MA` BLIEN

in #kesehatan6 years ago

EXISTENSI DUKUN BERANAK DI ACEH.
Praktek dukun beranak sudah lama dikenal di Indonesia, dahulu saat tenaga medis belum ada, masyarakat sangat mengandalkan MaBlien/dukun beranak untuk merawat dan menolong persalinan. Dukun beranak biasanya adalah orang yang dituakan dan dianggap memiliki pengetahuan lebih tentang obat-obatan, pantangan/larangan serta teknik-teknik perawatan dan pertolongan dalam persalinan. Tidak hanya itu Ma Blien/dukun beranak juga memiliki pengetahuan spiritual terkait masalah persalinan, biasanya mareka juga menempati posisi penting (informal) dalam masyarakat.

EXISTENCE GUARANTEED IN ACEH.
The practice of dukun beranak has long been known in Indonesia, once when medical personnel did not exist, the community relied heavily on MaBlien / dukun beranak to care for and help deliver. Dukun beranak is usually an elderly person and is considered to have more knowledge about medicines, abstinence / prohibition and techniques of care and relief in childbirth. Not only that Ma Blien / dukun beranak also have spiritual knowledge related to delivery problems, usually they also occupy an important position (informal) in society.

Pada masa sekarang ini MaBlien/dukun beranak masih tetap hadir memberikan bantuan persalinan walaupun tidak begitu kuat seperti dulu. Masuknya Bidan desa yang disertai dengan program-program Pemerintah terkait masalah kesehatan ibu dan anak, tentunya berdampak terhadap existensi mareka, namun sebagian masyarakat masih mempercayai Ma Blien/dukun beranak untuk merawat dan menolong persalinan mareka. Hal ini tidak lepas dari peran aktif orang tua yang mengarahkan anak/menantunya untuk memilih dan menggunakan jasa Ma`Blien/dukun beranak, apalagi bidan tidak menetap di desa.

At this time MaBlien / dukun beranak are still present giving birth aid although not as strong as it used to be. The inclusion of village midwives accompanied by Government programs related to maternal and child health issues, certainly has an impact on the existence of mareka, but some people still trust Ma Blien / dukun beranak to treat and help their marital childbirth. This is not separated from the active role of parents who direct their children / son to choose and use the services Ma`Blien / dukun beranak, especially midwives do not settle in the village.

Secara medis keberadaan MaBlien/dukun beranak tidak diakui oleh Pemerintah, praktik mareka selalu dilihat sebagai indikator penyebab tingginya angka kematian ibu dan anak. Untuk mengurangi penggunaan praktik-praktik non medis tersebut, hadirnya bidan desa dianggap menjadi salah satu solusi, selain menjadi tenaga penolong persalinan juga menjadi penyebar informasi kesehatan untuk mendidik masyarakat terkait kesehatan ibu dan anak, salah satu strateginya terkadang bidan puskesmas juga mengikut sertakan MaBlien/dukun beranak sebagai mitra mareka dalam menangani persalinan, selain untuk memperkenalkan kepada Ma`Blien/dukun beranak tentang prosedur-prosedur persalinan dari sisi medis, cara ini juga bermanfaat bagi bidan desa untuk bersosialisasi dengan masyarakat

Medically the existence of MaBlien / dukun beranak is not recognized by the Government, their practice is always seen as an indicator of the high maternal and child mortality rate. To reduce the use of such non-medical practices, the presence of a village midwife is considered to be one of the solutions, in addition to being a labor helpperson as well as spreading health information to educate the community on maternal and child health, one of the strategies sometimes the midwife also includes MaBlien / dukun beranak as their partner in dealing with childbirth, in addition to introducing to Ma`Blien / dukun beranak about medical procedures from the medical side, it is also beneficial for the village midwife to socialize with the community


Keberadaan MaBlien/dukun beranak tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan Indonesia secara umum, dan khususnya dalam kebudayaan Aceh. Dalam konteks kearifan lokal MaBlien/dukun beranak mengmbil peran penting dalam berbagai tradisi seperti jok mablien, manoe peut ploh peut, treun manou, juga pengobatan tradisional seperti madeung. Tradisi dan praktek yang dijalankan MaBlien/dukun beranak selalu diwarnai dengan nilai-nilai adat dan agama.

The existence of Ma`Blien / dukun beranak can not be separated from Indonesian culture in general, and especially in Aceh culture. In the context of local wisdom Ma'Blien / dukun beranak take important roles in various traditions such as ma'blien seats, manoe peut ploh peut, treun manou, as well as traditional medicine such as madeung. The traditions and practices of Ma'Blien / dukun beranak are always colored with custom and religious values.

SEKIAN.
Uraian diatas hanya berdasarkan pengamatan pribadi saya. Untuk pembuktian secara ilmiah tentu perlu diadakan penelitian tentang hal tersebut dalam kehidupan masyarakat kita di Aceh.

SEE.
The above description is based only on my personal observations. For scientific verification it is necessary to conduct research about it in the life of our society in Aceh.

please follow, resstem, upvote and coment.