratan namun bertaqwa dan diganjar syurga maka Al Ghazali masa sekarang lahir sebagai Al Ghazali Bin Ahmad Dhani (Anak pertama Dhani), hidup sebagai anak Ahmad Dhani yang penuh harta, kedudukan dan paras yang tampan, dengan demikian Al Ghazali masa lampau telah mendapatkan syurganya menjadi Al Ghazali bin Ahmad Dhani dengan segala kenikmatannya. Begitupun orang-orang berdosa masa lampau mendapatkan neraka dengan terlahir kembali sebagai orang melarat, penuh kehinaan, penderitaan dan hal buruk lainnya dimasa sekarang.
Lebih jauh dia berpendapat bahwasanya syurga dan neraka itu tidak pernah terbayangkan, jadi orang-orang masa lampau baik yang berbuat dosa maupun yang berbuat kebajikan tidak terbayangkan jika kehidupan tahun 2020 seperti ini. Saya harap pembaca paham....
Sang Ustadz tidak langsung membantah hanya mendengarkan pendapat Ahmad Dhani walaupun dia tidak menyetujui pernyataan tersebut. Sesekali sang ustadz tersebut hanya bertanya kecil, namun sepertinya Ahmad Dhani kesulitan menjawabnya.
Mungkin sang ustadz tidak mau merusak obrolan santai atau sang ustadz memang santun dalam berdiskusi. Obrolan terus berlanjut, topik tetap seputaran agama. Pernyataan Ahmad Dhani ini tidak berdasar, dan dasarnya memang salah.
Disini kita dapat petik buah hikmah dari obrolan mereka, pemahaman seorang Muslim haruslah benar berdasarkan dalil bukan prasangka atau perasaan. Dan seorang muslim wajib belajar ilmu agama sedari buaian hingga liang lahat.
Buruj ck
Langsa Laundry 17/06/2020