Semangat Reboisasi Yang Tidak Hijau

in #indonesia6 years ago

20150322_144424.jpg

Saya pikir semua orang sepakat bahwa reboisasi itu penting untuk di lakukan karena menyangkut kehidupan umat manusia di muka bumi. Reboisasi di lakukan guna menghijaukan kembali lahan yang gundul agar polusi di udara bisa di serap, membangun kembali habitat alam dan ekosistem serta mencegah pemanasan global. kampanye – kampanye hijau telah banyak di lakukan dalam berbagai bentuk dan itu positive.

Kegiatan penghijauan terus di lakukan di mana – mana, baik oleh lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah bertaraf lokal, national dan international. Di sisi lain penebangan hutan pun terus terjadi dengan berbagai alasan dan kepentingan. Ceramah tentang betapa pentingnya reboisasi juga digelar di mana – mana. Pertanyaan pentingnya hari ini adalah seberapa bijak kegiatan reboisasi selama ini di lakukan dan manfaatnya untuk masyarakat.

Ada hal yang membuat saya sedikit geli soal reboisasi yang bertujuan konservasi selama ini di lakukan terutama di daerah saya sendiri. Sebelumnya perlu saya jelaskan saya tidak bermaksud menyinggung pihak manapun dan saya juga tidak membahas soal kegiatan reboisasi di daerah lain apalagi negara lain. Saya sangat mengapresiasi setiap pihak yang melakukanya meskipun dalam hal tertentu saya tidak sepakat dengan apa yang mereka lakukan, sehingga saya pun memilih jalan sendiri dan melakukan kegiatan penghijauan dengan cara sendiri menurut kemampuan saya sendiri.

Kenapa saya memilih jalan sendiri, karena ada alasan lain yang tidak bisa tawar menawar untuk urusan reboisasi bila tujuanya adalah konservasi apalagi daerah tempat saya tinggal adalah daerah pertanian kopi, salah konsep bisa berakibat fatal pada area kebun kopi dan itu sudah terasa sekarang ini yang jarang di sadari oleh banyak orang.

Saya tidak akan memberikan deskripsi yang panjang tentang masalah ini, tapi saya akan memberikan contoh – contoh kasus saja biar rekan – rekan steemit paham dengan apa yang saya maksud dan kenapa saya menolak terlibat dalam kampanye hijau maupun acara penanaman – penaman pohon untuk tujuan penghijauan. Ditambah dengan rata –rata budaya baca kita yang masih rendah kalah dengan palestina yang negaranya kacau balau. Kalau kepanjangan nanti tidak tersampaikan pesanya dengan baik.

Contoh contoh kasus

  1. Saya pernah terlibat beberapa kali dalam acara penanaman pohon dengan acara ceremonialnya yang panjang, spanduknya lebar dan besar dengan segala keterangan hantu belaunya yang intinya semangat melakukan penghijauan, selfinya rame, sampah makananya juga berserak. Beberapa saat kemudian, mulailah masuk acara inti yaitu acara mananam pohon. So jumlah pohon yang di tanam dengan jumlah yang tertulis di spanduk sungguh sangat jauh berbeda, belum lagi soal keberlangsungan hidup pohon itu sendiri yang asal tanam masalah hidup dan mati terserah sama Tuhan. Jenis pohon yang di tanam kebanyakan pohon produksi semangatnya konservasi padahal keduanya berbeda dan ini fatal, belum lagi asal usul bibit yang bukan kayu endemik bisa saja membawa penyakit baru yang menyebabkan pohon lokal bermasalah atau berpenyakit. Maka sejak saat itu saya pun mulai menolak terlibat dalam kegiatan penghijauan seperti ini.
  2. Asal – usul pohon. Saya agak risih dengan jenis – jenis pohon yang di tanam di daerah saya yang di bawa dari luar, karena tidak ada jaminan dari lembaga mana pun bahwa pohon tersebut tidak bermasalah atau membawa penyakit pada tanaman lokal/pohon lokal. Perlu saya informasikan ada beberapa pohon lokal di daerah saya yang sudah mengalami kondisi kritis yaitu pohon pisang dan jeruk, kedua tanaman ini mulai rusak sejak hadirnya pohon – pohon asing dalam jumlah besar. Bagi orang lain mungkin itu tidak masalah tapi bagi kami sebagai keluarga petani itu masalah.
  3. Letak penanaman. Saya pikir para pakar dan pemilik kekuasaan paham bagaimana seharusnya proses menanam pohon secara bijak sehingga menghasilkan manfaat yang baik. Pohon produksi di tanam di kawasan konservasi dan sumber mata air sepertinya itu lucu tapi itulah yang terjadi. Pernah saya melihat sebuah halaman sekolah penuh dengan pohon produksi berjenis jabon, mahoni dan suadara – saudaranya dan itu di daerah saya. Alangkah arifnya jika halaman sekolah itu di tanami pohon endemik apalagi jenis pohon yang menghasilkan buah yang bisa di makan oleh anak sekolah dan burung – burung yang hidup di area lingkungan sekolah plus bisa di jadikan media pembelajaran. Ini hanya contoh kecil dan masih banyak contoh – contoh lain tapi terlalu panjang jika dibahas di sini.

