Nasib Hutan Aceh (Aceh Forest Fate) Part 4

in #nature6 years ago (edited)

Halo Stemian..

Apa kabar, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan kesuksesan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amin.


Salah satu potret aksi illegal logging di hutan Aceh. Foto by: @zamzamiali


Masih sama seperti sebelumnya, di kesempatan ini saya kembali ingin melanjutkan postingan saya mengenai kondisi hutan Aceh yang semakin memprihatinkan. Data dan fakta yang saya berikan mengulas tentang kondisi yang terjadi hutan yang ada di 23 Kabupaten dan Kota yang ada di Aceh dan data ini saya dapatkan dari Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA). Yayasan ini sangat fokus mengawal isu-isu lingkungan dan sangat canggih dalam melakukan pengamatan serta pemantauan terhadap hutan Aceh karena menggunakan tekonologi penginderaan jarak jauh dengan memanfaatkan citra dari satelit.


Salah satu potret aksi illegal logging di hutan Aceh. Foto by: @zamzamiali


Ini merupakan postingan Nasib Hutan Aceh yang keempat dan saya sarankan anda untuk membaca tulisan saya di beberapa edisi sebelumnya disini :

1. Nasib Hutan Aceh (Aceh Forest Fate) Part 1

2. Nasib Hutan Aceh (Aceh Forest Fate) Part 2

3. Nasib Hutan Aceh (Aceh Forest Fate) Part 3


Seperti yang sudah pernah saya tulis sebelumnya, dari 23 Kabupaten dan Kota yang ada di Aceh dengan luas wilayah 5.677.081 hektare, Aceh memiliki luas hutan lebih dari setengah wilayah yaitu seluas 3.050.316 pada tahun 2015. Namun, hutan Aceh mengalami deforestasi atau perubahan fungsi hutan menjadi non hutan, seluas 38.392 hektare sehingga hanya tersisa 3.011.924 hektare pada tahun 2017. (38.392 hektare selama periode 2015-2017). Coba anda bayangkan, Aceh pada tahun 2006 masih memilki hutan seluas 3,34 juta hektare menurut data yang dikeluarkan oleh Yayasan Governor Climate and Forest (GCF) Task Force. Selama 11 tahun Aceh kehilangan 3 juta lebih kawasan hutan. Bisa anda hitung berapa luasnya? Saya tidak sanggup menghitungnya.


Penangkapan tersangka pelaku pembalakan liar di hutan Aceh. Foto by: @zamzamiali


Sungguh sayang, hutan sebenarnya hutan memiliki beberapa fungsi yang sangat vital bagi manusia seperti sebagai paru-paru dunia, sumber perekonomian masyarakat, menyimpan air dan menjadi tempat persediaan cadangan air, mengendalikan banjir karena hutan menyerap air saat musim hujan dan lain sebagainya. Namun, seolah-olah dengan alasan uang, pembangunan dan pembukaan lahan baru, hutan dibabat dan dihabisi dengan kejam. Auman mesin pemotong setiap hari mengaum di dalam hutan. Truk-truk pengangkut kayu setiap hari membawa hasil kekejaman terhadap hutan Aceh ke luar daerah, diperjualbelikan layaknya harta sah para pembalak liar (illegal logging). Memang, ada yang ditangkap oleh pihak yang berwajib, tapi dalam jumlah yang sedikit. Sebagian besar lainnya masih bebas menikmati kayu-kayu hutan Aceh yang kualitas dan harganya sangat tinggi.

Dengan sedikit sedih bercampur kesal, saya ingin memperlihatkan kepada anda sekalian data peringkat 1 sampai 10 Kabupaten yang ada di Aceh dengan tingkat kerusakan paling tinggi.


Maaf, tulisannya sedikit kurang jelas dan bahasanya kurang tersusun dengan baik karena saya menulis postingan ini dengan perasaan yang susah saya jelaskan. Bukan bermaksud sok peduli atau terkesan mencari simpati, tapi saya benar-benar sedih dengan kenyataan ini. Niat saya tentu bukan cuma ingin berbagi kesedihan dengan anda, tapi semoga saja postingan ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga kesadaran kita menjaga dan merawat lingkungan terutama hutan semakin meningkat sehingga lingkungan yang hebat akan bisa dinikmati oleh anak dan cucu kita nanti. Silahkan upvote, tinggalkan komentar dan resteem postingan ini jika anda berkenan.


