Itu, Sarjana

in #indonesia6 years ago

Kami
Segenap Lulusan
Institut Teknologi Bandung
Demi Ibu Pertiwi

Berjanji
Akan Mengabdikan Ilmu Pengetahuan
Bagi Kesejahteraan Bangsa Indonesia
Perikemanusiaan dan Perdamaian Dunia

Kami berjanji akan Mengabdikan
Segala Kebajikan Ilmu Pengetahuan
untuk Menghantarkan Bangsa Indonesia
ke Pintu Gerbang Masyarakat Adil dan Makmur
yang Berdasarkan Pancasila

Kami Berjanji akan Tetap Setia
Kepada Watak Pembangunan Kesarjanaan Indonesia
dan Menjunjung Tinggi Susila Sarjana
Kejujuran serta Keluhuran Ilmu Pengetahuan
di mana pun Kami Berada

Kami Berjanji
Akan Senantiasa Menjunjung Tinggi
Nama Baik Almamater Kami
Institut Teknologi Bandung

25 Oktober 2014

Ada janji diucap. Ikrar diterbangkan ke udara. Dalam balutan toga, tatap mata keluarga serta garuda di tengah aula. Sadar, ikrar dibisikkan lemah, seolah takut akan dituntut. Atau, sadar, ikrar tak diucap, agar bebas dari tuntutan?. Lulus dan wisuda memberi tantangan baru di pundak. Sarjana, aku. Seberapa sarjana, aku?

17 November 2014

Sepatu ini tak nyaman. Kemeja ini juga lusuh. Mentari pagi menyambut. Di pinggir rel kereta, kehidupan menggeliat. Aku, sarjana. Sarjana itu, bekerja

Ada gelisah. Ada resah. Ada panggilan nyata. Lihat! Adik kecil penjual tisu Stasiun Sudirman! Acuh memamerkan lutut penuh luka bakar, sembari mengenakan jilbab. Para pekerja berpaling, tak tahu atau tak mau tahu? Ada berapa di antara mereka? Sarjana itu?

Kolega berkata, “Semua butuh waktu, butuh waktu untuk terbiasa berpaling. Seperti aku. Butuh waktu menekan resah gelisahmu. Hingga mereka tak muncul lagi ke permukaan hatimu”. Itu, sarjana. Sarjana itu, butuh waktu.

Waktu berlalu, resah gelisah tertekan mendalam. Cabang jalan baru terbuka. Tepat di hari pergantian tahun. Kabar gembira menghampiri. Antusiasme membuncah! Gelisah resah, bangkit! Bersorak gembira, tahu akan disalurkan

Jalan ini lurus dan lapang. Dipersiapkan Tuhan, tentu. Apa masih akan berpaling, Sarjana? Aku, Sarjana. Dengan janji di udara. Di depan mata Garuda. Di bawah kibaran Sang Saka.

Ibu duduk manis menunggu anak. Menunggu anak yang berjanji. Ibu, ini Aku, Sarjana. Ke haribaanmu aku berpasrah. Memenuhi janji kebebasanmu.

Aku, Sarjana. Iya, Itu, Sarjana