Hal – hal di atas merupakan beberapa alasan saya untuk tidak terlibat lagi dalam kampanye hijau yang berbasis ceremonial dan asalan. Sebetulnya masih banyak hal – hal konyol lain atau alasan lain yang membuat saya semakin tidak tertarik untuk terlibat.

Lalu apakah saya berdiam diri?, saya jawab tidak. Saya memilih jalan sendiri untuk urusan reboisasi, saya melakukan penanaman pohon secara sendiri menurut kemampuan yang saya miliki tanpa ceremony, tanpa seragam, tanpa selfie tanpa acara pembukaan kecuali cangkol dan parang serta bibit. Pohon yang saya tanam lebih banyak pohon lokal dan menyesuaikan pohon berdasarkan tempat dan fungsinya. Misalnya di kawasan longsor saya memilih menanam bambu karena bambu mampu menahan tanah dari bencana longsor. Untuk urusan sumber mata air maka pohon yang tepat adalah jenis beringin dan dadap karena beringin dan dadap memiliki perakaran yang kuat sehingga air lebih banyak tersimpan. Intinya saya memilih dan menanam pohon sesuai peruntukanya, pencocokan lokasi dan pertimbangan lainya bukan asalan.

Kenapa ide ini tidak pernah saya share dengan pemangku kebijakan atau pihak – pihak yang konsen terhadap lingkungan, termasuk dengan teman – teman saya sendiri. Perlu kita pahami bersama bahwa ada syarat untuk menyampaikan sesuatu di negeri ini. Meskipun apa yang anda pikirkan benar, ide anda bagus yang orang lain lihat bukan ide anda bukan apa yang anda pikirkan tapi anda siapa? Apakah anda datang dengan pakaian rapi? Apakah anda datang dengan memakai mobil? Apakah anda bagian orang yang berpengaruh? Itu adalah syarat mutlak. Jika syarat itu telah terpenuhi omong kosong anda pun akan menjadi filosifi untuk orang lain. dan saya belum memenuhi syarat untuk itu. Maka jalan terbaik adalah jalan sendiri meski dengan kemampuan terbatas.

Saya berharap suatu saat bisa melakukan reboisasi untuk tujuan konservasi dalam skala yang lebih besar terutama di lahan – lahan kritis yang tidak bisa di jadikan kebun kopi. Ini merupakan hal penting karena banyak saudara – saudara saya petani, jika alam bermasalah kebun mereka juga bermasalah tentu akan menimbulkan masalah yang lebih besar.
Sort:  

Ide cemerlang ini selayaknya disampaikan ke orang-orang yang memiliki kebijakan agar bisa terealisasi.

Bikin capek tu bang, yang ada ribut. Malas kali aku udah ribut bang. Mending kerjakan sebisanya saja. kapan ada rejeki tambahin kapasitasnya

Itu memang kendala besar. Moga sukses terus, jalani sesuai tahapan

Proud of u @gayocoffeefarm..

Mohon doanya ka @irasiregar semoga kelak saya bisa mengerjakanya dalam skala lebih besar

Kalau ada 1 juta SBD udah bisa kita beli tanah longsor sama tanah gundul yang gak di pakek orang ka bisa kita hijaukan. 1 juta SBD ngimpi kale hahaha

Tanpa menyinggung pihak lain saya menyatakan sepakat. Tanpa menyinggung pihak lain. 😁

Kune keta, keta kune hehe

Makanya, saya memakai slogan kawan saya, "Just Do It"

Cocok bang len kune male, sidah mampu keta ingen oya bueten gereke

Sudah jelas jika mengenai penghijauan, reboisasi, aku salut untuk pemikirannya.
Lanjutkan bg @gayocoffefarm.!! 👍

Semoga saja kelak bisa kita perbesar