Patah atau Pahat?

in #indonesia6 years ago (edited)

image

Gambar : Pixabay

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh.
Selamat pagi Steemians!

Di pagi yang hujan ini saya ingin memposting tulisan saya yang sebenarnya hasil challenge dari sebuah audisi menulis.

Tema : Cinta dan Luka
Genre : Romance Comedy
Judul : Patah atau Pahat?
Durasi : 5 jam


Oleh : Ani Siti Rohani

Aku paling tidak suka kalau ada sesuatu yang kusuka atau kupunya direbut oleh orang lain. Termasuk tentang Kak Radit, kakak kelas idolaku. Aku yang pertama kali lihat dia, aku yang pertama kali naksir dia, eh si Nina sahabatku ikut-ikutan suka. Mending kalau sekedar suka doang mah, lah ini, dia malah terobsesi banget buat memiliki Kak Radit. Kalau saja aku tidak ingat Nina sahabatku, aku sudah tendang itu pantat bohainya.

"Hai Len, Vi," seru Nina yang baru datang. Aku dan Viola memang datang lebih awal ke sekolah. Sejak tadi kita nongkrong di depan kelas.

"Kalian tahu gak? gue tadi papasan sama Kak Radit di depan gerbang. Ih, dia tuh ganteng bangettt," cerita Nina sambil merem-meremin matanya kayak mau dicolok lidi, juga sambil senyum-senyum.

"Cuma papasan doang gitu aja senengnya kayak mau dilamar," balasku nyinyir.

"Elo pasti iri kan? Belom lihat Kak Radit pagi ini kan?" ledek Nina. Sementara aku terus pasang wajah ketus.

"Kalian mulai deh. Terus aja berantem tiap hari. Sampe tokoh Tom & Jerry ganti nama jadi Nina & Lena," cela Viola yang sejak tadi mungkin gereget melihat kelakuan Nina. Nina ya, bukan aku. Soalnya dia yang mulai lebih dulu.

Aku menyusul Viola yang sehabis bicara tadi langsung ngacir ke kelas. Nina pun ikut-ikutan masuk. Dia memang kayak ekor apa-apa serba ngikut. Enggak kreatif kalau menurutku sih. PR saja suka menyontek ke aku.

Bel berbunyi. Saatnya duduk khidmat mengikuti pelajaran. Pelajaran pertama matematika, pelajaran kesukaanku sekaligus pelajaran yang dibenci Nina. Aku nyengir melihat muka kusut Nina. Bingung kali mau tanya-tanya siapa kalau Pak Doni kasih tugas terus dia tidak bisa. Kan biasanya tanya ke aku sedangkan sekarang aku sama dia enggak akur. Viola? Dia mah enggak sejago aku. Eh, sorry.

"Len," seru Nina dari belakang. Colek-colek punggungku.

"Apa sih, ih?" balasku kesel.

"Ajarin gue," bujuknya.

"Enggak," balasku jutek tanpa menoleh sedikit pun padanya.

"Ajarin Nina, Len, kasihan," ucap Viola. Ya ampun, ini anak ikut campur saja.

"Ogah, biar dia minta diajarin Si Kaca Mata aja teman sebangkunya itu," balasku.

Aku memang duduk sebangku dengan Viola, sedangkan Nina duduk sama cewek kaca mata, namanya Rara. Dia itu pintar, tapi pelit. Kuper pula, duh. Tiap Nina minta ajarin apa pasti Rara langsung menutup bukunya, menyingkirkannya jauh-jauh dari Nina. Takut Nina mengintip hasil tugas. Soalnya Nina kan suka begitu.

"Rara, ajarin gue dong!" rayu Nina. Aku mendengarnya tentu saja. Mereka kan duduk di belakangku.

"Enggak, elo mah minta ajarin juga tahu-tahunya nyalin tugas gue," balas si Kaca Mata. Aku jamin ekspresi Nina pasti kayak udang rebus.

Bel istirahat berbunyi setelah tadi di kelas melewatkan dua mata pelajaran. Pertama matematika, yang kedua sejarah.

Aku, Viola juga Nina berniat menuju kantin. Meskipun aku sama Nina kurang akur tapi kami selalu main bareng. Secara, kami sahabat dari SD. Malu dong kalau teman-teman yang lain sampai menegur pas melihat kami enggak bareng-bareng.

