Sesuatu yang Jauh, Sesuatu yang Dekat

in #indonesia6 years ago

image
Donatur Buddha Meresmikan Peletakan Batu pertama Akademi Komunitas Nasional

Pulang kampung sekali waktu, melewati meunasah, lapangan voli dan kebun kosong yang kini diisi rumah baru dari keluarga baru, rasa-rasanya seperti baru kemarin. Begitu cepat waktu berlalu. Tahu-tahu kita sudah punya anak. Tahu-tahu beberapa teman kita sudah meninggal dunia.

Masa lalu, kata Imam Al-Ghazali, adalah jawaban sang sufi dari pertanyaan: apa yang paling jauh. Masa lalu adalah lawan dari maut. Karena pria kelahiran Bukhara, Uzbekistan tersebut menjawab bahwa maut adalah sesuatu yang paling dekat dengan manusia.

Jauh dan dekat adalah sesuatu yang paradoks. Keduanya ibarat suami dan istri. Siang dan malam. Senang dan sedih. Obat dan racun. Jahat dan baik. Siapa yang mengingat sesuatu yang jauh, tentu dengan sendirinya ingat akan yang dekat.

image

Di Pidie Jaya, karena viral bantuan lembaga Buddha Suci dengan bantuan milyaran rupiah untuk pembangunan Kampus AKN (Akademi Komunitas Nasional), dengan sendirinya bangunan-bangunan lain dari hibah warga dunia beragama Buddha tiba-tiba bermunculan. Seseorang malah ikut membawa masa lalu ke masa sekarang dengan menyebut lonceng 'cakra donya' sebagai bukti kerjasama Laksamana Cheng Ho dengan Karajaan Aceh.

Xenofobia atau diartikan sebagai ketakutan dan kebencian terhadap sesuatu yang berbau asing, saya pikir menjadi alasan mengapa orang-orang menganggap bantuan tersebut sebagai sesuatu yang harus ditolak. Padahal, di pihak yang menerima bantuan yakni Pemda Pidie Jaya sendiri merasa sepatutnya berterima kasih. Bantuan juga bagian dari masuknya keinginan investasi. Tapi nyatanya, masa lalu yang kelabu atas sesuatu yang asing tidak mampu dipahami keinginan orang-orang di Aceh. Kekinian, sekarang, yang dekat dengan keseharian kita, kebutuhan kita, menghendaki ada pemodal menanamkannya ke Aceh. Kekinian Aceh butuh pengembangan seluasnya guna membuka keran-keran sosial yang tersebut, apakah lapangan kerja dan usaha baru lewat investasi asing.

image

Begitulah. Setiap orang, apalagi dibalut kepentingan politis, memiliki pemikiran masing-masing. Mereka tidak menolak, hanya mengkhawatirkan prosesi peletakan batu pertama ala penyumbang dana. Dengan kehadiran begitu banyak pihak penyumbang, pria dan wanita, sehingga dapat dikatakan wajar pihak Humas Pemkab Pidie Jaya teledor mengapa tidak mengkaji lebih dulu tata tertib acara peletakan batu pertama tersebut.

Di Jakarta, masa lalu bersama umat Islam Indonesia, telah bersatu menumbangkan kredibilitas Ahok. Masa lalu, meskipun baru terjadi setahun lewat dan bertahun-tahun lalu, Myanmar yang mayoritas Buddha membinasakan Bangsa Rohingya yang beragama Islam. Masa lalu itu yang mengikat simpul saraf seseorang untuk kemudian bagaimana melihat kekinian.

image

Terserah bagi yang membangun opini menggunakan bahasa argumentatif, analogi, dan kausalitas. Sesuatu yang jauh dan sesuatu yang dekat seperti benang merah yang terus berupaya mengkristalkan satu kesimpulan. Namun, di saat transisi politik sedang berlangsung, ide ataupun opini yang dibalut kepentingan selalu saja menunggu di persimpangan jalan.

Sort:  

Menjaga kebhinekaan ya bang

Bhoneka Tinggal Luka

Cc @marxause

Menarik

Sederhananya berdiri di tengah.

Mantap kajian tulisan nya, perlu banyak belajar ni sama pak @gabrielmiswar

Boleh saja. Tapi sebenarnya saya pun fakir dalam hal tulis-menulis.