Jejak Spirit Aceh (III:23)

in #indonesia6 years ago

image (sumber foto: kompasiana.com)

Jika ada yang mengatakan bahwa Aceh menggabungkan fungsi spirit dengan kehidupan sehari-hari. Ya, memang betul adanya. Terbukti dari sejak islam masuk ke Aceh, nuansa-nuansa islami terus dilakukan seiring berkembangnya Aceh hingga saat ini.

Sejauh ini, fungsi spirit memang tidak lagi menghasilkan sistem berpikir dalam kehidupan kebudayaan Aceh. Hal ini, sesuatu yang bersifat spirit tidak mampu diterjemahkan ke dalam realitas kehidupan nyata masyarakat. Sehingga spirit Aceh seolah-olah telah tenggelam ditelan masa. Walaupun, pada dataran fenomena, pusat-pusat yang memberikan kekuatan spirit tersebut masih dapat dilihat secara real. Misalnya ketika ada seseorang yang jatuh atau tertimpa suatu masalah secara mendadak, maka orang Aceh akan mengatakan krue semangat ( hal 759). Istilah krue juga banyak dipakai masyarakat Aceh seperti orang yang sedang melantunkan syair seudati, para petani yang sedang melakukan proses keumire dengan memanggil angin melalui istilah krue dan juga ketika memanggil ayam untuk memberi makan.

Fungsi dari praktik-praktik seperti ini adalah memberikan kembali kekuatan untuk hidup dengan penuh semangat. Disamping itu, praktik yang berusaha menyeimbangkan antara kekuatan dari luar manusia dengan kekuatan yang ada dari dalam diri manusia.

Di sini kata spirit menjadi kunci bagaimana orang Aceh mampu mensinergikan nilai-nilai perjuangan dan kebudayaan. Spirit ke-Aceh-an muncul dari dua poros yaitu poros istana dan poros ulama.