Sumber: Gdenkboek Palmboom Divisie 4 RI
Mantera-Mantera dalam Sterlak Rejang
Lanjutan dari Mengenal Silat Tradisi Rejang: Sterlak Rejang
Sterlak merupakan suatu bela diri pencak silat masyarakat Rejang, masyarakat asli (bukan-Melayu) di Provinsi Bengkulu. Tidak ada jurus serangan dalam bela diri ini. Semua gerakan adalah untuk menangkis dan menangkap.
Tidak ditemui juga kuda-kuda dalam bela diri ini, pesilat hanya berdiri tegak biasa untuk menerima serangan. Pun tidak ada jurus-jurus dasar sebagaimana yang ada pada seni bela diri lain. Jikapun ada yang harus disebut jurus dasar, maka jurus dasar terpenting yang harus kuasai adalah jurus menangkap serangan lawan, sesuai dengan prinsip dasar sterlak: melumpuhkan lawan dengan serangannya sendiri. Saat berlatih, pengikut sterlak selalu berpasangan-pasangan, bergantian menyerang dan menangkis. Karena tidak ada jurus-jurus, maka dalam sterlak aslinya pun tidak ada kembangan.
Selain jurus-jurus, sebagai bagian pertahanan dan serangan, sterlak sangat kental dengan hal-hal yang bersifat metafisika. Salah satunya adalah mantera, atau ucep dalam bahasa Rejang.
Mantera pada dasarnya diciptakan oleh manusia itu sendiri. Dimana mantera bukanlah hasil suatu konvensi antara masyarakat penutur, tetapi lahir dari individu-individu khusus atau tertentu, misalnya dukun atau pawang. Dasar terpenting pada mantera adalah bunyi, pun mantera sterlak sangat mementingkan bunyi, untuk menimbulkan sugestif. Mantera merupakan bentuk dan daya emosi manusia. Daya/kekuatan yang dijumpai diberi nama dan diberi bentuk. Dengan cara demikian, mite telah memberi rangsangan manusia untuk bertindak aktif di tengah alam.
Teks mantera sterlak umumnya merupakan sinkretis unsur primitif-Hindu-Islam. Terhadap mantera, nama atau Sebutan Islam dipergunakan untuk ‘memperkuat’ mantera. Bahkan, dari 59 teks mantera yang penulis kumpulkan, tak satu pun mantera yang seluruh teksnya menggunakan bahasa Rejang, semuanya bercampur antara bahasa Rejang, bahasa Melayu dan pengaruh Islam.
Contoh mantera-mantera Sterlak Rejang:
Mantera tolak balak:
bismillahirahmanirrahim
kun kato muhammad
diakun kato allah
kunfiakun
kip besar dalam darah
aku tiada mati berdarah kato allah
berkat lailahailallah
Mantera penunduk I:
nik stabik
akulah anak adam benar
jangan kamu gerak
aku melaku gerak allah
hak kata guru
mustajab kata allah
Mantera Penunduk II:
kumlak kenamoku kumlak kenamo
kunlak diakunfayakun
Mantera pengasihan I:
maknimak simak tikam
aku mak tikam mato si fulan/fulana
tunduk kasih berai kasih
kasih siang kasih malam
kasih tidak bertikoh lagi
berkat lailahailallah
Mantera pengasihan II:
itu minyakku
kutanak dalam kuali
kududuk serupo telur
had anak mato itam
padaku sorang
Ucap Tinju:
Ucung-ucung sabung guting
aku bekudo harimau kumbang
tinjuku tinju si ali
kato allah
Ada suatu keunikan dalam mantera Rejang, yaitu beberapa mantera dapat diparafrasekan, sebagaimana penulis melakukannya bersama narasumber Wak Noni, guru tua di Talang Ulu. Di mana mantera tersebut dapat diurutkan dalam suatu rangkaian peristiwa.
