Hakikat Bahasa: Aceh vs Gayo!

in #indonesia7 years ago

gayo3.jpg

Sahabat Steemian di mana saja berada, saya ingin menyambung kembali persoalan hakikat atau sifat bahasa yang pernah saya singgung beberapa waktu lalu. Kali ini masih pada tataran uniknya sebuah bahasa. Sebagai contoh kasus, saya ingin mengambil antara orang Aceh dan orang Gayo.

Sebenarnya, cerita yang akan saya tuturkan ini sudah menjadi kisah umum dalam kalangan masyarakat Gayo, terutama Gayo Takengon yang meliputi Bener Meriah dan Aceh Tengah. Oleh karena itu, jika terdapat pengulangan kisah dari cerita yang pernah Anda dengar sebelumnya, bukan berarti saya plagiat, melainkan mempertegaskan kembali tentang hakikat bahasa yang unik dan khas dengan contoh yang sudah lazim berkembang dalam kehidupan masyarakat.

Ilustrasinya begini, sekelompok mahasiswa dari Banda Aceh sedang melakukan studi pembelajaran ke Aceh Tengah. Mereka berangkat dari Banda Aceh dengan menyewa sebuah bus. Bus itu sudah penuh sesak dengan mahasiswa. Kondisi berdesak-desakan tentu tidak mengasyikkan, apalagi dalam perjalanan jauh.

gayo2.jpg

Namun, di perjalanan dari Bireuen ke Takengon, sekitar kawasan Bener Meriah, seorang perempan tua menyetop bus mahasiswa itu. Karena yang menyetop adalah nenek-nenek, mahasiswa sepakat berhenti. Ternyata nenek itu minta tumpangan untuk pulang ke Takengon.

Kelompok mahasiswa sepakat bahwa menolong seorang nenek adalah sebuah keharusan bagi setiap mahasiswa. Akhirnya, si nenek diizinkan naik ke dalam bus sewa yang penuh sesak tersebut.

Baru beberapa menit bus tersebut berjalan, si nenek berujar, “Kuso nan.”

Sang nenek sempat mengulangi beberapa kali ucapan yang sama dengan cepat sehingga yang terdengar adalah “So nan.” Mahasiswa yang berada tepat di samping si nenek, menoleh.

“Nan lon Ismail, Nek,” sahut si mahasiswa.

“So nan!” bentak sang nenek sedikit keras sambil menyorong si mahasiswa dengan sikunya.

Mahasiswa yang merasa kesal, langsung memberikan jawaban “Nan kee Ma’e hai Nek!”

gayo1.jpg

Begitulah hakikatnya bahasa. Maksud si nenek “Kuso nan” dalam bahasa Gayo artinya “Geser sedikit”. Sang nenek merasa kesempitan, makanya dia minta geser sedikit. Akan tetapi, si mahasiswa yang ada di samping si nenek, merasa sedang ditanya namanya. “Soe nan” dalam bahasa Aceh maknanya ‘Siapa nama’. Karena itu, si mahasiswa menjawab, “Nan lon Ismail,” atau ‘Nama saya Ismail’.

Setelah beberapa kali ditanya siapa nama, sang mahasiswa langsung menjawab dengan kesal, “Nama saya Ma’e. Ma’e merupakan kesingkatan dari Ismail.

Artinya, telah terjadi kesalahan penafsiran antara mahasiswa yang suku Aceh dengan si nenek yang suku Gayo. Sesuatu yang dimaksud dalam bahasa Gayo ternyata bermakna lain dalam bahasa Aceh, meskipun bunyi kalimatnya nyaris sama.

Demikianlah uniknya bahasa. Ia menjadi ciri khas setiap penggunanya. Manakala sifat-sifat bahasa ini tidak dipahami dengan benar oleh penutur, miskomunikasi tentu tidak dapat dihindari.

Semoga para Steemian tidak memperbesar miskomunikasi sesama teman. Jadikan Steemit ini sebagai ajang silaturrahim, bukan ajang unjuk kehebatan. Sesungguhnya, komunikasi yang baik akan mencerminkan karakter penuturnya.

Salam bahasa,

Herman RN
steem.jpg

Sort:  

Satu kata "betul"

Postingan yang sangat menarik bang..

Terima kasih

Sama sama bang

Boh...bereh tat... Boh=ya hahaha..thanks gurei

Bahkan yang satu bahasa saja bisa miskomunikasi kan bg @hermanrn, karna setiap bahasa di negara kita ini kaya akan kosa kata, jadi salah penafsiran bisa saja terjadi, tapi jangan sampai timbul perpecahan gara2 salah paham. Bukan begitu kanda?

Yups.. Semua bisa terjadi. Kita harus waspada haha

Bang @hermanrn Sejarah Negara Gayo itu gimana sampai disebut Gayo ?

Biarlah ditulis oleh orang lain. Kita tulis yang lain pula.

Where are you going Ismail? Bahasa Acehnya cum tiga huruf; "Ho, 'E?"

Betul. Inilah khasnya bahasa Aceh hahaha. Memang kalau jurnalis senior yang komentar, langsung tepat sasaran haha

Singkat that basa Aceh.

Perbedaan menjadikan keindahan untuk kita.
Saleum bg @hermanrn.

Emang bahasa gayo hampir sama dengan bahasa aceh kalau kita dengar sekagus,
Kalau enggak bisa bahasa gayo jawab pakek bahasa indobesia,, supaya tidak salah paham lagi..
Haha lucu that😆😆😆

Bagus banget, perbedaan bahasa adalah warna dan di negara kita sangat beragam bahasa jadi suatu kebanggaan bagi kita sendiri dengan kekayaan bahasa dan budaya