Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah

in #novel6 years ago (edited)

Assalammualaikum.
Apa kabar Steemian semua?

Postingan kali ini saya lagi-lagi akan mereview sebuah buku yang sudah lama sekali direkomendasikan oleh adik saya @renijuliani dimana novel ini tak kalah menariknya dari buku-buku yang saya review sebelumnya. “Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah” merupakan sebuah novel karangan Tere Liye.

image

Siapa yang tidak kenal dengan karya Tere Liye. Tere Liye merupakan nama pena dari seorang lelaki bernama Darwis. Dia juga dikenal dengan berbagai quote yang dibuatnya di media sosial yang pastinya sangat digemari oleh para pecinta sastra dari semua kalangan.

Novel ini dikemas dengan sangat sederhana, menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Alur yang berbeda dari novel pada umunya dan didukung oleh latar belakang Kota Kalimantan yang kental akan bahasa daerahnya. Dengan mendeskripsikan cerita secara detil, Tere Liye membuat si pembaca seperti berada nyata di atas sepit “Borneo” bersama dengan Bang Borno yang membelah lembut Sungai Kapuas dengan sepitnya dan merasakan angin Pontianak membelai wajahnya.

Ya. Benar sekali. Borno merupakan tokoh utama dalam novel ini. Di usianya 12 tahun, Borno kehilangan ayahnya dan hidup berdua bersama sang Ibu. Borno hidup di tengah keluarga nelayan yang memiliki rasa kekeluargaan yang sangat erat. Karakter Borno ini sangat istimewa, dia memiliki sebutan sebagai “bujang yang memiliki hati paling lurus sepanjang Sungai Kapuas”.

Setelah mencoba berbagai pekerjaan. Mulai dari bekerja sebagai buruh pabrik karet, petugas karcis di dermaga feri, dan petugas SPBU. Pada akhirnya Borno memutuskan untuk menjadi penarik sepit, kapal kecil yang mengantarkan penumpang dari dermaga satu ke dermaga yang lainnya. Disinilah awal mulanya dia bertemu Mei, si gadis berpayung merah.

Cerita cinta antara Borno dan Mei dikisahkan sangat sederhana dengan perasaan malu-malu dan tidak terburu-buru. Dua insan yang memiliki latar belakang yang berbeda baik dari suku-adat, gaya hidup, lingkungan, dan keluarga. Tapi tak pernah mengalahkan cinta mereka. Sampai situasi dari masa lalu datang memperumit segalanya.

image

“Cinta adalah perbuatan.” Ini merupakan petuah dari Pak Tua kepada sahabat Borno, Andi. Tokoh Pak Tua ini yang juga paling tidak bisa saya lupakan. Pak Tua yang sangat bijak dengan semua nasihat dan petuah yang diberikan untuk Borno dan juga Andi, sahabat karib Borno anak pemilik bengkel. Pak Tua adalah orang yang penting bagi Borno setelah Ibunya. Orang yang selalu dirasakan sebagai pemecah masalah yang dihadapinya. Bahkan juga tempat curahan hatinya tentang Mei, gadis yang dicintainya.

image

Seperti biasa, saya akan membagikan setiap kutipan yang saya rasa sangat menyentuh perasaan saya. Beberapa kutipan ini disertai halaman jadi mempermudah pembaca untuk mencari letak dimana kutipan itu berada.

“Perasaan adalah perasaan, meski secuil, walau setitik hitam di tengah lapangan putih luas, dia bisa membuat seluruh tubuh jadi sakit, kehilangan selera makan, kehilangan semangat, hebat sekali benda bernama perasaan itu."Dia bisa membuat harimu berubah cerah dalam sekejap padahal dunia sedang mendung, dan di kejap berikutnya mengubah harimu jadi buram padahal dunia sedang terang benderang.” (hal.132)

"Sembilan dari sepuluh kecemasan muasalnya hanyalah imajinasi kita. Dibuat-buat sendiri, dibesar-besarkan sendiri. Nyatanya seperti itu? Boleh jadi tidak." (hal.133)

"Dunia ini terus berputar. Perasaan bertunas, tumbuh mengakar, bahkan berkembangbiak di tempat yang paling mustahil dan tidak masuk akal sekalipun. Perasaan-perasaan kadang dipaksa tumbuh di waktu dan orang yang salah" (hal.146)

"Camkan, bahwa cinta adalah perbuatan. Nah, dengan demikian, ingat baik-baik, kau selalu bisa memberi tanpa sedikit pun rasa cinta, Andi. Tetapi kau tidak akan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi" (hal.168)

"Cinta sejati selalu menemukan jalan, Borno. Ada saja kebetulan, nasib, takdir atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir cemas, setta berbagai perangai norak lainnya" (hal.194)

"Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi kau pamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan dia semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu" (hal.428)

"Berasumsi dengan perasaan, sama saja dengan membiarkan hati kau diracuni harapan baik, padahal boleh jadi kenyataan tidak seperti itu, menyakitkan" (hal.429)

"Langit selalu punya skenario terbaik. Saat itu belum terjadi, bersabarlah. Isi hari-hari dengan kesempatan baru. Lanjutkan hidup dengan segenap perasaan riang." (hal 430)

"Camkan ini, anakku. Ketika situasi memburuk, ketika semua terasa berat dan membebani, jangan pernah merusan diri sendiri. Orangtua ini tahu persis. Boleh jadi ketika seseorang yang kita sayangi pergi, maka separuh hati kita seolah tercabik ikut pergi. Tapi kau masih memliki separuh hati yang tersisa, bukan? Maka jangan ikut merusaknya pula. Itulah yang kau punya sekarang. Satu-satunya yang paling berharga." (hal 479)

image

Buku ini mengajarkan saya dan juga setiap pembacanya untuk tidak menghabiskan masa muda dengan hal yang dibilang sia-sia, untuk terus berjuang dan berfikir positif.

Ayo baca bukunya kak @jumaydafajar @Deshavitra dek @yusna1803 @ridharinaldi dan Mori.

Sekian review dari saya. Semoga bisa bermanfaat bagi Steemian semua. Amin.

Sort:  

Congratulations @renajuliana89! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!