Senandung Rasaku

in #peotry6 years ago (edited)


pixabay

Aku menggantikan serintik hujan berkisah, semua telah tertuang melalui bulir air mata setelah sekian lama tersimpan dalam raga. Lantas mengapa kau meragu? Bukankah sama seperti petani yang kau hirau di kala kemarau menyapa?

Aku menghadirkan serintik rindu, saat kasih menyeruak merobek robek pagar hati, lalu lepas bernyanyi pada luasnya bentangan cakrawala. Bukankah sama seperti demonstran yang terhimpit himpit dengan beribu alasan di depan pagar megahmu?

Aku menanam bibit bibit cinta di kala senja, walau cinta itu sendiri yang memberangus ego dalam kalut, takut atau pengecut. Entahlah, Bukankah itu sama seperti rasamu pada sekawanan dalam tembok indahmu?

Aku memupuk rasa dengan darah kalbu, tumbuh indah seperti mawar berseri kemerah merahan. Dari balik dinding hatiku, tak henti henti aku meresah di kala butir embun tak rata hinggap di setiap ilalang sudut kota. Sedang aku tak mengerti, mengapa kau mencumbu lingkaran embun embun itu.

Februari 2018