"Mengenang Dia yang Telah Menorehkan Tinta Sejarah dengan Darahnya Sendiri"

in #islam6 years ago

sayyid quthb.jpg

Tidak bosan rasanya aku mengenang beliau. Apa salahnya mengenang da'i yang menulis serta memperjuangkan Islam dengan darahnya sendiri? Apa salahnya mengenang syaikh yang kitab tafsir dan harakinya demikian kaya akan fragmen siroh? Lebih banyak dari tafsir kontemporer lainnya. Tokoh Ikhwanul Muslimin ini diakui kepakarannya oleh lintas gerakan Islam dan Mazhab.

Syaikh dan da'i yang lahir tahun 1906 M ini seolah ditakdirkan Allah untuk menghidupkan dakwah dan jihad yang sempat kering dari refleksi sirah Nabawiyah. Tokoh harokah sepanjang zaman yang jika beliau meminta royalti di setiap buku-bukunya, niscaya beliau menjadi penulis Muslim terkaya abad 20.

Sebuah penerbit buku Kristen di Libanon terhindar dari bangkrut karena menerbitkan Fii Zhilalil Qur'an karya beliau. Ya tafsir Zhilal isinya begitu revolusioner, menggelorakan sinergi tafsir dan siroh agar dijadikan suatu kekuatan dahsyat dalam konteks kekinian. Wafat beliau pun mirip-mirip sahabat Nabi di tragedi Ar-Raji' dan Bi'ru Al-Maunah.

Sayyid Abu Ala Al-Maududi, ulama terbesar Pakistan di zamannya menangisi kepergian beliau di tiang gantungan thoghut Gamal Abdul Naser. Intelektual besar Islam Syaikh Abul Hasan An-Nadwi sangat menyayangkan sikap rezim Mesir yang begitu mudah menghukum salah seorang ulama-penulis terhebat di masanya. Seorang Raja Faisal menyesali perlakuan zhalim thoghut Naser terhadap da'i yang sangat dihormati ulama dunia pada masanya. Syaikh Abdullah Azzam, ulama Palestina dan bapak jihad kontemporer akan marah-marah jika ada orang yang menyebut Sayyid sebagai "sekedar penulis Muslim, bukan ulama". Sedangkan Ustadzah Zainab Al-Ghazali sang ratu da'iyah Mesir, pemimpin wanita IM dan teman seperjuangan Sayyid Quthb pun pernah mendapatkan liqo langsung darinya. Pernah Zainab membuat kesaksian agak berbeda dari Sayyid Quthb di hadapan pengadilan thoghut Naser. Zainab sampai mengklarifikasi pernyataannya sendiri, "Jika Sayyid bilang begitu (tidak sesuai dengan cerita Zainab) maka Sayyid yang benar. Tidak mungkin beliau bohong." Betapa ratu da'iyah Mesir saja menjarh wa ta'dil Sayyid sampai demikian. Akhlak tersebut bukan lahir sendirinya, melainkan karena Al-Qur'an yang genap dihafalkan beliau kala berusia sangat muda, tujuh tahun.

Beliau pernah menasehati kita tentang definisi (mati) syahid yang amat menggetarkan sanubari kita. Itulah definisi beliau: Syahid adalah Bersaksi bahwa syariat Allah lebih mahal dari hidup.

Oleh: Ilham Martasyabana, pegiat sejarah Islam

sumber :
https://silinfonet.blogspot.co.id/2017/07/mengenang-dia-yang-telah-menorehkan.html