Tiket bus Jerman-Spanyol lebih murah daripada Langsa-Banda Aceh

in #jerman5 years ago

Di pertengahan musim panas saya dan teman-teman sudah mulai merencanakan liburan kami masing-masing. Ada yang memilih untuk pulang ke tanah air, ada juga yang memilih untuk traveling. Dengan lokasi yang cukup strategis di tengah benua eropa, Jerman bukan hanya diincar sebagai tempat yang tepat untuk menuntut ilmu oleh para pelajar di seluruh dunia, namun juga letaknya yang stretegis membuat para mahasiswa yang sedang belajar di negara yang dipimpin oleh kanselir Angela Merkel ini punya banyak peluang untuk mengunjungi negara-negara eropa lainnya. Menemukan dan belajar hal-hal baru yang tentunya berbeda dengan negara kita, Indonesia. Selain bisa masuk tanpa visa, karena Jerman dan beberapa negara Uni Eropa lainnya tergabung ke dalam wilayah „Schengen“, Jerman pun berdekatan dengan negara-negara Eropa lainnya.

Ada beberapa alternatif transportasi yang bisa digunakan untuk bepergian ke negara-negara di benua biru ini, diantaranya bisa menggunakan pesawat, kareta, dan bus. Kali ini kami mencoba menggunakan jasa angkutan umum yang mulai ramai digunakan di Jerman, yaitu bus. Pasalnya sejak seringnya karyawan perusahaan kereta Jerman „Deutsche Bahn“ mogok karena minta kenaikan gaji, maka semakin berjamur pula perusahaan penyedia layanan transportasi alternative di negeri panser ini.
Ada beberapa perusahaan yang menawarkan paket-paket perjalanan murah atau promo-promo jauh hari sebelum musim panas berujung, karena musim ini merupakan masa menikmati liburan bagi warga Eropa. Lain ceritanya dengan musim dingin yang memiliki temperatur minus dan mataharipun hanya bersinar kurang dari sepuluh jam, sebaliknya di musim panas matahari bersinar lebih lama.
Untuk liburan musim panas kali ini saya dan beberapa teman memutuskan untuk menelusuri keindahan beberapa kota di negeri matador Spanyol, yaitu Barcelona dan Madrid. Awalnya kami terkejut ketika melihat langsung promo tiket Köln/Cologne (Jerman) menuju Barcelona (Spanyol) yang berjarak lebih dari 1000 km dengan harga 1 euro atau sekitar 16.349,30 rupiah (kurs tanggal 24 September 2015 Bank Indonesia) untuk sekali jalan atau untuk pulang-pergi seharga 2 euro. Tapi untuk mendapatkan harga promo ini, tiket bus harus dibeli jauh-jauh hari. Kami membeli tiket ini sejak 3 bulan yang lalu, dengan harga semurah ini rasanya tidak akan rugi kalau nanti perjalanan harus dibatalkan karena alasan tertentu. Karena harganya sama seperti harga satu sendok es krim, bahkan di kota-kota tertentu ada harga es krim yang lebih mahal dari ini. Sedangkan ongkos yang harus dibayar untuk perjalanan Langsa-Banda Aceh sekitar 130.000 sampai 200.000an rupiah, sesuai tipe bus yang digunakan. Akan tetapi, harga normal (bukan promo) untuk perjalanan Köln (Jerman) – Barcelona (Spanyol) sekitar 77 euro atau sekitar 1,2 juta rupiah untuk bus malam, dan untuk perjalanan pagi sekitar 99 euro atau 1,6 juta rupiah. Sebagai perbandingan, untuk perjalanan yang berjarak 4 km menggunakan bus dalam kota di Jerman dikenai biaya 2,8 euro (harga berbeda di tiap kota). Tidak dianjurkan untuk membeli tiket bus ke kota-kota tujuan wisata satu bulan sebelum musim liburan, karena otomatis tiket promo sudah habis terjual dan harganya pun jauh melambung.