"Hai Lena," sapa seorang cowok berkulit sawo matang yang tidak sengaja papasan. Namanya Aldo. Kakak kelas juga. Dia itu cinta mati sama aku. Tapi sumpah demi apa pun aku lebih minat sama Kak Radit daripada sama dia.

Aku cuma senyum-senyum saja membalas say hai-nya itu.

"Elo mau ke kantin ya, Len?" tanyanya. Terpaksa aku, Viola sama Nina ngladenin dia dulu.

"Kenapa emang Kak? Mau traktir ya? Gue mau banget," celetuk Viola. Aduh ini anak tidak tahu malu banget.

"Boleh, boleh. Gue mah asal bisa bareng Lena aja," balas si Kutu Kupret. Aku dongkol sumpah. Tapi aku diam saja. Soalnya aku juga mau banget kalau ditraktir mah. Haha.

Sementara Nina, dia diam, tidak merespons apa-apa. Aku yakin dia juga pasti mau.

Akhirnya kami berempat jalan bareng menuju kantin 'Cinta'. Sebuah kantin yang memang dipenuhi siswa siswi SMA yang dimabok cinta lokasi.

"Itu Kak Radit," tiba-tiba Nina berseru. Semua mata jadi menuju ke arah sosok Kak Radit yang gantengnya ngalahin Vino G. Bastian. Dia itu tinggi, putih, gagah. Senyumnya manis mempesona dengan lesung di kedua pipi serta dagunya terbelah. Dia itu ganteng. Pokoknya ganteng banget.

"Coba ke sana yuk!" seru Nina yang memang terobsesi banget sama Kak Radit. Bodohnya aku juga mengikutinya.

"Kalian mau ke mana, kita kan mau ke kantin," seru Viola yang akhirnya mengikuti kami juga. Sementara Kak Aldo, aku yakin dia pasti garuk-garuk kepala. Kalau enggak dia pasti gigitin kerah bajunya buat melampiaskan rasa kecewa karena gagal makan bareng cewek secantik dan semanis aku.

Di depan Kak Radit dengan bego Nina garuk-garuk kepala. Ya, dia tadi nekat panggil Kak Radit makanya sekarang kita lagi berdiri bareng dekat ruang kelas XII IPA.

"Kakak mau ke mana?" tanya Nina. Sementara aku cuma ngeluarin muka kecut. Lagian dia agresif amat. Udah tahu Kak Radit milikku. Kan aku yang lebih dulu ngefans.

"Mau jemput seseorang," balas Kak Radit sambil memamerkan senyum manisnya. Nina, aku termasuk Viola cuma bisa menelan ludah tiap melihat dia tersenyum.

"Seseorang siapa Kak?" tanya Viola kemudian. Munafik banget tuh anak. Bilangnya enggak minat sama Kak Radit, selalu risih melihatku sama Nina memperebutkan Kak Radit. Nyatanya dia sendiri tergoda. Aku yakin.

"Mau jemput pacar gue mau makan bareng di kantin," balasnya, "ya udah gue permisi dulu. Pacar gue pasti nungguin," lanjutnya kemudian berlalu. Sementara kami?

"Uwaaaa...,Kak Radit ternyata udah punya pacar," teriak Nina sambil mewek. Aku sama Viola malah bengong. Kaget juga. Secara, selama ini enggak pernah melihat Kak Radit gandeng cewek.

"Patah hati gue," ucap Nina masih mewek. Lebay banget tuh anak. Sumpah aku sama Viola sampai garuk-garuk kepala. Malu banyak yang melihat ke arah kami.

"Udah Nin, pahatin lagi aja hati elo yang patah. Biar utuh lagi gak remuk," hibur Viola sambil menepuk-nepuk punggung Nina.

"Elo juga pasti patah hati kan, Len?" tanya Nina ke aku.

"Enggak. Gue enggak patah hati. Gue masih ada Kak Aldo, dia juga ganteng kok," balasku sambil menjulurkan lidah. Kemudian aku berlari ke arah kantin 'Cinta'. Mencari Kak Aldo, menagih traktiran. Mana boleh aku lupa sama yang gratis-gratis.

Longdu, Agustus 2018

Sort:  

Semangat mba @nianianie terus berkarya

Posted using Partiko Android

Insyaa Allah mbak @putrialfatih
Terima kasih ya. 😘

Iya sama-sama mba @nianianie 😍😘

Posted using Partiko Android

Saya jadi ikut baper bacanya.

Posted using Partiko Android

Masa sih mbak, hehehe
Terima kasih y. 😙

Cinta mulu ni anak😃

Posted using Partiko Android