Kehadiran Kepala BBSU Bikin Omong-omong Sastra di Binjai Istimewa

in #peristiwa6 years ago (edited)

IMG_20180326_181402.JPG

Binjai - Omong-omong Sastra (Oos) Sumatra Utara edisi kedua tahun 2018 yang berlangsung di kampus Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Budidaya Binjai, Minggu (18/3/18) lalu terbilang istimewa, yaitu berkat kehadiran Kepala Balai Bahasa Sumatra Utara, Dr Fairul Zabadi. Sejak tahun 1976 kegiatan OoS berdiri, baru kali ini turut dihadiri kepala balai bahasa setempat.

"Kami turut terharu dan bangga, sebab baru di tempat kami inilah Kepala BBSU bisa hadir langsung. Ini merupakan keistimewaan tersendiri bagi kami," sebut penggagas OoS di Binjai, Saripuddin Lubis, M.Pd., kepada steemit.com, Senin (26/3/18).

Menurut Saripuddin, kegiatan OoS putaran kedua tahun 2018 di Binjai merupakan inisiatif program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Budidaya Binjai, yang disetujui Koordinator OoS Mihar Harahap dan Damiri Mahmud. Seusai OoS putaran pertama di Rantauprapat, Labuhanbatu, Januari 2018, pihaknya menyatakan kesediaan menjadi tuan rumah putaran kedua.

Rumah Kedua Sastrawan

Kepala BBSU Fairul Zabadi pada pembukaan OoS mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik dan mendukung kegiatan tersebut. Apalagi, OoS dicetuskan oleh sastrawan sendiri pada tahun 1976 dan menjadi sejarah tersendiri bagi perjalanan sastra di Sumatra Utara.

"Sumatra Utara telah melahirkan Amir Hamzah, Chairil Anwar, Armyn Pane, dan banyak lagi sastrawan hebat lainnya. Untuk itu, kami patut memberikan apresiasi pada gerakan bersastra Omong-omong Sastra ini, " kata Fairul.

Fairul memahami, kegiatan Omong-omong Sastra yang telah berjalan selama 42 tahun itu juga mendidik sastrawan muda. Karenanya, pihaknya bersedia menjadi rumah kedua bagi sastrawan.

"Mari jadikan Balai Bahasa Sumatra Utara rumah kedua sastrawan. Kami tidak hanya sahabat, tetapi sekaligus mitra dalam pembinaan dan pengembangan sastra di daerah ini," katanya.

Ia mengatakan, banyak kegiatan instansinya terkait sastra. Apalagi, penguatan pendidikan karakter terutama bisa dilakukan melalui sastra. "Pembentukan penguatan karakter sesungguhnya muncul dari sastra. Untuk itu, kami melakukan serangkaian kegiatan literasi, di antaranya melalui penerbitan cerita anak yang saat ini materinya tengah disayembarakan," ujarnya.

Screenshot_20180326_131117.png

Kritis

Omong-Omong Sastra yang berlangsung seharian ini menampilkan narasumber sastrawan yang juga peneliti dari Balai Bahasa Sumatra Utara, Suyadi San, yang mengulas antologi 'Jalan Pilihan Raja Pardamean' karya guru-guru yang tergabung dalam anggota AGBSI Sumatra Utara.

Pembicara kedua Novianti (mewakili AGBSI Sumatra Utara) memaparkan 'Menelusuri Jejak Plagiarisme', Mastar Muham (mewakili AGBSI Sumatra Utara) membahas 'Perjalanan Sastra di Kota Binjai', dan seorang penulis muda yang bergelut dalam penerbitan Alda Muhsi membahas ' Bijak dalam Memilih Penerbit'.

Acara berlangsung seru dan hangat. Begitu banyak pertanyaan kritis yang muncul dari para peserta pertemuan. Diskusi seputar materi yang hangat tersebut memang menarik. Hal yang unik pada OoS memang selalu hadir. Pertanyaan-pertanyaan kritis selalu diajukan para peserta.

Menurut Koordinator Omong-omong Sastra, Mihar Harahap, diskusi memang harus berlangsung kritis agar kegiatan ini menjadi hidup. Hal unik lain dalam OoS yang sudah berusia 42 tahun ini adalah bahwa seluruh pembicara yang tampil hadir dengan suka rela tanpa ada bayaran sedikit pun, baik mereka yang tidak punya gelar sampai kepada orang yang paling hebat sekalipun, termasuk beberapa guru besar dari beberapa kampus Sumatra Utara yang pernah menjadi narasumber.

Acara ini sendiri diawali pembacaan doa oleh Syawaluddin Siregar, M.Pd. Selanjutnya sambutan selamat datang dari ketua Panitia Sri Kurnia Hastuti Sebayang dan yang mewakili kampus STKIP Budidaya Binjai, Surya Wibawa, S.H., M.H.

29366235_1603334159736371_633406637799563002_n.jpg

Tampak hadir para sastrawan, antara lain Pembina Omong-omong Sastra yang juga sastrawan senior Damiri Mahmud, Sulaiman Sambas, Mihar Harahap, Hasan Al Banna, Idris Siregar, Jaya Arjuna, J.Anto, Hidayat Banjar, Malubi, Suyadi San, M. Yunus Tampubolon, Adi Mariadi, S.Ratman Suras, Rosmawati Harahap, Saripuddin Lubis, Tanita Liasna, Asnidar beserta Anggota Kelas Menulis Sanggar GENERASI medan, dan beberapa nama lain. Hadir pula sastrawan asal Sumatra Barat, Syarifudin Arifin dan Arbi Tanjung.

Selain itu, para guru bahasa Indonesia Sumatra Utara yang tergabung dalam AGBSI (Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia) Sumatra Utara. Para pengurus dan anggota AGBSI yang hadir antara lain Saripuddin Lubis selaku ketua Umum AGBSI Sumut dan Wakilnya, Ipa Ratna Mutiara.

Pengurus inti yang lain, seperti Reny Agustina, Novianti, Mastar Muham, Faulina, Lasma Rohani Siregar, Herni Fauziah, Zainal Arifin, Dian Safitri Dewi, Asmawati, dan Syamsul Agus. Ikut berpartisipasi selaku tuan rumah para dosen dan para mahasiswa STKIP Budidaya dan mahasiswa dari kampus terdekat.

Pada acara Omong-omong Sastra tersebut juga ditampilkan beberapa pertunjukan sastra seperti Musikalisasi Puisi oleh anak-anak Komunitas 'Rumput Hijau'dari SMA Negeri 2 Binjai binaan Ibu Novianti. Selain itu tampil juga lantunan Dendang Syair oleh Emi Jopiolista dari STKIP Budidaya Binjai.

Sebelumnya dilaksanakan peluncuran antologi puisi 'Lelaki Penenun Cinta'karya Tanita Liasna, penyair, sekaligus pengajar di STKIP Budidaya Binjai. (syd)

Sort:  

Wah, Pak Fairul ternyata pindah ke Medan😝

Iya. Kenal ya, Rin?

Terus menggeliat dan bergiat, tak sekadar omong-omong. Hahahaaa....

Rindu ke Medan lagi aku jadinya..