Pinangan Seulangke - (Budaya Meminang)

in #indonesia7 years ago

DSC_0463.JPG

Salah satu prosesi adat yang mulai di tinggalkan oleh sebagaian masyarakat Aceh adalah prosesi perjodohan ataupun prosesi adat dalam meminang. Zaman dulu ketika seorang pria sampai usia untuk menikah maka keluarga akan mencarikan Dara Baro untuk anaknya yang laki laki. Dalam proses pencarian tersebut jika ada yang ingin dipinang maka keluarga yang laki laki akan mencarikan seseorang yang mengenal keluarga si perempuan sebagai penghubung diantara keluarga didalam bahasa Aceh disebut dengan seulangke.

seulangke adalah perantara awal dalam hal meminta keluarga pihak perempuan untuk dapat menerima pinangan pihak laki laki. Biasanya dalam prosesi awal ini seulangke menggunakan kata kata khas Aceh seperti “Ulon kalon na sibak bungong lam lampoh droeneuh nyang lagak that, galak ulon neut peusunteng bungong nyan” (Hamba Melihat ada sekuntum bunga di pekarangan anda yang sangat cantik, hendaklah saya ingin mensunting bunga itu). Dan biasanya pihak perempuan tidak serta merta menerima tetapi dia juga membalas dengan kata kata serupa seolah melihat dulu siapa keluarga pihak laki laki.

IMG_20171228_135439.jpg

Setelah keluarga perempuan membuka diri dan ingin melanjutkan ke jenjang pertemuan antara keluarga maka seulangke akan membuat jadwal petemuan antara dua keluarga ini. Selanjutnya pihak laki laki akan datang kerumah pihak perempuan dengan membawa kepala desa atau Keuchik beberapa tokoh masyarakat dan tokoh adat dan turut dibawa “ranup” sebagai tanda “peukong haba” dan beberapa talam kue khas Aceh sperti meuseukat.

Dalam pertemuan tersebut kedua keluarga akan menyepakati pertunangannya dan tentang jumlah mas kawin, dan juga menentukan hari pernikahan. Dalam prosesi ini juga dipakai kata kata perumpamaan yang sangat bagus dan romantis bagi masyarakat Aceh. Setelah ada keputusan maka selesailah prosesi adat dalam meminang.

DSC_0467.JPG

Budaya meminang yang seperti ini sudah sangat jarang dilakukan oleh masyarakat pada zaman ini, karena dinilai ribet dan kelamaan, sehingga prosesi adat ini mulai ditinggalkan. Masyarakat sekarang lebih memilih melamar sendiri dan langsung menentukan tanggal pernikahan. Itulah pergeseran nilai nilai budaya yang terjadi saat ini, akibatnya semangat dalam merajut ukhuwan sedikit merenggang dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi yang serba instan.

Sort:  

Saya sudah sangat lama menunggu untuk dapat melaksanakan Budaya ini

Wkwkwkkw... @jeulamei peusapat jeulamei aju

Namun bagiku adat adalah hal yang sangat indah karna sekalipun zaman berubah budaya dan adat akan tetap sama jika kita ingin selalu melestarikannya

Betul sekali @batuejourney dengan budaya punya nilai nilai luhur tersendiri

ureung tanyoe masa jinoe kagalak mita yang free, instan. sigoe jak beujeut laju. inilah jaman now. sep ohnow

Kiban ta peugot ka lagee nyan jaman now hehehhe

nyan keuh seubab jinow hana saling meujaga dan peulihara adatteuh. dalam pepapat kageukhen bahwa " MATE ANEUK MEUPAT JRAT, MATE ADAT PAT TAMITA "
meunan guree.

Mari menikah lagi

Wkwkwkwkw dirimu saja...