Pemiliu 2019, Akankah Lawan Jokowi itu Prabowo lagi?

in #indonesia6 years ago

image
Ketika Presiden Joko Widodo (kiri) menjamu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto (kanan)
Source

Pemungutan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 untuk memilih presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif secara serentak akan dilaksanakan tanggal 17 April 2019. Meskipun waktu masih tersisa 8 bulan lebih itu, tahapan untuk legislatif sudah masuk ke dalam pelaksanaan.

Sementara tahapan untuk calon presiden dan wakil presiden baru akan dimulai tanggal 4-10 Agustus mendatang. Untuk pencalonan presiden/wakil presiden tersisa waktu 5 hari lagi. Periode tanggal 4-10 Agustus adalah pendaftaran pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden.

Dari 5 hari waktu maksimal tersisa ini, nama calon-calon presiden dan wakil presiden semakin mengkerucut, meski belum terang benderang siapa akan berada di posisi presiden atau wakil presiden dan berapa pasangan akan muncul.

Joko Widdodo
Namun sejauh ini, baru Presiden Joko Widodo yang mendeklarasikan maju kembali. Pun demikian, calon incumbent Joko Widodo sampai saat ini belum secara terang menyebutkan siapa sosok calon wakil presiden sebagai pendampingnya. Mungkin pada akhir-akhir masa pendaftaran akan diumumkan.

Sementara di luar sana, banyak isu bermunculan terkait tokoh yang akan mendampingi Joko Widodo. Sebut saja empat tokoh di bawah ini:

  1. Muhammad Zainuddin Madjid (Gubernur Nusa Tenggara Barat, tokoh agama);
  2. Muhammad Mahfud MD (politisi, akademisi);
  3. Muhaimin Iskandar (Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa);
  4. Airlangga Hartato (Ketua Umum Partai Golkar).

Prabowo Subianto
Tokoh bangsa yang satu ini salah satu orang paling berpengaruh di Indonesia sejak terakhir menjabat sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) dan Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) tahun 1998. Pangkat terakhirnya adalah letnan jenderal atau bintang tiga.

Prabowo sendiri seandainya resmi mendaftar sebagai calon presiden pada pemilu 2019 adalah kali ketiga maju dalam pertarungan lima tahunan itu. Pertama dia maju sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2009 bersama Megawati Soekarno Putri (Ketua PDIP). Megawati-Prabowo meraih 26,79 persen suara di bawah Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono (60,80 persen) atau di atas Jusuf Kalla-Wiranto (12,41 persen).

Selanjutnya, pada Pemilu 2014 Prabowo maju sebagai calon presiden bersama wakilnya Hatta Rajasa (Ketua PAN). Kali ini Prabowo-Hatta kalah tipis dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Prabowo-Hatta meraih 46,85 persen suara dan Jokowi-Jusuf meraih 53,15 persen suara.

Nah, Pemilu 2019, hingga minus 5 hari lagi masa pendaftaran, Prabowo (Ketua Umum Gerindra) yang digadang-gadang akan maju kembali belum juga terlihat jelas sebagai calon orang nomor satu di Republik ini. Sebagai oposisi, Prabowo disinyalir tetap maju di posisi nomor satu untuk melawan kembali Joko Widodo.

image
Instagram Ustadz Abdul Somad hari ini

Ulama
Pemilu kali ini terasa beda dari sebelumnya karena ada rasa ulama-ulama besar di pihak oposisi. Ulama ini terbentuk sekitar dua tahun lalu setelah demo bela Islam akibat kasus penistaan Alquran oleh Ahok. Kemudian tokoh-tokoh agama ini terorganisir dengan baik sehingga menjadi gelombang ulama besar yang solid.

Hari ini, ulama-ulama tersebut melalui Forum Ijtima Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) merekomendasi dua tokoh agama untuk mendampingi Prabowo. Mereka adalah Salim Segaf Al-Jufri (Ketua Majelis Syuro PKS) dan Ustaz Abdul Somad (dai kondang). PKS sendiri adalah sabahat setia koalisinya Gerindra.

Sebenarnya, para ulama ini di belakangnya berdiri seorang tokoh agama Islam sekaligus ulama kharismatik paling berpengaruh di Indonesia, yaitu Muhammad Habib Rizieq Syihab. Habib Rizieq sendiri saat ini sedang berhijrah ke Makkah, Arab Saudi.

Dalam setiap keputusan pencalonan ini, Habib Rizieq sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Habib Rizieq yang digadang-gadang sebagai calon presiden malah memilih Prabowo.

image
Ketika Habib Rizieq Shihab (baju putih, peci putih) menjamu Ustadz Abdul Somad (gamis hitam)
Source

Nah, pada dua calon wakil presiden penentuan GNPF, Ustaz Abdul Somad sendiri lebih memilih Salim Segaf Al-Jufri sebagai pendamping Prabowo sebagai disampaikan melalui Instargram miliknya.

Lalu Partai Demokrat sebagai partai perolehan suara urutan keempat di bawah Gerindra pada Pemilu 2014 juga memiliki calon kuat ditawarkan kepada calon koalisi mereka. Kabarnya, Demokrat membuka lebar berkoalisi dengan Gerindra, PKS, PAN, dan PBB.

Demokrat sendiri mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres. Rasanya, untuk kubu Prabowo hingga saat ini menurut versi GNPF tidak terbuka untuk orang ketiga.

Bagaimana langkah Demokrat selanjutnya untuk sekaliber partai pernah duduk di kursi presiden itu. Akankah dengan lapang hati tetap berkoalisi dengan Gerindra dkk atau berbalik arah ke kubu sebelah atau seperti Pemilu 2014, tanpa ikut sana sini atau membuka poros baru dengan menggaet partai non-capres/cawapres.