Menyikapi MUI vs Pemerintah RI Dalam Kasus "Vaksinasi"

in #indonesia6 years ago

Sebagai masyarakat yang tidak terlalu paham dengan dunia kesehatan, saya kembali dihadapkan kepada kebingungan yang luar biasa. Tentang vaksin Rubella yang belakangan menjadi topik panas karena menjadi sasaran empuk melaga antara Pemerintah RI dengan MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Keadaan rumah saya pun tidak kalah meriah, saya yang lebih mengutamakan himbauan MUI juga berseteru dengan istri yang khawatir akan nasip kebanyakan balita di Indonesia.

Persoalannya apa?

Menurut MUI, vaksin Rubella ini belum diuji halal/tidaknya. Sementara itu, pemerintah Indonesia merasa vaksinasi ini perlu segera dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Rubella yang mengancam pertumbuhan balita.

images.jpeg
Source

Tidak sedikit di medsos Facebook orang-orang tetap berada pada posisi pro-kontra. Ada yang mengutuk pemerintah karena terkesan memaksa sesuatu yang belum jelas komposisinya untuk dimasukkan ke dalam tubuh balita. Padahal, jika bahan pembuatan vaksin ini mengandung unsur yang diharamkan, maka otomatis akan memberikan efek yang tidak baik bagi tubuh.

"Katakanlah: tiadalah aku peeoleh selain wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan untuk orang memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir dan daging babi, karena sesungguhnya itu semua kotor - dan binatang yang disembelih atas nama selain Allah. (Q.S. Al-an'am: 145).

images-1.jpeg
Source

Dikhawatirkan, doa kita tidak akan terkabul apabila memasukkan yang diharamkan ke dalam tubuh. Apalagi, ada potensi tubuh kita akan lebih mudah berbuat maksiat bila tidak menjaga diri dari yang diharamkan.

MUI, menurut saya sendiri, perlu berbenah dalam hal "meyakinkan" masyarakat luas terhadap suatu putusan. Tahu sendiri lah, masyarakat kita majemuk. Tidak hanya terdiri dari golongan sami'na waato'na yang tidak mengakali kebijakan berasaskan qur'an dan hadist. Namun, masyarakat yang katanya sudah bisa "berpikir sehat", yang berusaha mencari celah untuk mengingkari aturan Allah.

MUI harus punya tim yang ahli dalam bidang sains dan ekonomi sekaligus. Tim ini diharapkan mampu berkontribusi dalam memecahkan persoalan yang oleh pihak lain sering diambil jalan pintas dengan biaya yang paling hemat. Meskipun kadangakala mengabaikan aspek halal/haramnya.

Sudah cukup vaksinasi jamaah haji yang lalu menjadi lahapan sedap pihak tertentu dalam melaga pemerintah RI dan MUI. Jangan lagi ada yang menyepelekan MUI! Seandainya banyak generasi muslim yang ahli di bidang sains, alasan "menggunakan bahan yang mengandung babi karena belum ada penggantinya" tidak perlu kita dengar lagi.

Untuk itulah wahai generasi muslim, keberadaan kalian dibutuhkan. Kalau pun ternyata para pembaca tulisan saya ini sudah tidak muda lagi, minimal sebaiknya bisa berkontribusi dalam membentuk generasi muslim, cinta alqur'an dan menguasai sains. Supaya harga diri ulama yang menjadi imej umat bisa kita pertahankan.

Dan, semoga saja tiba masanya dimana pemerintah RI akan mempertimbangkan saran perwakilan dari kaum muslim yang tidak menghalalkan seluruh alam untuk dikonsumsi dan dipakai. MUI dan pemerintah RI perlu berdampingan dalam memimpin masyarakat Indonesia.

Terima kasih sudah membaca.
Salam pendidik.

image

Referensi:
1

2

Sort:  

Setelah baca postingan bg @jamanfahmi saya kok jadi galau ya ?
Hari Rabu nanti di Posyandu di kampung tempat tinggal saya akan diadakan imunisasi, saya diundang untuk membawa 2 anak balita saya untuk diimunisasi, gimana ya ? 🤔

Jujur saya pun bingung mbak, bingung. Jd g tw mw jwb apa?

Benar sekali, semoga banyak ilmuan muslim yang lahir di generasi ke depan sehingga kita tidak dibodoh-bodohi oleh pemerintah yang zalim.

Setuju @yellsaints...
Sumbang jg la generasi muslimnya hehe

Di sekolah anak saya juga akan diadakan bg
Ada surat yg meminta izin
Jadi kita bisa menolak

iyaa betul kak, pilihan tetap dikembalikan kepada orang tua...