Contohnya pada salah satu mantera Ucap Penunduk, yakni mantera untuk menundukkan musuh :
bismillahirahmanirrahim
kutahu bajuku mutaroh
di darat macan dan rimau darek buayo
ulubalang galo tigo
syaklah engkau dari sini aku ucapkan
demi aku ucapkan dengan ashaduallahilahailallah
Kata mutaroh jelas berasal dari bahasa Arab: muthatahirin, yang berarti keselamatan.
Kalau diparafrasekan, maka mantera itu akan bermakna: kutahu bajuku mutaroh, karena aku di darat dijaga oleh harimau dan macan serta buaya yang naik ke darat. Hulubalangnya tiga orang, maka pergilan engkau dari sini.
Dijelaskan hulubalang-hulubalang tersebut adalah Sebei Bitan yang mengepalai harimau, Raden Kumbang Dikarbayang memimpin macan dan Pengeran Napal putih yang memimpin buaya.
Banyak mantera Rejang dapat diparafrasekan, dengan ketentuan mantera tersebut kata-katanya masih dapat ditemukan makna yang profanis.
Steemit Chapter Bengkulu
@emongnovaostia @willyana @blogiwank @gandasucipta02
@caboediwijaya @derifebrianto @deniskurniawan @arirahmadi16
@sajakaditya @puterikurnia @piceska @idajohan @deadewanti
Emong Soewandi || @emongnovaostia
kalau di Sunda Jawa Barat
mantra-mantra itu disebut Jangjawokan
tidak di tulis tapi di hapalkan lewat mulut ke mulut
ini juga dilisankan, tidak ditulis, Teh. Karena bersifat lisan, maka ada mantera di atas bisa memiliki sedikit perbedaan versi antar pelisannya.
berarti sama yaaa
kalau saya perhatikan
mantranya hampir sama cuman beda bahasa
seperti ada pakem jurus dan kunci
ayo kita bermantera-manteraan... :D
Sangat support untuk tulisan-tulisan mengulik tentang kebudayaan daerah kita ini Bang.
Tapi , mantra itu kan tidak boleh dipublikasi, hanya bisa dihafal dan diamalkan bagi yang mampu menjalankan. Keluarga Ana termasuk Ana sendiri sejak kecil dikasih itu sama poyang kami. Dan yang mengamalkan hanya kakak sepupu Ana . Ana hafal tapi tidak mengamalkan. Terkecuali mantra yang ini :
Mantera tolak balak:
bismillahirahmanirrahim
kun kato muhammad
diakun kato allah
kunfiakun
kip besar dalam darah
aku tiada mati berdarah kato allah
berkat lailahailallah
Hanya untuk menjaga diri. Karena seperti doa sehabis salat kita selalu memohon perlindungan dari Allah SWT agar terhindar dari segala bala.
Lanjut terus mengulik kekayaan budaya kita Bang. Suksses selalu.
Mantera ini ada cara "memasaknya", tanpa itu mantera ini hanya menjadi rentetan bunyi yang tidak ada makna dan khasiatnya. Tentu saja, abang sudah berjanji kepada narasumber untuk tidak mempublikasikan cara memasaknya.
Tapi, abang sendiri tidak memasaknya lhooo.... :D :D
Iya, dan hanya orang yang terpilih yang mampu "memasak dan mengunyahnya". (Menurut poyang)
Woowww 59 mantra, amazing, sudah bisa bikin satu buku itu Brader @emongnovaostia tinggal ditambah pembahasan setiap mantra, jadilah ia buku.
insyaAllah, Bang @isnorman. Bahkan aku berhasil memperoleh 2 atau 3 mantera untuk menyantet orang lengkap dengan cara mengolah mantera itu. Sudah kumulai untuk menulis naskah buku tentang Sterlak Rejang dan Mantera2nya.
Makasih supportnya selalu, Bang.
Salam..
Postingan yang menarjk dan berguna bagi pembaca. Pengetahuan yang disampaikan komunikatif dan jelas.
Salan KSI
Salam
Irman Syah || @mpugondrong
Terima kasih, Bang Irmansyah @mpugondrong. Senang rasanya jika memang ini punya manfaat bagi kita semua