Bersambung...


SALAM KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA (KSI)

SALAM KSI CHAPTER EAST ACEH

ENGLISH :

Hello Stemian..

How are we, all of us always given health and success by God Almighty. Amen.

Still the same as before, on this occasion I again want to continue my posting about the condition of Aceh's forests are increasingly apprehensive. The data and facts that I gave about the condition of the existing forest in 23 districts and cities in Aceh and this data I got from Hutan Alam and Lingkungan Aceh (HAkA) Foundation. This Foundation is very focused on guarding environmental issues and is very sophisticated in conducting observations and monitoring of Aceh's forests using remote sensing technology using satellite imagery.


Illegal logging action in Aceh forest. Photo by: @ zamzamiali


This is the fourth post of Aceh Forest Fate and I suggest you to read my writing in some previous editions here :

1. Nasib Hutan Aceh (Aceh Forest Fate) Part 1

2. Nasib Hutan Aceh (Aceh Forest Fate) Part 2

3. Nasib Hutan Aceh (Aceh Forest Fate) Part 3


As I've written before, from 23 districts and municipalities in Aceh with an area of 5,677,081 hectares, Aceh has a forest area of more than half of the area of 3,050,316 in 2015. However, Aceh's forests are experiencing deforestation or changes the forest function becomes non-forest, covering an area of 38,392 hectares, leaving only 3,011,924 hectares in 2017. (38,392 hectares during 2015-2017 period).

Just imagine, Aceh in 2006 still has forests of 3.34 million hectares according to data released by the Governor Climate and Forest Foundation (GCF) Task Force. For 11 years Aceh lost 3 million more forests. Can you calculate how much? I can not count them.

It is a pity that forests actually have several functions that are vital to human beings such as the lungs of the world, the source of the community's economy, storing water and becoming a reservoir of water reserves, controlling floods because forests absorb water during the rainy season and so on.


Arrest of suspected illegal loggers in Aceh forest. Photo by: @zamzamiali


However, as if by reason of money, the construction and opening of new land, the forests were cleared and cruelly exterminated. The roar of a mower every day roars in the forest. Trucks carrying timber every day brings cruelty to Aceh's forests out of the region, traded like illegitimate loggers of illegal loggers. Indeed, some are captured by the authorities, but in small amounts. Most of the others are still free to enjoy Aceh's timber forest which is of very high quality and price.

With a little sad mixed up, I want to show you all the data ranked 1 to 10 districts in Aceh with the highest level of damage.


Sorry, the writing is a little less clear and the language is less well organized because I write this post with a feeling that I hard to explain. Not mean to be caring or impressed looking for sympathy, but I am really saddened by this reality. My intention is certainly not just to share the sadness with you, but hopefully this post is useful for all of us and hopefully our awareness of maintaining and taking care of the environment, especially forests is increasing so that a great environment will be enjoyed by our children and grandchildren later. Please upvote, leave comments and resteem this post if you wish.


To Be Continued...


THANKS FOR YOU VISITING MY BLOG

INDONESIA STEEMIT COMMUNITY

Follow me : @zamzamiali

Sort:  

Selamatkan hutan demi anak cucu kita

Bisa jadi anak cucu kita nanti tidak bisa merasakan nikmatnya punya alam yang luar biasa.

sungguh disayangkan, ulah si pencuri, dampaknya bukan hanya kita tertapi dirinya dan keluarganya.

Mereka tidak pernah peduli dampak dan akibatnya, semua karena uang

Data ini harus segera ditanggapi..
Kabarkan pada dinas kehutanan atau walhi. Bjar segera di tindak lanjuti

Tidak ada tanggapan dari dinas. Walhi? Hehehe.

Kita harus peduli dgn hutan di Aceh , dengan tulisan kita bisa mengubah pemikiran masyakarat agar mencintai hutan untuk masa depan bang @zamzamiali

Ya bg @munandar. Melalui postingan ini dan melalui berita yang kita buat setiap saat, diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat. Setidaknya, sedikit saja.

Bak mesambong inan bereh...

Manteng panyang that cerita. Hehehe..

Luar bias @zamzamiali lanjutkan perjuangan mu menjaga kelestarian hutan Aceh. Salam KSI

Terima kasih atas kunjungannya kanda @ilyasismail. Saya tidak bisa sendiri, ini harus diperjuangkan oleh orang banyak.