Setelah beberapakali kami menikmati perjalanan dengan menggunakan bus di Jerman, ada beberapa hal yang membuat bus di Aceh lebih unggul, salahsatunya kenyamanan kursi penumpang. Keunggulan bus di Aceh adalah karena di tiap perjalanan, penumpang diberikan selimut dan bantal untuk bisa istirahat dengan baik selama perjalanan. Berbeda dengan bus di Jerman, mereka tidak menyediakan selimut maupun bantal. Dan juga dilihat dari ukuran bangku, bus di Aceh menyediakan 21 bangku untuk bus nonstop yang membuat penumpang lebih nyaman selama dalam perjalanan, sedangkan di Jerman bus menyediakan 51 bangku sehingga ruang gerak sedikit sempit.
Namun ada juga keunggulan para pelaku bisnis bus di Jerman, salahsatunya jadwal keberangkatan dan kedatangan. Salah satu kelebihan bus di Jerman karena kita tahu jam berapa bus tersebut akan berangkat dan jam berapa akan tiba di tempat tujuan yang paling akan bergeser 15 menit, itupun sangat jarang (setidaknya selama saya menggunakan transportasi ini). Dengan begitu penumpang bisa merencanakan kegiatan lainnya dengan perencanaan yang baik karena penjadwalan yang tepat dari pihak bus. Penggunaan waktu yang efisien juga membuat penumpang tidak harus menunggu lama di terminal, pihak bus di Jerman hanya menyarankan penumpang untuk hadir 15 menit sebelum jam keberangkatan. Dan sebelum 15 menit tersebut, nyaris tidak ada penumpang yang menunggu di tempat pemberhentian bus (Haltestelle). Namun penjadwalan ini mungkin tidak mudah untuk diaplikasikan di Aceh dikarenakan kepadatan pengguna jalan dan lebar jalan di Aceh yang tergolong sempit di beberapa daerah, serta permukaan aspal yang tidak rata akan menguras banyak waktu perjalanan yang tidak bisa serta merta diprediksikan dengan akurat. Keunggulan lainnya dari bus di Jerman adalah system penjualan tiket yang bisa diakses online. Tidak banyak loket di terminal bus yang melayani pembelian tiket, karena bagi supir bus di Jerman, „internet adalah agen perjalanan terbaik”.
Berbicara tentang bus, ada satu hal lain yang membuat Aceh lebih baik dari Jerman. Yaitu eksistensi dari terminal yang ada hampir di semua kota, tidak seperti di Jerman hanya di beberapa kota-kota besar saja yang memiliki terminal atau di Jerman disebut ZOB (Zentraler Omnibus Bahnhof) seperti Hamburg dan Berlin. Contohnya di salah satu kota besar Düsseldorf maupun Köln (Gummerbacherstraße), halte tempat mengangkut penumpang bus antar kota dan antar negara memiliki bentuk sama seperti halte bus dalam kota (kursi panjang yang dipayungi), tidak jauh berbeda dengan halte damri Banda Aceh (salahsatunya di depan perpustakaan wilayah). Biasanya setiap perusahaan bus memiliki haltenya masing-masing yang berada pada lokasi yang sama untuk bus antar kota dan antar negara yang dipisah dengan halte bus dalam kota, namun ada juga beberapa bus yang sharing halte.
Walaupun kebanyakan bus di Jerman dan Aceh menggunakan produk yang sama, yaitu Mercedes Benz, ada plus-minus dari segi pelayanan dan kenyamanan penumpang. Kalau penumpang rajin dalam mengecek perbandingan harga jauh-jauh hari, ada banyak perusahaan penyedia layanan bus di Jerman yang menyediakan harga-harga promo baik untuk antar kota maupun antar negara.

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://blog.zakiulfuady.com/2015/09/28/dari-jerman-ke-spanyol-cuma-1-euro-mau/