Kita adalah Waktu Itu Sendiri

in #indonesian5 years ago

Adalah yang bernilai dalam hidup manusia termasuk waktu. Pun demikian sangat banyak manusia yang tidak mau mengerti jika waktu sesuatu hal yang lebih bernilai dari segalanya. Jika lebih dalam kita merenung, waktu adalah investasi gratis yang diberikan Sang Pencipta untuk kehidupan dunia. Dan perlu difahami, akan datang masa dimana waktu perlu pertanggungjawaban. Itulah hari akhir.

Dalam kehidupan nyata, waktu bisa ditafsirkan dalam banyak hal, sederhananya seumpama siang dengan malam. Di luar keduanya, waktu boleh jadi berkaitan erat dengan diri kita sendiri. Dan pentingnya akan waktu untuk diri juga sudah dipesankan oleh Rasulullah semasa hidupnya. Sayang pesan itu pun jarang kita ingat. Termasuk saya sendiri.

Pada masanya, Rasulullah berpesan kepada seorang pemuda. Sabda Rasul; “Pergunakanlah masa muda sebelum tua, masa sehat sebelum sakit, masa kaya sebelum miskin, masa senggang sebelum sempit, dan masa hidup sebelum mati”. Tentu saja pesan yang terangkum dalam lima hal diatas sangat erat kaitannya dengan waktu.

Dalam bentuk lain, pernah juga kita diingatkan jika waktu seperti pedang, yang sewaktu-waktu akan memotong diri sendiri jika saja kita tidak pandai-pandai dalam menggunakannya. Tampilan ini sangat bijak jika kita mampu fahami dan aplikasi dalam setiap sendi kehidupan. Karena secara nyata, jangan berharap waktu akan menjelma menjadi pedang yang mungkin dilebur menjadi besi kembali.

Lalu, seperti apakah sudah waktu kita gunakan untuk mengisi kehidupan kita?. Ini sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, hanya perlu direnungkan saja agar hidup lebih bermakna.

Dan perlu juga diketahui bahwa tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu memutar kembali waktu, walau itu hanya sedetik saja. Tidak juga waktu dapat menunggu kita, ia akan terus bergulir dan bergerak tanpa bisa dikontrol. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita untuk melakukan yang terbaik untuk mengisi waktu tersisa.

Secara fisik, segala wujud di dunia juga harus dimaknai waktu, kenapa demikian?. Karena tidak ada yang tidak bermula, dan semua yang bermula akan ada akhirnya. Berkaca dari segala wujud, sangatlah adil jika dimaknai bahwa waktu juga terbagi secara merata untuk setiap makhluk yang bergerak atau tidak bergerak di muka bumi ini.

Jelang akhir tulisan ini yang terinspirasi dari seorang temanku saat memotret jam dinding di salah satu warung nasi, ingin rasanya aku sampaikan bahwa waktu tidak seharusnya semua diisi dengan memikirkan isi perut saja. Lebih jauh dari itu, hargailah dan isilah waktu dengan mencari ilmu. Karena Allah berfirman, bahwa tidak akan habis ilmu Allah di dunia ini walau seluruh air laut dan dijadikan tinta untuk menulisnya.

Kurasa tidak ada ruginya jika ilmu dimiliki oleh seseorang. Hanya semua kita sungguh akan rugi jika ilmu yang kita miliki tidak dimanfaatkan untuk kepentingan dan kebaikan ummat dalam mengisi waktu di kehidupan ini.

@pieasant