Ibnu Miskawaih dengan Dinasti Buwaihi - Mini Review #24

in #indonesia6 years ago

Salam steemians friends

Semoga selalu dalam keadaan sihah wal 'afiyah !!!

Semoga kalian juga sudah membaca postingan sebelumnya tentang Siapa Ibnu Miskawaih, karena ini melanjutkan postingan sebelumnya.

yw40698wky.jpg

Sebelum lebih jauh kita menggeluti konsep pendidikan dari Ibnu Miskawaih terutama konsep pendidikan akhlak, ada baiknya kita memahami perjalanan Ibnu Miskawaih dengan Dinasti Buwaihi. Ini akan semakin menarik dikarenakan lamanya usia Ibnu Miskawaih yang dihabiskan untuk mengabdi pada Bani Buwaihi ini. Jika dikalkusasikan dari usianya yang mencapai ±101 tahun hitungan Hijriah (±107 Tahun Masehi) dengan tahun pertamanya mengabdi dari referensi yang ada , ia telah mengabdi sampai usianya mencapai ±73 tahun (hitungan H). Maka, selama ±53 tahun Ibnu Miskawaih dalam hal ini melakukan pengabdian kepada Bani Buwaihi. Pengabdian ini juga yang kemudian menjadi cikal bakal ia mendapatkan kesempatan menjadi khazim (Sang Penyimpan), karena ia menyimpan buku-buku rahasia milik khalifah al-Malik ‘Adhud ad-Daulah bin Buwaihi yang berkuasa dari tahun 367 H- 372 H dan jabatan-jabatan lain, tidak menutup kemungkinan juga ia dapat belajar banyak dengan buku-buku serta guru-guru yang didatangkan ke istana.

Pada usia muda (20 Tahun) , ia pertama sekali mengabdi kepada al-Muhallibi, yaitu wazirnya pangeran Buwaihi yang bernama Mu‘iz al-Daulah di Baghdad. Setelah meinggalnya al-Muhallibi pada 352 H/ 963 M, Ibnu Miskawaih berupaya dan akhirnya diterima oleh Ibnu al-‘Amid, wazirnya saudara Mu’iz al-Daulah yang bernama Rukn al-Dauhlah. Ibnu al-‘Amid sendiri adalah seorang yang amat pandai dan sastrawan terkemuka. Setelah Ibnu al-‘Amid meninggal pada 360 H/976 M, Ia tetap mengabdi kepada puteranya yang bernama al-Fath dan Ibnu Miskawaih tetap menduduki posisi ini sampai Abu al-Fath dipenjara dan meninggal pada tada 366 H/976 M). Kemudian, Abu al-Fath ini digantikan oleh musuhnya, wazir al-Shahib ibn ‘Abbad.

Setelah itu Ibnu Miskawaih meninggalkan Ray, menuju Baghdad dan mengabdi kepada istana pangeran ‘Adhud al-Daulah yang berkuasa pada tahun 367 H–372 H. Pada masa inilah Ibnu Miskawaih mendapat kepercayaan untuk menjadi bendaharawan dan juga jabatan-jabatan lain. Setelah meninggalnya ‘Adhud al-Daulah 372 H (983 M), Ibnu Miskawaih tetap mengabdi kepada pengganti pangeran ini, Shamsham al-Daulah (±388 H / 998 M) dan Baha al-Daulah (± 403 H/ 1012 M) dan sekali lagi, selama periode Baha al-Daulah ini ke posisi yang amat prestisius dan berpengaruh. Dia mencurahkan tahun-tahun terakhir dari hidupnya untuk belajar dan menulis. Ia wafat pada usia lanjut yaitu tahun 421 H/ 1030 M (hitungan ±101 tahun H / 107 Tahun M).

Karya-karyanya

stvlkyv9lc.jpg

Adapun jumlah buku dan artikel yang dihasilkan oleh Ibnu Miskawaih selama masa hidupnya berjumlah 41 buah. Dan keseluruhannya tulisan tersebut tidak luput akan issu pendidikan akhlak, sehingga tidak berlebihan jika ia disandang sebagai Bapak Akhlak Islam (Sebutan Bapak Akhlak Islam dikarenakan Ibnu Miskawai-lah yang mula-mula mengemukakan teori akhlak sekaligus menulis buku tentang akhlak. Ia juga digelar sebagai guru ketiga (al-Mu’allim al-Tsalits) setelah al-Farabi yang digelar guru kedua (al-Mua’allim al-Tsani), sedangkan yang dianggap guru pertama adalah Aristoteles (al-Mu’allim al-Awal). Gelar ini diberikan mengingat sumber filsafat akhlak Ibnu Miskawaih berasal dari filsafat Yunani, peradaban Persia, ajaran Syariat Islam, dan Pengalaman Pribadi.)

Dari 41 karyanya tersebut, 15 buah sudah dicetak, 8 buah masih berupa manuskrip, dan 18 buah dinyatakan hilang. Dari 41 buah karya Ibnu Miskawaih tersebut, dalam hal ini penulis akan fokus pada kitab Tahzîb al-Ahklāq. Dengan pertimbangan, bahwa karya ini cukup representatif dalam bidang pendidikan terutama akhlak. Wallahu 'alam...



image

y3mn0iwc5x.jpg

Mini Review ini adalah ulasan kecil dari hasil bacaan dan pengalaman . Kiranya akan menjadi amal dan dapat memotivasi diri saya sendiri.
Semoga juga, Mini Review ini dapat mengunggah INSPIRASI, dan dari INSPIRASI kiranya dapat menguatkan sebuah MOMENTUM. Selanjutnya biarkan Tinta Emas yang akan mencatat perjalanan hidup kita. :)

image

Semoga bermanfaat:

follow me in this link


image

Mengapa harus melakukan postingan melalui platform steem?

Pada dasarnya, kita melakukan kegiatan yang sama seperti yang kita lakukan di Facebook, Twitter, Instagram dll!!!
Satu-satunya perbedaan? Untuk kali ini, Kita bisa mendapatkan penghasilan sampingan yang menarik!!!

Silahkah sign-up untuk mendapatkan akun Steemit gratis.

Download eSteem-App, Jika Anda belum Punya

Enjoy eSteem for:

Desktop eSteem Surfer 1.0.3Google Play - Android - v1.6.0AppStore - iOS (iPhone, iPad) - v1.5.1
Get eSteem on Google PlayGet eSteem on Google PlayGet eSteem on AppStore

image

Sort:  

wah ternyata beliau pencetus akhlak islam

thanks for sharing, prof

iya pak Azwar, setelah Ibnu Miskawaih baru kemudian disusul oleh al-Ghazali

Artikel yang sangat bagus sobat saya selalu menikmati pos ini sobat.