Saya yakin tidak ada yang akan menyangsikan kepiawaian seorang Seno Gumira dalam melahirkan karya yang patut diacungkan jempol. Tidak hanya dari isi novelnya yang berbobot tapi juga betapa tebalnya Nagabumi seri 1, yang ternyata akan lebih tebal lagi seri 2 dan 3. Cerita yang memang tidak umum, bahkan dari serbuan novel import dan kisah metropop lokal, saya yakin Nagabumi akan mendapatkan perhatian dari penggemar cerita silat dan sejarah.
Cerita Nagabumi seri 1 ini menarik ketika saya mulai membacanya. Seperti cerita biografi seorang pendekar tanpa nama yang ia tulis sendiri dalam lempir lontar. Seno Gumira seperti seorang Penulis yang bercerita tentang tokoh pahlawan yang seolah ini bukan fiksi. Bahwa di masa silam Pendekar tanpa nama itu memang ada dan kisahnya layak untuk ditulis dan dikenal banyak orang. Itulah kesan yang saya dapat dari membaca Nagabumi.
Gaya penceritaan dengan menceritakan kembali membuat saya seolah sedang membaca dongeng dari negri masa silam yang di dalamnya terdapat Kerajaan Mataram yang sedang memburu seorang Pendekar yang dikisahkan tak bernama. Pendekar tanpa nama yang mengembara ke negri yang jauh.
Kisah Pendekar Tanpa Nama ini di mulai dari ia yang sudah berumur 100 tahun sedang Semedhi dan terganggu oleh pasukan kerajaan dan para pemburu 10000 keping emas. Dalam semedhinya yang tak hanya setahun dua tahun tapi 25 tahun itu tiba-tiba ia dijadikan sebagai buronan kerajaan. Kehidupan tenang dan damainya sebagai pendekar yang tidak tergiur kekayaan dunia dan jabatan, usai tanpa ia ketahui sebabnya.
Seorang Pendekar yang dibesarkan oleh pasangan pendekar dari Celah Kledung ini tidak hanya memiliki kepandaian ilmu bela diri, tapi juga menulis yang hanya diketahui olrh sedikit orang yang bahkan dijelaskan hanya untuk kepentingan kerajaan bagi siapapun yang bisa menulis. Karena ia memiliki kemampuan menulis itulah maka ia mulai menuliskan kisah hidupnya demi mencari celah kesalahan apa yang sudah diperbuatnya di masa lalu hingga akhirnya sekarang ia menjadi buronan kerajaan.
Kisah kepahlawanan yang luar biasa sejak remaja sudah mulai dilakukannya. Keharusannya untuk mengembara membuat hidupnya banyak melalui ujian. Tak hanya kedamaian yang hilang tapi nyawa pun hampir melayang. Kisah rumit tapi romantis dan humanis.
Pendekar tanpa nama yang sedang mengembara demi mempelajari filsafat untuk melengkapi jurus tanpa bentuk termasuk kisah yang langka. Karena didalamnya tidak hanya cerita menarik tentang seorang pendekar tapi pemahaman filsafat yang juga masuk dalam bagian terpenting. Kisah hindu budha pada masa itu masuk dan berdampingan dalam kehidupan rakyat awam.
Cerita yang mau tidak mau akan mengingatkan pembaca pada sejarah masa lalu. Bahkan di sini banyak dikisahkan juga peran kerajaan dalam pembuatan candi borobudur yang sangat agung. Candi terbesar yang kala itu dibangun oleh banyak pengorbanan. Cerita yang tidak kan disesali meski dibaca sampai berhari-hari karena ketebalan dan sulitnya untuk dipahami tentang filsafat. Rumit dan detail, membuat pembaca harus memiliki konsentrasi tinggi jika ingin memahami cerita dengan baik.
https://steemit.com/indonesia/@ristianti/review-nagabumi-1-jurus-tanpa-bentuk
Buku- buku cerita cukup tebal,buku setebal itu berapa jam dibacanya, like your post.
Jika tanpa melakukan pekerjaan rumah dan tidak jalan-jalan, hanya berkutat dengan buku itu, tiga seri itu dua minggu, pak. Baca marathon... Saking bagusnya itu buku sampe tidak bisa teralihkan oleh hal lain.
Waah cepet juga bacanya sudah hitungan detik dalam sekia kata, sukses, salam untuk P Kodir...haturnuhun.
Apa iya? Saya pikir lama banget saya baca begituan saja. Bilangnya apa kalau ditanyain? Salam dari pak sidik gitu aja?
Mantap kali postingan nya
Terima kasih, Bang.